Buka mata, lihat lebih dekat..

3:26 PM



Saya seneng motret dan dipotret. Noted. Entah kapan dimulainya, sel2 kesenangan itu muncul dan perlahan menyelinap dalam kapiler tubuh, berkumpul, bersatu, dan menjadi segumpal ingin. Ingin sekali bermain2 dengan kamera, melukis dengan cahaya. 

Waktu kuliah dulu, saya pernah ikut kelompok fotografi. Entah karna ikut arus dan supaya keliatan eksis saja, entah karna memang seneng bermain2 dengan cahaya. Apapun alasannya, kelompok yang sekarang tinggal nama itu telah memberi pelajaran dasar tentang melukis dengan cahaya, tentang menangkap momen, tentang komposisi yang enak dilihat, dsb dsb.. meskipun semuanya masih jadi hal yang sulit buat saya praktekan. Paling ga, ilmu itu masih dipakai sampe saat ini. 


Well, seiring berjalannya waktu, keinginan untuk punya kamera digital semakin merajalela. Pengen banget punya.. Maka, disaat ada rejeki turun dari langit, saya beli lah kamera second lengkap dengan lensanya. Rasanya senang betul bisa menggenggap keinginan yang sudah lama didamba, persis seperti seorang single yang menemukan soulmatenya. Berjuta rasanya. 


Sayang, karena kurang getol cari informasi tentang kamera dan lensa, saya dapet barang yang kurang ok, meskipun masih bagus untuk digunakan. Kekurang-ok-an itu semakin terasa saat membandingkan gambar dengan teman lain, hasil dari kamera keluaran terbaru. Ada rasa, "aishhh..kenapa begini ya, nyesel deh..bla bla bla..", sampe akhirnya males pakai kamera tersebut, pengen beli kamera yang lebih baik. That's a human, ga pernah puas dengan yang dimiliki saat ini, selalu ingin ingin dan ingin. 


Sampai suatu ketika, seorang paman yang tahu kesenangan saya tersebut bertanya, "masih motret?", dan saya jawab dengan haha hihi tanpa arti. Tanpa ada skenario apapun, mengalirlah obrolan tentang foto, kamera, lensa, dan turunannya. Sangat menyenangkan ngobrol dengan dia, easy going, dan enak nyampein wejangan. Di akhir obrolan, paman saya itu bilang, "sekarang mah belajar dulu dengan yang ada, manfaatin dulu yang ada, sampe nanti waktu terbaik untuk memperbaiki alat datang. Kamera cuma alat, yang ga akan ngehasilin gambar apapun tanpa ada keinginan untuk bergerak menangkap momen. Seorang yang sekarang hebat bermula dari kamera sederhana, dia jadi hebat bukan karena kameranya, tapi karena kegigihannya untuk eksplorasi apa yang dia punya..." 


Rasa-rasanya jleb banget. Apa yang baru disampaikan paman saya itu bikin saya mikir, "mungkin karna qt ga kenal betul alat/media yang sekarang dipakai, maka hasilnya ya begitu2 aja..", tak kenal maka tak maksimal, Kurang lebih begitu ibarat yang tepat untuk menggambarkan kondisi tersebut. 


Sejak saat itu, kamera yang apa adanya itu saya buka kembali dan kami mulai berkenalan kembali, sampai saat ini kami masih dalam tahap pedekate lho :) 


Pada akhirnya yang bisa dilakukan adalah menerima kenyataan. Penerimaan itu wujudnya dengan mau mengenal lebih jauh dan melihat sisi baik dari hal/alat/media/apapun yang kita miliki saat ini. Sesederhana apapun hal/media/sarana/apapun yang kita miliki, akan terasa "begitu aja" kalau tidak mengenal dengan baik, tidak dieksplorasi dengan baik. Alat adalah alat, benda mati yang ga akan menghasilkan sesuatu tanpa adanya "gigih" untuk terus memanfaatkannya, seoptimal mungkin. So, sudahkah anda berkenalan dengan media/sarana/apapun yang anda miliki saat ini? 


Happy weekend :)

You Might Also Like

1 comments

Popular Posts