Potret Pagi

10:42 AM

Hari ini, sebagian umat islam sudah mulai berpuasa, sedangkan sebagian lainnya mulai berpuasa esok hari. Perbedaan yang sudah ada sejak lama ini, cukup disikapi dengan saling hormat menghormati, persis seperti yang diajarkan guru PPKN semasa sekolah dulu. Stop blaming dan ngerasa paling bener sendiri. Kalau emang ga bisa sejalan, kenapa harus dipaksakan? Sama halnya dengan, "kalau tidak berjodoh, kenapa harus bersedih kalau tak sejalan?", nah lo, knp bwa2 jodoh2an segala? 

Sama seperti kemarin, hari ini Commuter membawa saya kembali ke Jakarta, namun dengan hiruk pikuk yang sedikit berbeda dari hari biasanya. Agak sepi manusia, dan gerbong menyisakan ruang gerak lebih yang membuat badan ini "bernafas" lebih banyak. Sebuah harapan terbersit, semoga seterusnya seperti ini, amin. 

Di Stasiun Manggarai, saat melewati jalur 5 menuju jalur 2, mengejar commuter Tn.Abang, mata ini menangkap sesosok manusia yang tiba2 saja terekam dengan baik di otak, dan membuat saya, di sepanjang sisa perjalanan terus mengamatinya. 

Umurnya mungkin belum genap 12 tahun, tetapi parasnya lebih keras dibandingkan wajah anak2 seumurnya. Tanpa alas kaki dia berdiri di pinggiran jalur 5, tangan kirinya memegang rokok putih. Baju dan celananya jauh dari kata rapi kalau tidak ingin dibilang kumel. Celana dililit ke atas, dan diberi ikat pinggang unik berwarna hitam bernama tali rafia. Kok tau? Iya, tali rafianya menggantung dan menyembul keluar. Badannya penuh luka koreng. Tangan, kaki, telinga. Orang2 berusaha menghindarinya dan menganggapnya tidak ada. Sementara dia, dibalik rupanya, berteriak2 mengingatkan manusia2 yang melewati jalur 5 untuk berhati-hati, dan mengingatkan bahwa di jalur 2 sudah ada kereta tanah abang. Tapi siapa peduli dengan teriakannya? Poor boy.. 

Tiba2 aja gue jadi melankolis. Ini cuma potret kecil dari segambreng kenyataan tentang anak2 jalanan. Kemana orangtuanya? Kenapa di saat seharusnya mereka bermain dan belajar, mereka malah berkeliaran, bergumul kerasnya hidup. Miris ngeliatnya. Dimana ya yang katanya fakir miskin dan anak terlantar dipelihara negara? 

Source Foto : 
http://coretanyahone.files.wordpress.com 
Hmmm, mungkin dari sisi kita, yang ngeliat mereka, akan ngerasa miris dan sedih, berat ke prihatin dan kasihan. Tapi mungkin mereka jauh lebih kuat dari yang gue bayangin, gue yakin pastinya lebih kuat. Siapa juga yang tahu kalau mereka ga bersedih sama sekali? 

Mata hanya mampu melihat, untuk bisa merasa, ga cukup dengan melihat saja. 
Semoga ada kebaikan yang dapat membuat mereka merasakan hidup yang lebih baik dari yang saat ini dijalani, lebih sehat dari segala sisi, amin. 

Happy friday, happy fasting, and happy working 

sangat sederhana untuk belajar lebih peka.. 

Jakarta, Kamis 19 Juli 2012

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts