Random Talk - Penantian #1

5:46 AM


“Begini ya rasanya”, kalimat yang saya lontarkan kepada salah satu sahabat pada waktu menunggu calon suami dan keluarganya datang ke rumah untuk silaturahmi.

“Sabar Ya, Din!”, sahabat saya menguatkan diri yang sedang harap-harap cemas menantikan kedatangan calon suami dan keluarganya kemarin.

Seminggu sebelumnya, calon saya menyatakan niatnya untuk bersilaturahmi ke rumah bersama keluarganya. Dia ingin kita saling mengenal keluarga masing-masing, sekaligus menyampaikan itikad baiknya kepada keluarga saya untuk serius menjalin hubungan sampai ke jenjang pernikahan, Insya Allah. Alhamdulilah, setelah perjalanan panjang yang berliku, gagal berkali-kali menjalin sebuah hubungan, patah hati & ditinggalkan (curcol), Allah SWT mempertemukan saya dengan seseorang yang bisa membuat hari-hari terasa lebih berwarna dan bermakna. Seseorang yang biasa saja, namun bisa menjadi partner berbagi banyak hal, menjadikan kehadirannya luar biasa buat saya. Alhamdulilah. Doa kami, semoga Allah SWT mempermudah kami untuk bisa sampai ke pernikahan kelak, Amin Ya Allah.

Malam Sabtu, calon saya bilang bahwa dia dan keluarga jadi ke rumah dan rencananya akan sampai sekitar dzuhur. Posisi dia saat itu sudah di rumah orangtuanya di Purwakarta & besok paginya akan berangkat ke Depok untuk jemput adiknya, dan setelah itu baru ke rumah saya di Cibinong. Saya sampaikan rencana tersebut kepada Ibu saya yang bisa ditebak langsung siap-siap menyambut kedatangan calon besannya, Insya Allah. Ibu saya juga langsung menghubungi adik-adiknya sebagai perwakilan keluarga. Berhubung di rumah tidak ada lelaki dewasa untuk menyambut, maka Ibu mengajak adiknya ikut serta dalam silaturahmi keluarga ini.

Qadarullah, pagi-pagi calon saya mengabarkan dia demam, meriang, dan menggigil. Sontak saya kaget dan bingung luar biasa. Serba salah kalau kata Raisa. Di satu sisi saya ngga enak sama ibu dan keluarga yang sudah siap-siap ini dan itu, di sisi lain saya juga ngga enak sama calon saya yang sakit, terlebih dia harus menyetir jarak jauh dalam kondisi yang tidak fit. Resikonya besar juga. Ada dua keluarga yang harus dijaga perasaannya, dan saya ada di tengah-tengah.  

Saya stress luar biasa! Pengen kabur aja gitu, ngga siap menghadapi berbagai macam pertanyaan dari keluarga jika calon saya ini tiba-tiba membatalkan rencana silaturahmi di Hari-H, beberapa jam sebelum acara! Saya juga harus mempertimbangkan perasaan keluarga calon saya, dimana anak yang mereka sayangi sakit tapi harus tetap memenuhi janji. It’s complicated! Lebay kelihatannya, tapi kemarin saya serba salah ngga karuan.

Bingung harus bersikap seperti apa.

Lalu bagaimana?

Saya cuma bisa pasrah dan terus doa, huhu. Apalagi yang bisa saya lakukan? Akhirnya, setelah penantian panjang, calon saya tetap datang meski kondisinya sangat-sangat tepar. Ngga perlu puisi romantis, janji-janji manis, sebuah usaha dan kesungguhan yang ia lakukan mampu menggerakan hati saya dan keluarga. Alhamdulilah. Meski telat dari waktu yang direncanakan di awal karena dia harus istirahat berkali-kali setelah nyetir berjam-jam dari Purwakarta dalam kondisi demam, dia tetap datang. Tidak tahu bagaimana menggambarkan perasaan saya waktu itu, bersyukur karena Allah SWT sayang kepada kami dan memberikan kemudahan sampai pertemuan itu selesai.

Expect the unexpected, kata-kata yang saya kutip dari quotes.com.

Kadang banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi kita dan hal tersebut yang bikin perasaan kita jadi ngga karuan. Tapi intinya jangan sampai kita larut sama perasaan tersebut. Kejadian kemarin menyadarkan saya bahwa Allah SWT itu tidak tidur. Dia melihat kesungguhan usaha yang dilakukan oleh umat-umatNya. Berkat kemudahan yang diberikanNya, lewat berbagai cara, rencana yang sudah kami buat jauh-jauh hari bisa terlaksana.

Kejadian kemarin, ketika saya masih menunggu kehadiran calon suami, membuat saya menjadi lebih pasrah atas segala sesuatu yang akan terjadi. KepadaNya lah semua dikembalikan, tidak ada daya dan upaya kecuali atas kekuatan dari Allah SWT.

Perjalanan masih panjang dan pastinya akan banyak lika-liku yang akan kami hadapi. Lagi-lagi, hanya sebuah doa yang dapat kami panjatkan agar kami berdua bisa mendapatkan kekuatan untuk menjalani lika-liku tersebut. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan jalan kami dan jalan mereka yang sedang menjemput jodohnya, Amin Ya Rabbal Allamin.



You Might Also Like

0 comments

Popular Posts