Sweet Escape #Paralayang

1:47 AM

Akhirnya, gue terbang juga..


Well bisa dibilang, rada telat juga banget tulisan ini baru muncul ke permukaan. Entah kenapa, gue lebih senang mengendap kejadian sebelum akhirnya dimunculkan sebagai sebuah tulisan, jadi momen yang sudah berlalu hampir enam bulan ini baru sekarang bisa dishare dalam bentuk tulisan #halahalasanajapadahalmahmalesnulis 

Sekitar bulan Desember 2013 kemarin (lupa, Desember atau Januari yah), gue dan beberapa teman kuliah memutuskan untuk escape sebentar ke Puncak. Pelarian diri sehari dari riuh-ramainya Ibukota, yang dianggap mampu mengembalikan kesadaran otak yang mulai melemah karena terenggut rutinitas.. ehem

Kami semua sepakat untuk pergi ke track Paralayang dan berlanjut hiking ke Curug Cilember yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Sudah lamaaa sekali, ingin menginjakan kaki di track paralayang yang lokasinya tepat di belakang masjid At-Ta Awun Puncak, lokasi yang cukup tinggi dimana angin banyak beredar di sana (ya iyalah secara itu track paralayang, paralayang klo ga ada angin gimana bisa terbang... krik krik..), dan merasakan belaian angin yang dingin, menerbangkan segala asa ke udara, menyuntikan nafas baru ke setiap sel tubuh yang mulai penat dengan udara Jakarta, dan mengerucutkan dunia menjadi lebih sederhana. Tanpa pretensi apa-apa. Hanya duduk diam melihat kota Bogor, gumpalan awan yang berarak bak kembang gula yang manis, menatap hijaunya pepohonan, dan merasakan belaian angin yang dingin. Perfecto. Ditambah makan cilok yang hangat, ahhhh Nikmat Mana lagi yang mau didustakan..? - Gue emang pengkhayal sejati, ngayal terus kerjaannya tiap hari, kalo aja setiap khayalan dapat dikonversi dalam bentuk uang, mungkin saat ini gue udah resmi jadi triliuner saking banyaknya ngekhayal

Sekitar jam 8 pagi, gue udah standby di Ciawi menunggu kedatangan teman-teman lain yang berangkat dari Bogor menggunakan angkot charteran. Sambil menunggu mobil mereka datang, seperti biasa, gue sarapan bubur sukabumi yang endes itu... ahhh, bubur ayam sukabumi ditambah air teh tawar panas itu kombinasi yang perfekto sama perfektonya seperti pisang goreng dan coklat panas. Biarlah tatapan penuh tanda tanya - ini perempuan kenapa pagi-pagi makan bubur sendirian di pinggir tol begini, godain ah- menyebar ke udara, gue hanya ingin makan bubur sukabumi plus minum teh tawar panas ini sajah.... I don't care with you sir...!!

Setelah makan bubur dan rehat sebentar, datanglah panggilan dari Yang Maha Kuasa Melisa, mengabarkan bahwa rombongan sudah sampai di Ciawi. Mendapat panggilan tersebut, cuss lah gue menuju angkot tercinta.

and life today start from here...

Kami sampai di track Paralayang sekitar jam 10, yang ternyata sudah penuh manusia yang ingin naik Paralayang. Well hei, sepertinya kami kesiangan...
Setelah berbengong-bengong ria, kami memutuskan untuk bertanya ke petugas untuk membeli tiket naik paralayang. Harga tiket paralayang (sekali jalan sekitar 10-15 menit) adalah 300-350 ribu (lupa tepatnya berapa, tapi sekitar itulah harganya). Harga itu all in termasuk dengan kru tandem. Buat mereka yang sudah terlatih, ga perlu pakai kru tandem lagi.

karena antrian panjang, kami baru bisa naik Paralayang setelah sholat Dzuhur...
dan Thank You Allah, Finally I Can Really Fly ... :)

Sebelum Tandem Paralayang

Action with Tandem Kru





Tandem Kru Siap-Siap Peralatan,
Gue Siap-Siapin Mental 


Finally We Are Flying...
dan suara teriakan gue membahana ke seluruh dunia #lebay


Gue mau lagi naik Paralayang
Pengalaman yang bikin gue ketagihan setengah mati...
See you in the next flight



You Might Also Like

0 comments

Popular Posts