It's friday, Hari kejepit nasional yang tetep aja gue dengan setianya masuk kantor... Demi satu tujuan mulia - cuti panjang tahun depan. Biarkan aja bos-bos pada cuti sekarang, gue akan cuti panjang di saat yang lain banyak kerjaan *devilsmile

Well hei, time flies so fast..
December will end soon.. 5 days left to 2015. Entering 2015 there will be a lot of new things to do, meet new people, and etc and etc.. hopefully 2015 we will be a better person, and our dreams come true with the sweetest way.. amin

Last night, I opened photo gallery in my smartphone and looked at this photos, bringing back my memories during last 1 year. I realized that 2014 was a wonderfull year I ever have in my life.

And for the sake of creating memories, i would like to write highlights in 2014. Here we go..

1. Visited Japan for 7 days (total days trip including flight and etc etc is 9 days). It was amazing experience in my life and thank you Allah for letting me go with a smile and letting me back with bunch of memories in my head

2. Joined volunteery program sponsored by company foundation. It was amazing experience, part of learning how to be gratefull with life that we have.. i found new friends coming from east asian and south east asian country. Memorable.

3. Being a top 3 employee of the year. I never imagined will have this opportunity but Allah give this to me. Just believed that when you did something right, you will gain best result

4. Joined basic script writing with Salman Aristo as a trainer. Finally i could learned about writing from the expert. Need to implement this, start to write something good and interesting to be read :)

5. Being a volunteer in Kelas Inspirasi Jakarta 3. It's not easy to be a teacher and we should respect to our teacher, be thankfull to them

6. Being proposed by someone. I didn't know how to explain this but thank you Allah for this wonderfull experience despite the ending of the stories was not happy ending. I never regret about this.

The last but not least, 2014 teached me about lost. I lost my father in Sept 2014 and thank You Allah, me and family able to survive until this time. We have nothing, we will not lose something..

Cheers
Thanks for wonderfull year and welcome a new year.. :)

22 Desember 2014

Hari ini, tidak ada yang spesial di rumah kami. Tidak seperti kebanyakan keluarga lain yang pasti hampir merayakan hari ibu (atau paling tidak mengucapkan selamat hari ibu), keluarga kami tidak pernah merayakan bahkan hanya sekedar ucapan selamat hari ibu juga tidak ada, hehehe. Tadi pagi saat saya siap-siap berangkat ke kantor, ibu saya cuma bilang, "sepupu kamu mau kasih kado tuh ke ibunya...", dan saya dengan polosnya bilang, "mama mau kado juga?", yang langsung disambut dengan jawaban," iya, mau kado menantu..!", jawaban yang langsung menohok hati plus bikin bingung jawabnya. Kalau sudah gitu, kalimat andalan yang keluar cuma," ya, didoain aja..."

Seandainya mencari soulmate itu semudah membalikan telapak tangan.. *stop berandai-andai

Well, di hari ibu ini, saya ingin menuliskan tentang ibu saya. Dia wanita terhebat yang pernah saya kenal selama 26 tahun. Ibu saya dilahirkan 49 tahun yang lalu di bulan Oktober, di  kota kecil yang ada di kaki gunung gede pangrango. Dia anak kolong, ayahnya (kakek saya) adalah seorang abri berpangkat kopral yang mempunyai tanggung jawab seperti jendral, dia selalu menempati pos-pos penting yang berbahaya selama bekerja, dan karena itu juga kakek saya memutuskan untuk pensiun muda.

Ibu anak pertama dari enam bersaudara. Sekolah tertinggi sampau jenjang SPG, sekolah pendidikan guru. Ibu pernah cerita dia hampir kuliah, tapi urung dilakukan. Satu alasan klasik yang sebenarnya bisa diperjuangkan. Biaya.

Lulus dari SPG ibu saya mengajar di sekolah dasar sampai akhirnya berhenti total karena harus mengurus saya dan adik saya yang waktu itu masih balita. Satu hal, dia mengurus kami berdua dengan tangannya sendiri. Satu prinsip hidupnya, kalau sudah berumah tangga, semua jadi tanggung jawab pribadi dan suami. Jangan pernah mengandalkan orangtua, saudara atau siapapun. Berpegangan tangan bersama pasangan dan hadapi semuanya bersama. Mungkin karena prinsip itulah, keluarga kami menjadi salah satu keluarga mandiri yang bisa dibilang minim bantuan dari keluarga lain. Senang susah ditanggung bersama. Dan mungkin karena alasan inilah, ibu menjadi sangat terpukul dan kehilangan ayah, partner hidup terbaiknya.

