Go Ahead

6:07 PM

Jum’at, 19 April 2013 

Beberapa menit yang lalu, Jakarta di guyur hujan deras. Kurang dari satu jam saja, tapi cukup berhasil mendinginkan panas yang menyebar seharian di udara. Nyess, adem. 

Dari lantai 15, gue bisa lihat dengan jelas monas tegak berdiri di antara ratusan gedung bertingkat, berhiaskan langit biru yang bersih, mendungnya tidak bersisa, berharap ada spektrum me-ji-ku-hi-bi-ni-u menggantung di sana. Tapi harapan tinggal harapan. ”Tidak selalu ada pelangi setelah hujan, yang ada hanya kembali melanjutkan perjalanan”, kata seorang teman. Meskipun minus pelangi, langit biru yang bersih siang ini sudah cukup membuat gue senang, feels like in heaven

Di saat gue sedang menikmati suasana luar kantor yang cerah ceria, seorang teman mengirimkan sms. 

Begini katanya, ”Din, gue mau konsultasi, bla bla bla... Menurut lo gue lakuin ga ya? Tapi aneh ga yaaa????”. 

Membaca pesan singkat itu, gue senyum-senyum sendiri. Dan dengan mantap mengetikan, ”Klo lo pengen ngelakuin sesuatu, just go ahead, jangan pikirin aneh atau ngga-nya, Just go ahead selama yang lo lakuin ga melanggar agama dan juga hak asasi manusia”. Sebegitu ringannya gue membalas pesannya, seolah seringan itu juga gue akan mengaplikasikannya. 

Sejujurnya, pesan singkat yang dikirimkan teman gue itu refleksi sederhana dari kondisi gue saat ini. Ada Impian yang ingin segera diwujudkan, dan untuk mewujudkannya dibutuhkan keberanian untuk keluar dari zona nyaman yang terbentuk saat ini. Namun, untuk keluar dari zona tersebut tidak semudah teori yang dijabarkan. Terlalu banyak jaring-jaring hidup yang tidak bisa diabaikan begitu saja. 

Pada akhirnya, galau sendiri. Pikiran terkuras ke hal yang sama, namun nyali gue terlalu cetek untuk bisa maju mewujudkan hal tersebut. Dan hasilnya, seminggu terakhir mood gue sukses naik turun ga karuan. 

We're both just people who worry about the breaths we take, not how we breathe”, itu adalah kata-kata Keara untuk Ruly, Tokoh sentral dalam Novel Antalogi Rasa karangan Ika Natassa. Kedua tokoh ini terjebak dalam realita hidup yang membuat mereka mengabaikan their own real passion. Yang pada akhirnya, membuat mereka pelan-pelan kehilangan dirinya. Pada saat membacanya, mata gue berkaca-kaca. That words is created not only for Ruly, but also for me

Pada akhirnya, gue harus mengakui bahwa gue memang terlalu pengecut untuk keluar dari zona nyaman ini. It is not as simple as my text message sent to my friend. Meskipun begitu, gue tetap berharap semoga keluarga, sahabat, siapapun itu juga bisa melakukan apa yang ingin mereka lakukan (selama tidak melanggar aturan apapun), dan tidak pernah menghalangi dirinya sendiri untuk maju dengan ketakutan yang diciptakan sendiri. Dan puncak dari semua itu, Jujur pada diri sendiri. 

Mungkin saat ini bukan waktu terbaik buat gue keluar dari jaring-jaring hidup yang melingkupi saat ini. Tapi gue pastikan, segera gue akan keluar dari jaring-jaring hidup ini dan berkata sekencang mungking,” welcome back my passion :)”. 


Selamat hari Jum’at 
Keep moving to make your dream comes true. 

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts