Japan Trip - Edisi Berburu Tiket
7:53 AM
We
do not need to be a rich person to make a great trip, Just be a wise planner –
anggiani_dini
Ada
satu hal lain yang mempererat koneksi kami berlima di perjalanan kali ini, limited budget tapi mempunyai unlimited energi untuk menjelajah! Kami
tidak ingin perjalanan ini menjadi biasa karena budget yang dimiliki, so kami semua sepakat untuk sedetail mungkin
membuat rencana perjalanan, mulai dari akomodasi & transportasi, destinasi
wisata, dan menu makanan. Rupiah yang kami keluarkan untuk setiap kegiatan
diperhitungkan dengan cermat diawal dengan satu tujuan utama have a memorable trip with a limited bugdet.
Bisa? Bisa banget!
Persiapan
perjalanan ini dilakukan sejak Agustus 2013, means that we need almost a year to prepare this trip! The most
important thing to be prepared for this
kind of budget trip is having airplane ticket in your pocket! Pulang-pergi
ya, inget :)
Demi
rela mendapatkan tiket termurah dari salah satu low cost airlines, kami berlima mau tidak mau harus rela mengurangi
jatah tidur untuk memantau pergerakan harga, meski ujung-ujungnya hanya Nash
atau Irwan yang setia staytune di
depan jaringan J.
Kami juga sempat datang ke travel fair
yang katanya memberikan diskon besar-besaran di daerah Kemayoran, namun pada
akhirnya harus rela pulang gigit jari. Semurah-murahnya diskon yang diberikan airlines di travel fair masih jauh lebih murah harga di low cost budget airlines kesayangan sejuta umat.
Setelah
membandingkan harga tiket dari beberapa airlines
plus kunjungan ke travel fair, maka
diputuskan untuk menggunakan Air Asia. Dengan di bantu Ozi, travel agent yang kebetulan juga teman
Nash, akhirnya kami mendapatkan tiket pulang pergi yang cukup murah, sekitar
IDR 1.2 mio untuk tiket Jakarta-Osaka, dan IDR 2.5 mio untuk tiket Haneda –
Jakarta. Pilihan terbang ini bukan direct
flight (transit beberapa jam di
Kuala Lumpur) dan non checklist untuk
meals dan bagasi. Kami sengaja tidak
memilih meals dan tambah bagasi
sebagai salah satu cara untuk menghemat budget
J.
Referensi Berburu
Tiket Murah Ala Keluarga A-pes!
Dari
pengalaman berburu tiket murah kemarin, ada beberapa catatan yang mungkin bisa
jadi referensi budget traveler:
1.
Hindari bepergian di peak season.
Menikmati Jepang di saat cherry blossom
atau musim gugur saat bunga-bunga berubah warna menjadi kecoklatan adalah
impian semua orang. That is 2 best time
to visit Japan, keindahannya tiada tara. But hei, buat budget traveller seperti kami, menghindari peak season is the best way to have the lowest cost airplane ticket.
Selain itu, harga hotel di peak season
pasti akan lebih mahal dibanding hari-hari biasa.Tenang saja, pergi diluar peak season tidak akan mengurangi excitement yang ada, Japan is still Japan!J
2.
Sebelum memantau harga tiket, tetapkan tanggal keberangkatan & pulang.
Menentukan tanggal trip itu penting untuk para pekerja terikat seperti kami.
Jatah cuti yang limited harus
dimanfaatkan sebaik mungkin. Selain karena bos akan marah jika kita
meninggalkan kantor terlalu lama, ada perasaan tidak rela menghabiskan jatah
cuti setahun hanya untuk melakukan satu kali perjalanan.
Mengkombinasikan
jatah cuti dengan hari libur nasional bisa jadi pilihan untuk mengakali limited cuti tadi. Sebagai referensi,
kami pergi di tanggal 20 Mei 2014 sampai 28 Mei 2014 dengan total cuti 6 hari
karena ada 3 hari libur J.
Beruntungnya kami, Jepang masih spring
season waktu itu dan cherry blossom
masih tersisa di beberapa tempat (jika beruntung bertemu ya J)
3.
Pilih satu orang PIC sebagai bendahara dan sebisa mungkin uang pembelian tiket
sudah ditransfer ke PIC tersebut. Hal ini akan memudahkan proses reservasi saat
tiket promo, yang biasanya punya jeda sangat pendek untuk sold out, menunjukan harga terbaiknya (the lowest price of course!). Jangan sampai kita kehilangan momen
terbaik untuk mendapatkan harga tiket termurah!
Kami
pernah merasakan sedih dan “nyeseknya” kehilangan momen karena strategi yang
kurang
tepat! Jadi jangan biarkan tiket murah itu berlalu begitu saja :)
4. Pilihan waktu terbaik untuk
memantau harga tiket promo adalah mulai dari tengah malam sampai dengan subuh,
jadi siapkan pasukan untuk bergantian memantau harga terbaik. Untuk perjalanan
kemarin, kami mendapatkan harga terbaik di waktu subuh. Alhamdulilah yah,
rezeki anak sholeh, dapat banyak kebaikan yang didapatkan di waktu subuh J. *Pencintraan, hehe.
5.
Berani mengambil keputusan untuk reservasi tiket saat menemukan harga terendah pertama
sepanjang pemantauan. Urusan reservasi tiket ini kurang lebih sama seperti
proses buy or sell dalam dunia
persahaman, ada spekulasi dan harus berani ambil resiko. Bisa saja di hari
besok ada pilihan harga yang lebih murah dibandingkan hari ini, tapi tidak
menutup kemungkinan harga hari esok lebih tinggi dari hari ini. Dari pengalaman
kemarin, kami memberi jeda satu sampai dua hari untuk melihat pergerakan harga
tiket setelah menyentuh level terendah, jika sekiranya trend nya tidak menunjukan tanda-tanda penurunan, it’s time to buy!
6.
Close all aplication related to ticket
reservation after having tickets in your pocket! Namanya juga manusia ya kan,
pastinya tidak luput dari rasa tidak puas dan tidak berhenti melakukan perbandingan. Semakin
sering melakukan perbandingan setelah reservasi tiket dilakukan, semakin tidak
lapang hati ini. Oleh karenanya, supaya hati riang gembira menyambut hari-h, stop comparing, it worth enough kok!
Selamat
berburu tiket murah tapi ngga murahan! :)
Tulisan Sebelumnya : Japan Trip - Edisi Mencari Teman Perjalanan
Tulisan Selanjutnya : Japan Trip - Edisi Menyusun Itinerary
0 comments