Random Talk #31
3:38 AM
Kamis, 25 September 2014
Konsentrasi kerja luntur sejak 3 jam yang lalu. Ada banyak hal yang dipikirkan dan berujung pada hati yang jadi gundah gulana. Jadi ingat pepatah lama, “Ku ingin lari ke hutan, belok ke pantai terus loncat-loncatan!”. I miss one of my best friend Nurul Fuad yang saat ini sedang menjadi suami siaga menanti kelahiran anak pertamanya (just wondering he will be a daddy soon..!). Dia dan leluconnya bisa membuat gue tertawa terbahak-bahak melupakan semua gundah gulana di hati. Dia pernah bilang, “Life is so shit when you think it shit!”. Spontanitas yang cerdas dan ada nilainya (ga kayak tulisan acak ini, yang spontan tapi ga cerdas dan ga punya nilai, haha!)
Well hei, barusan aja salah satu kepala bagian di departemen gue bekerja saat ini memanggil gue ke ruangannya. “I need to talk to you...!” . Dia perempuan yang sudah bekerja selama 23 tahun (bandingkan dengan gue yang baru kerja 5 tahun tapi berasa udah lama banget!), pernah bekerja di salah satu bank terbesar di Indonesia, dan sekarang dia menjadi Head of Business Development, keren ga tuh?
“Din, lo udah kerja berapa tahun?”
“In total 5 tahun, Bu ... lama ya?”, sambil cengengesan
Ekspresi nyengir si ibu sambil kemudian bilang, “Gue kerja dari 91, Din! Berapa lama tuh?”
“23 tahun!”, jawab gue spontan (ditambah dalam hati, saya masih balita waktu ibu mulai kerja)
Dan si ibu pun mulai menyampaikan hal-hal yang bikin gue akhirnya mendapatkan inspirasi untuk
menulis random talk ini.
“Dalam 23 tahun kerja ini, gue banyak ketemu orang, Din! Orang dengan berbagai karakter, bos dengan berbagai karakter juga, dan sebagian dari mereka masih menjadi teman baik sampai dengan hari ini. Kita ga bisa memilih siapa yang akan jadi bos kita, anak buah kita, teman kerja kita, tapi kita bisa memilih bagaimana mengatasi beragam perubahan yang terjadi. Setiap orang baru akan memberi warna baru dalam lembar hidup kita, Din!”
Setiap orang baru akan memberi warna baru dalam lembar hidup kita
Kalimat itu bergema berulang-ulang dalam kepala dan tiba-tiba ada rasa hangat di dalam hati (ga hangat juga sih, tapi yah rasa berbeda yang membuat gue merasa nyaman aja)
Kadang kita nyaman dengan suatu lingkungan yang isinya orang-orang yang sama, orang-orang yang membuat kita merasa nyaman dan menjadi apa adanya, kemudian menjadi risih dan kikuk saat harus migrasi ke lingkungan baru dengan karakter baru yang jauh berbeda dengan lingkungan sebelumnya.
Ini terjadi saat gue pergi ke Filipina kemarin. Juga terjadi saat gue bertemu serombongan tim kerja yang karakternya berbeda. Dan mungkin tanpa sadar terjadi saat gue bertemu orang-orang baru yang dengan definisi sendiri gue kategorikan sebagai orang yang kurang “sreg” . Dan sikap gue yang kikuk dan risih itu membuat gue tanpa sadar telah menyia-nyiakan kesempatan untuk mengeksplorasi warna baru yang mampu memperkaya lembar hidup yang tersisa entah berapa halaman lagi ini, karena biasanya kalau gue berada dalam situasi seperti itu, gue akan cenderung diam.
Ini terjadi saat gue pergi ke Filipina kemarin. Juga terjadi saat gue bertemu serombongan tim kerja yang karakternya berbeda. Dan mungkin tanpa sadar terjadi saat gue bertemu orang-orang baru yang dengan definisi sendiri gue kategorikan sebagai orang yang kurang “sreg” . Dan sikap gue yang kikuk dan risih itu membuat gue tanpa sadar telah menyia-nyiakan kesempatan untuk mengeksplorasi warna baru yang mampu memperkaya lembar hidup yang tersisa entah berapa halaman lagi ini, karena biasanya kalau gue berada dalam situasi seperti itu, gue akan cenderung diam.
Hari ini, gue diajarkan untuk melihat pertemuan dengan orang baru, baik karakter yang positif ataupun kurang positif sebagai bagian dari rencana Allah SWT untuk mengisi lembar hidup gue dengan warna-warna baru yang pastinya akan membuat buku hidup itu terasa lebih meriah, tidak monoton. Dan entah kenapa, mendengar kalimat “warna baru yang lebih meriah” membuat gue merasa menjadi calon orang kaya. Paling tidak menjadi orang yang kaya hati (semoga ya Allah, Amin!)
“Ada rencana Allah SWT yang belum kita tahu dengan kepergian orang-orang yang kita cintai, Din. Ayah lo, Bos lo Paras, yang kita tahu banget kalian sangat attached dikeseharian!”, lanjut perempuan yang berasal dari Sumatera Barat ini.
Ya, gue percaya. Ada rencana Allah SWT dengan kehilangan, pertemuan, dan segala macam kejadian dalam hidup gue selama tiga minggu terakhir khususnya dan selama dua puluh enam tahun secara umumnya. Segala hal yang membuat jumpalitan rasa, dunia yang terlihat jungkir balik.
Selamat Hari Kamis
Terima kasih untuk semua warna yang pernah ada dalam buku hidup selama ini, dan selamat datang warna baru
0 comments