Bulan ini memang bukan bulan Februari yang identik dengan bulannya "cinta" dan "rangga" ataupun "romi" dan "yuli". Ini bulan biasa yang sama seperti bulan2 sebelumnya. Tapiii, bulan ini penuh dengan cerita cinta. Ihiy.. 

Di note sebelumnya "Hello hai :)", gue menceritakan tentang jujur-jujur-an perasaan yang terpendam selama ini bareng salah satu sahabat. Dan hasilnya, perasaan gue jauh jauh lebih baik. Kayaknya endapan yang memberatkan hati sudah melumer, dan mengalir keluar begitu aja. Plong rasanya. 

Kemudian, beberapa waktu yang lalu juga seorang teman mengukuhkan cerita cinta yang terjalin lebih dari 3 tahun dalam ikatan suci pernikahan. Rona merah jambu tersirat dari wajah keduanya. Sangat menyenangkan dan membuat iri setengah idup, hehe..wish you always be happy guys:) 

Cerita merah jambu berlanjut dengan datangnya seorang teman dari negeri Kangguru, tempatnya menuntut ilmu setahun terakhir, yang kedatangannya pun bukan cuma untuk liburan, tapi juga memperkenalkan calon soulmate kepada gue dan teman2 yang lain. Kisah mereka menambah keyakinan gue bahwa, bertemu dengan mr/mrs right di waktu yang tepat itu seperti menyaksikan pertunjukan kembang api saat tahun baru. Meriah. Megah. Penuh keceriaan. Aroma merah jambu pun melayang di udara. Manis.. :) 

Dan segambreng cerita merah jambu yang ga bsa dituliskan satu per satu. Tapi intinya bulan ini penuh dengan cerita cinta yang membuat gue berkesimpulan, "jatuh cintalah sebelum jatuh cinta itu dilarang, hehe.. :)" 

Well, ngomong2 tentang cinta-cinta-an, setiap dari kita mungkin pernah punya pengalaman seperti ini. Sengaja pengalaman salah seorang teman, sebut saja Fulan A, gue share dalam note kali ini, mungkin bisa jadi pelajaran. 

Di siang hari yang mendung, ada sms masuk, dan ternyata datang dari seorang teman. Intinya dia mau curhat. 

Begini kilasan curhatnya, "kemaren gue ketemu fulan B setelah lama ga ketemu (fyi fulan B itu cinta pertamanya fulan A). Lo tau, din? Perasaan gue ga karuan setelah ketemu dia..!" 

"terus?", gue lanjut bertanya. 

"Iya, kenapa coba gue harus ketemu dia secara kebetulan begini? Sama kayak jaman sekolah dulu..", panjang lebar dia menceritakan kejadian2 kebetulan yang membuatnya menjadi dekat. Mulai dari masuk kelas yang sama, nomor absen yang berurut yang membuat mereka sering satu kelompok (which is artinya sering bareng), kegiatan sekolah yang sama, dan segambreng aktivitas tanpa rencana yang mempertemukan mereka tanpa sengaja. Takdir berjodohkah mereka? 

Tidak sodara2. 

"Gue jadi penasaran, kenapa gue dan dia sering dipertemukan tanpa sengaja oleh takdir, tapi kita berdua ga jodoh? (fyi fulan B sudah menikah dan punya anak)". "Kenapa gue ga berjodoh dengan diaaa..??", *gue bisa mendengar teriakannya di ujung pulau sana.. 

Well, gue jadi bingung sendiri ngejawabnya. Karna nasib cinta gue pun sebelas dua belas dengan dia. Jadi, kayaknya kurang pas kalo gue berbicara panjang tentang cinta. Aish.. 

"People come and go with a reason, it's also same with meeting each other without a plan, it's because a reason, but we never know what it is.. " 

Ya gue rasa kita dipertemukan satu sama lain karna sebuah alasan. Tapi kita belum tahu apa alasannya, sampai detik hidup berganti arah dan mulai menguak maksud yang disembunyikan takdir. 

Yang perlu diyakini, jodoh itu rahasiaNya. Ga akan ketuker. Ga akan dikorupsi. Kalau tanya, "kenapa kita ga berjodoh dengan dia", mungkin jawabannya karena emang bukan jalannya, bukan jodohny. Kalau yang namanya jodoh kan, yang jauh akan didekatkan yang dekat akan semakin didekatkan. Begitu juga kalo ga berjodoh. Sedekat/sesering apapun bersama, kalau emang g jodoh ya ga akan pernah jadi. 

So? 

Ya, begitu. Ada alasan kenapa begini dan begitu. Tapi kadang ga semua begini dan begitu kudu diketahui di awal. Nikmatin aja prosesnya. Nanti juga nemu jawabannya sendiri. 

Lagi2, meskipun telat ngejawab pertanyaan sahabat saya itu, semoga ini semua ga bikin dia tambah abstrak. Just be brave. Move on. 

He know the best story for us, don't worry just be happy :)


 Monday, December 17, 2012

Source : Google