Menjadi Agen Muslim yang Baik ::

6:06 AM

Beberapa hari lalu, saya dikejutkan oleh postingan seorang teman di media sosial. Dia, orang yang saya kira jauh dari kata rasis karena kegiatan sosial yang selama ini dilakukan, sukses membuat saya kecewa dengan postingannya tersebut.

Dia memposting gambar yang enggan saya tampilkan di sini. Caption yang dia tuliskan di gambar tersebut adalah, “I laughed more than I should at this terrorist joke :)”

Saat itu, saya ingin meninggalkan jejak di timelinenya dengan kalimat berikut, “Please, don’t laugh at this kind of joke again, you may hurt others heart!”. Namun, keinginan itu sebisa mungkin diredam, khawatir menimbulkan hal-hal yang belum bisa saya antisipasi.

Apakah saya marah karena saya seorang muslim ? Ya, saya marah karena saya seorang muslim, saya marah karena dia menjadikan kalimat yang selama ini kita ucapkan di setiap sholat, menjadi bahan bercandaan. Saya yakin, dia tidak mengerti apa yang dia tertawakan, dia hanya ikut arus! Sudah seharusnya saya membela agama saya ketika direndahkan atau dijadikan bahan ejekan. Bukankah kita diajarkan untuk saling menghormati dan menghargai agama manapun? Bukankah sudah jelas dituliskan, “Untukku agamaku dan untukmu agamamu!”. Ayat tersebut adalah bentuk toleransi Islam terhadap agama lain, lantas kenapa mereka menjadikan kami bahan olok-olok? Lantas kenapa saya diam saja saat itu? Alasannya karena saya tahu, mereka tidak mengerti apa yang telah dilakukan dan bukan dengan kata-kata tajam kita meluruskan ketidaktahuan tersebut.

Well, teman saya ini bukan orang Indonesia, dia tinggal di negara di mana muslim menjadi minoritas. Apa yang ada dalam pikiran mereka mungkin akibat pemberitaan media yang kurang bisa dipertanggungjawabkan, menjadikan satu dua kelompok yang “menghancurkan” sebagai generalisasi identitas muslim di manapun berada. Salah siapa? Salah media? Saya tidak tahu harus menyalahkan siapa, dan saya rasa ini bukan saatnya mengorek-ngorek kesalahan. Ini saatnya kita meluruskan dengan cara lembut dan penuh kasih sayang seperti yang selama ini dicontohkan oleh junjungan kita bersama.

Mereka tidak mengerti, mereka tidak tahu.

Saya teringat cerita di buku Hanum Salsabila Rais, dimana di sana dikisahkan seorang muslimah asal Turki bernama Fatma. Dalam buku tersebut, diceritakan bagaimana sulitnya menjadi seorang muslim di mana Islam menjadi minoritas. Diceritakan juga bagaimana Fatma berjuang sebagai muslim selama ia tinggal di Wina. Dia tidak mencaci balik saat dirinya dicaci karena dia seorang muslim. Dia pun tidak marah-marah saat sekelompok orang bule menertawakan sejarah Islam di Turki. Lantas apakah dia hanya diam saja? Tidak! Dia melakukan sesuatu, seperti yang dicontohkan oleh Junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, memberikan sejuta kebaikan kepada orang yang menertawakan, memberikan contoh nyata bahwa Islam adalah agama yang penuh cinta kasih, bukan penuh kekerasan.  

“Menjadi Agen Muslim yang baik di tanah Eropa”, begitulah misinya selama tinggal di Wina. Yas, menurutnya bukan saatnya lagi menyebarkan Islam dengan kekerasan, dengan pedang, namun dengan menunjukan kesantunan pemeluknya. Bukan dengan menyebarkan terror atas nama agama yang menyebabkan kerusakan. Namun, dengan sikap dan tutur kata yang menyejukan.

Pengalaman membaca postingan di timeline teman saya tersebut mengingatkan kembali bahwa ini saatnya kita menunjukan sikap bahwa kita adalah agen muslim yang baik, yang menyebarkan cinta kasih lewat tutur kata dan cara bersikap. Saya sadar akan memakan waktu yang lama untuk mampu menerobos dinding ketidakpahaman mereka mengenai Islam, tapi bukankah batu yang keras akan hancur lewat tetesan air yang konsisten?

Konsistensi kita bersikap sebagai agen muslim yang baik akan membawa sejuta kebaikan jauh dari apa yang sebelumnya pernah kita pikirkan.

Terima kasih kepada teman saya tersebut, lewatnya saya diingatkan kembali  bahwa kita membawa identitas yang lebih berat dari sekedar identitas nama, asal, atau jenis kelamin. Dan ini saatnya, kita menyebarkan sejuta kebaikan, menjadi agen muslim yang baik, seperti yang dicontohkan Junjungan Nabi Muhammad SAW.

Selamat berjuang menjadi agen muslim yang baik :)


You Might Also Like

0 comments

Popular Posts