You'll Never Walk Alone

8:19 AM


When you walk through a storm

Keep your chin up high
And don't be afraid of the dark.
At the end of the stormIs a golden sky
And the sweet silver song of a lark.

Walk on through the wind,
Walk on through the rain,
Tho' your dreams be tossed and blown.
Walk on, walk on
With hope in your heart
And you'll never walk alone,
You'll never walk alone……………Gerry & The Pacemakers 




Pernah ga ngalamin kejadian yang membuat lo semakin yakin bahwa kita emang ga pernah berjalan sendirian di muka bumi ini, meskipun yang terlihat hanya raga diri sendiri? Gue yakin banyak hal yang sebenarnya menunjukan bukti bahwa kita ga pernah berjalan sendirian di muka bumi ini namun cuma sedikit saja yang menyadarinya. Tanya kenapa? Karena kita terlalu sibuk dengan kejadiannya, sibuk dengan diri sendiri, sibuk memikirkan efek dari setiap kejadian tanpa pernah memberikan ruang untuk berpikir tentang hikmah yang terjadi dibalik sebuah kejadian (tunjuk diri sendiri :)).

Well, baru-baru ini gue mengalami kejadian yang sebenernya sederhana banget tapi kalau dipikir kembali, kejadian ini adalah bukti sederhana bahwa gue ga pernah dibiarkan berjalan kesusahan ataupun kesenangan sendirian di muka bumi ini. Selalu ada Yang Maha Penolong, yang siaga 24 jam tanpa pernah tidur, yang selalu sigap mengawasi gerak-gerik makhlukNya, yang memberikan sentilan-sentilan kecil lewat kejadian supaya kita selalu mengingatNya, selalu berpegang kepadaNya, selalu menyakini bahwa kita ga pernah berjalan sendirian di muka bumi ini.

Suatu pagi di tanggal 25, seperti hari biasanya, gue udah siap siaga untuk berangkat ke kantor. Hari itu cerah ceria banget tapi cuaca yang cerah ceria ini ga bisa menutupi kegelisahan yang ada di hati. Tanya ada apa? Yap, ada beberapa hal keuangan yang harus diselesaikan pagi itu. Masalahnya adalah, ga ada satu lembar uang pun yang  tersisa di dompet bahkan sekedar untuk membeli tiket kereta pagi itu. Poor me. Ada beberapa pengeluaran tak terduga yang menyebabkan moneter lokal. Sejak malam sebelumnya, gue udah bingung mikirin hal ini. Kepikiran banget buat pinjem uang ke orangtua atau adik atau temen, tapi gue terlalu gengsi untuk melakukannya. Selain itu juga, gue ga pengen nyusahin orang meskipun orang itu adalah keluarga sendiri. Entah kenapa gue ngerasa semua ini bakalan selesai tanpa harus nyusahin orang lain.

Kebetulan hari itu gue diantar ayah sampai stasiun. Di tengah jalan, gue sempet mampir sebentar ke ATM untuk cek gaji yang biasanya memang diterima setiap tanggal 25, siapa tahu sudah dikirimkan, pikir gue dalam hati. Nilai uang yang tidak seberapa buat sebagian orang itu adalah sumber hidup gue sebulan ke depan dan sumber gue untuk menyelesaikan urusan keuangan pagi itu. Gue udah ngarep banget gaji itu sudah dikirimkan namun ternyata harapan tinggal harapan, saldo di rekening masih di posisi yang sama. Maka melangkahlah gue keluar ATM dengan muka senyum namun otak kusut, “Hadeuhhhhh, beli tiket pake apa ini??? Minta uang sama ayahhh??? AAhhhh jangan, jangan jangann….!”, monolog yang membuat otak semakin kusut. Mungkin ada yang berpikir, “Apa susahnya sih minta uang dulu sama Ayah, toh nanti juga diganti?”, gue sebenernya setuju dengan pemikiran itu, cuma gue terlalu keras kepala, terlalu gengsi, dan ga mau nyusahin siapapun. That’s it.

Sampailah gue di stasiun. Setelah Ayah pergi, gue pun melangkah ke dalam stasiun. Biasanya gue langsung menuju loket dan berlari menuju peron. Kali itu gue bingung. Bingung setengah mampus, mau naek kereta ga punya karcis, mau beli? Beli pake apaahh??? Kusuttt. Asemmmm.