Masa-masa sulit di keluarga sudah tidak terhitung lagi. Ayah saya waktu itu hanya penyuluh lapangan di dinas pertanian yang tidak seberapa penghasilannya. Di potong ini itu, harus pintar-pintar mengatur keuangan. Ibu saya itu juaranya financial planner. Saya? Kalah telak! Waktu itu pekerjaan apapun dilakukan oleh ibu untuk membantu keuangan keluarga. Menjadi juru masak catering, berdagang, membantu keluarga tetangga memasak/menyetrika, apapun selama itu halal. Prinsipnya dia adalah, apapun akan dilakukan selama itu halal. Ga jarang kami mendapatkan pandangan sebelah mata dengan pekerjaan serabutan yang ibu saya lakukan. But who cares? Mementingkan rasa malu yang membuat keadaan kacau atau maju terus melanjutkan perjuangan?

Sampai akhirnya Allah memberikan pintu rezekinya dengan cara yang lebih baik kepada keluarga kami. Ibu saya yang basicnya seorang guru mendapatkan tawaran mengajar. Tawaran pertama hanya pemberi harapan palsu yang membuatnya sakit hati. Tawaran kedua adalah jodoh yang sesungguhnya. Ibu saya mengajar tk sejak adik saya duduk di kelas 2 sd sampai dengan hari ini. Melalui ngajar ibu pelan-pelan bisa mengubah pandangan orang-orang sekitar. Mereka yang tadinya menganggap ibu tidak berpendidikan, jadi malu sendiri. Bakat mengajar ibu membawanya ke kehidupan yang lebih baik. Pertemuan dengan orangtua murid yang melalui mereka rezeki itu datang, bahkan berlanjut kepada saya. Orangtua murid itu menjadi orangtua murid saya juga, saya mengajar privat anak-anak mereka sampai lulus sma.

Ibu saya itu orangnya keras, tapi lembut hatinya. Penuh perhitungan dan sangat mudah bergaul. Mudah juga dicintai oleh orang.

Banyak hal yang kami lalui bersama dan semuanya menjadi lebih baik. Saya dan ibu bukan orang yang suka mengumbar kata-kata sayang, bahkan ga pernah tuh ibu bilang sayang ke kami anak-anaknya. Pun kami juga sebaliknya. Tapi, lewat keseharian dan perhatian, kami sama-sama tahu betapa kami sangat saling menyayangi.

Semoga Allah senantiasa memeluk mimpi-mimpi mama
Menjaga mama
Dan mama selalu bahagia
Semoga satu mimpi mama, melihat saya menikah bisa dikabulkan oleh Allah SWT dalam waktu dekat
Selamat Hari Ibu ... 😊

9Hai Biru, apa kabar?
Ini Desember kedua tanpa kehadiranmu.
Ku kira awalnya waktu akan melambat tanpa diisi gelak tawa yang selalu memancar dari wajahmu...
Ku kira juga hidup akan terasa membosankan tanpa cerita-cerita konyol dan absurd yang selalu berhasil kau hidupkan di setiap percakapan kita.
Dan ku kira, semua menjadi tidak berwarna tanpa kehadiran orange, yellow, dan biru... kombinasi warna dirimu yang selalu mampu membuatku merasa riuh sepanjang waktu

Hidup tetap berjalan tanpa melambat, Biru.. dan di sepanjang perjalanan ini, ada beragam kisah yang membuat tawa, tangis, marah mengalir bergantian di udara...
Ada kehilangan
Ada pertemuan baru
Ada harapan baru
Dan setiap harapan selalu satu paket dengan satu hal bernama kekecewaan

Malam ini hujan turun
Desember, selalu penuh dengan kejutan
Dan kejutan paling meriah yang pernah kudapatkan adalah saat mengetahui kamu yang akan pergi ke rumah yang selama ini kamu tuju
Dan sayangnya, rumah itu bukan aku

Tidak ada penyesalan
Aku bersyukur dengan semua waktu yang pernah kita miliki bersama
Dan untuk kehilanganmu
Itu episode lain yang akan selalu aku kenang
Selalu di bulan Desember

Jingga

Sampai nanti ketika hujan tak lagi meneteskan duka...

If everything has been written down, so why worry...? #dee

Itu adalah salah satu potongan lirik grow a day older punya Dewi Lestari, yang entah kenapa selalu mampir di kepala setiap masa-masa galau dan gelisah itu datang. Kalimat itu mengingatkan saya pada satu hal, "semua sudah dituliskan, jadi kenapa harus gelisah..?" - emang itu artinya yah? Ahaha

Well hei, kalimat itu juga yang berulang kali dituliskan di dalam kitab suci Al-Qur'an. Di sana disebutkan berulang-ulang soal qada dan qadar. Punya kuasa apa kita mengabaikan itu semua...?

Ada satu ayat di Al-Quran yang saya suka dan saya tahu itu dari seorang teman. "Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, sesungguhnya mereka sedang mengawasimu.."..

Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Quran yang mengingatkan bahwa kita manusia, ga punya apa-apa, dan ga akan kehilangan apa-apa..