A New Life (1)

6:32 PM

Saya ga tahu takdir seperti apa yang dituliskanNya untuk saya. Sampai hari ini, saya masih terbata membaca makna hidup yang diberikan hanya untuk saya. Kadang saya lelah mengeja dan berhenti begitu saja, menyalahkan siapa saja yang bisa disalahkan. Tapi semuanya akan tetap mengerucut pada pilihan yang sama, bersabar mencari makna hidup, hikmah hidup.

Dan saya tidak tahu apa maksud Allah SWT dengan hal yang baru saja saya alami tadi malam, tepat di malam ketujuh kepergian ayah.

Laki-laki itu bernama Zaid. Kami bertemu di Filipina saat mengikuti kegiatan CSR kantor, membantu korban Topan Haiyan yang banyak kehilangan rumah. Dia asal Malaysia dan bekerja di Prudential Takaful, syariah bahasa mudahnya.

Tadi malam, secara mengejutkan dia melamar saya. Dia melamar saya untuk menjadi istrinya. Dia mengatakan niatnya itu di grup yang isinya saya, Irfan, dan teman-teman Takaful. Saya hanya tertawa saja di sana, mengejek dia gila, dan meminta dia jangan bercanda terus. Semua orang meminta Zaid untuk berhenti bercanda, dan kita ngobrol acak  seperti waktu di Filipina saja. Zaid bilang, dia sedang tidak bercanda, meski begitu saya tetap tertawa, bagaimana ceritanya dia yang baru kenal seminggu sudah berani melamar, dia belum tahu buruk-buruknya saya, begitu juga sebaliknya.

Namun, dia terus meyakinkan saya secara pribadi. Di saat dia menyatakan keseriusannya, saya hanya bisa bengong. Saya bilang, kalau memang dia ada niat serius dan baik kepada saya, tunjukan saja niat baik itu. Kita sama-sama berdoa, semoga Allah menunjukan jalan yang terbaik bagi kita berdua.

Saya benar-benar tidak tahu cerita apa yang sedang dipersiapkanNya untuk saya. Saya juga tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini, setelah Zaid mengatakan keseriusannya. Dia laki-laki pertama yang berani secara langsung mengatakan apa yang dia rasakan tanpa ragu, seandainya saya bisa melihat muka dia, saya ingin melihat matanya, mencari kejujurannya di sana.

Dia akan datang ke Jakarta, menemui saya. Katanya dia meminta waktu untuk bisa datang ke sini. Dalam hati saya bilang, kalau memang dia niat serius dia akan datang. Kita lihat saja, apakah dia akan benar-benar datang. Dan sekarang, kami berdua sama-sama berdoa, sama-sama saling bantu untuk mengenal satu sama lain.

Saya ngga tahu, benar-benar tidak tahu. Semuanya terjadi begitu cepat, dan saya hanya bisa bengong. Tadi malam, saya berbisik kepada Allah SWT, Dia sudah menunjukan kebesaranNya malam itu, dia dengan begitu mudahnya menjadikan yang ada menjadi tiada, menjadikan yang tiada menjadi ada. Saya tidak punya kuasa apa-apa. Saya hanya pasrahkan semuanya kepada Dia, Sang Pemilik Hidup.

Ya Allah, hanya kepadaMu hamba berserah diri
Tuntunlah jalan kami, menuju jalanMu
Amin Ya Allah


You Might Also Like

0 comments

Popular Posts