Gue pun berdiri di pintu masuk. Mata ini mengawasi orang-orang yang hilir mudik, berkejaran dengan waktu demi sumber hidup mereka. Tangan gue merogoh tas, berharap ada uang yang terselip di sisi-sisi tak terduga. Nihil. Tak ada uang yang ditemukan, yang ada hanya beberapa tiket yang sudah expired. Sempat terlintas untuk curang, yaitu naek kereta menggunakan tiket expired ini. Namun nyali menciut saat memikirkan hal terburuk terjadi, kepergok tiketnya expired dan disuruh ganti rugi berlipet-lipet. Aish, urusan bisa lebih berabe. Gue pun bergidik ngeri. Selanjutnya hanya bisa menghela nafas, gue bener-bener nyerah, ga tahu harus apa.

Setelah berdiam diri sekitar sepuluh menit, gue pun memutuskan untuk melangkah keluar stasiun, menuju ATM. It’s crazy you know? Baru sebentar yang lalu gue ke ATM buat cek uang dan hasilnya Nihil, sekarang, gue balik lagi ke ATM...??? Kemungkinan ada perubahan nilai uang itu kecil. Tapi, ga tahu kenapa, gue terus berjalan menuju ATM, seperti ada yang mengarahkan untuk pergi ke tempat dingin itu.

Sampai di sana, gue pun membuka dompet dan mengambil kartu. Herannya kartu yang gue ambil bukan kartu yang biasa dipakai, tapi kartu yang udah lama banget ga disentuh. Entah kenapa gue milih kartu itu padahal sama sekali ga pernah terlintas dalam otak untuk menggunakannya, karena seinget gue ga ada uang di sana.

Seperti ada yang mengarahkan, gue pun akhirnya memasukan kartu itu ke ATM dan tanpa memeriksa saldonya terlebih dahulu, gue memilih transaksi penarikan, mengetikan sejumlah uang yang diperlukan. Dan lo tau??? Gue kaget setengah mati saat mesin memproses transaksi, bukan pesan gagal atau saldo yang tidak mencukupi yang muncul, tapi pesan sukses yang berkedipan dilayar. Betapa dunia seperti tersenyum dan berkata, “Selamat, anda menang undian ^^”.

Rasanya bener-bener ga percaya. Bener-bener ga percaya. Kalo  bisa loncat-loncat dari ATM ke stasiun, udah gue lakuin deh. Tanpa lo duga-duga, tanpa pengarapan yang sebegitunya, dalam sekejap mata, ga nyampe tiga menit, semua kesusahan yang sedari tadi mencengkram tiba-tiba menghilang begitu aja. Solusi disodorkan begitu saja dan selesai semua kesusahan. Urusan keuangan yang harus diselesaikan pagi itu sebentar lagi akan terselesaikan. Alhamdulilah. Alhamdulilah.

Gue yakin ini bukan suatu kebetulan. Gue yakin ada yang memperhatikan gue sedari tadi, memperhatian bocah yang kebingungan setengah mampus, kemudian Dia membimbing gue untuk pergi ke ATM , membantu gue memilih kartu, menyelesaikan semua kesusahan. Ya, ada Invisible hand dibalik semua ini.

Keyakinan bahwa semua kesusahan ini akan selesai tanpa harus menyusahkan orang lain, dibuktikan sudah. Kejadian ini sederhana banget, suerrr.. tapi kejadian sederhana ini yang membuat gue semakin yakin, selalu ada Dia yang akan menolong. Selalu ada Dia yang menemani. Selalu ada Dia di setiap desah nafas. Dia selalu ada. Tapi, kita ga selalu sadar bahwa Dia yang paling setia karena kita tertipu hal semu yang setiap hari berseliweran. Kita ga pernah dibiarkan berjalan kesusahan atau kesenangan sendirian di muka bumi ini. Dia selalu memperhatikan. Dia selalu ada untuk kita. Hanya Dia tempat berharap terbaik, yang ga akan menciptakan kecewa seperti halnya ketika kita berharap kepada manusia. Ketika semua orang meninggalkan kita sendirian, sesungguhnya kita ga benar-benar sendiri, kita masih punya Dia, selalu ada Allah SWT. Masihkah ingin mengingkariNya?

You will never walk alone, never walk alone…Happy Ied Mubarok ^^

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts