Random Talk - Invisible Spirit

4:53 PM

Akhirnya kita tiba di hari-hari terakhir Bulan Maret 2018. Alhamdulilah masih diberikan umur, kesehatan, waktu, rezeki, untuk dapat mengecapnya dengan baik, merekam setiap kejadian, tawa, tangis, canda, haru, yang kelak akan diceritakan kembali demi mengenang masa-masa itu, terutama masa dimana aku dan kamu menjadi kita #ehem 😂

Sepanjang bulan Maret 2018, berita duka silih berganti dengan berita bahagia, hadir di tengah-tengah kehidupan saya (dan pastinya kehidupan kamu-kamu juga, kan?) Seperti misalnya berita duka dari teman kantor yang baru saja kehilangan orang tuanya, yang saya tahu betul bagaimana rasanya limbung ditinggalkan orangtua, berita bahagia dari seorang teman tentang kelahiran anak keduanya, kabar gembira rekan kerja yang akhirnya setelah sekian lama di promosi juga, atau kabar mengejutkan yang datang dari seorang teman yang divonis menderita kanker jantung, yang membuat jantung saya nyesss rasanya.

The story of life that enlighten me about being gratefull with the life that I have (again such a good reminder). Meski tidak sempurna, banyak khilaf dan salah, penuh drama ini itu dan segambreng hal lainnya, alhamdulilah, sebuah kenikmatan bisa berkumpul bersama keluarga dalam keadaan sehat dan kecukupan untuk menjalani hidup setiap harinya. Alhamdulilah.

Kemarin malam, saya dan beberapa teman mengunjungi seorang teman kantor yang sudah lama absen bekerja karena harus menjalani perawatan. Ya, dia sakit kanker darah stadium 4 dan sudah setahun terakhir beliau ikhtiar untuk kesembuhannya. Ini kali pertama setelah setahun tidak berjumpa dengannya dan saya speechless luar biasa. Ingin menangis rasanya melihat tubuh beliau yang dulu segar, bugar, sehat, keren, ganteng, berubah drastis karena segala perawatan (termasuk kemoterapi) yang dijalaninya. Kalau bukan karena menjaga niat untuk membuat ia dan keluarganya tegar, tangis saya pastinya sudah pecah di sana melihat kondisinya.

Kami di sana hampir dua jam lamanya, ngobrol, dan bermain dengan anak bungsunya. Tidak ada raut sedih yang saya lihat di wajah beliau dan istri. Hanya segurat lelah yang tampak di wajah sang istri karena harus mengurus suami dan tiga anaknya yang masih aktif-aktif. Namun sedikitpun tidak ada kesedihan di raut wajah keluarga, semua tampak seperti baik-baik saja, sakit yang dialami sang ayah, yang mungkin telah menyita waktu kebersamaan mereka, tidak menghilangkan keceriaan di wajah sang anak.

Betapa semangat beliau untuk sembuh, tawakal terhadap takdir sang kuasa, tetap ikhtiar dengan berkali-kali melakukan pengobatan, menyentuh hati saya yang mungkin belakangan "kaku" karena terlalu banyak hal ini itu duniawi yang mampir ke sana. Kita sebagai manusia, di jatuhkan berkali-kali, sampai ke titik terendah, tidak akan pernah benar-benar jatuh, ketika pengharapan akan kasih saya Allah SWT tidak menghilang dari dada ini (tunjuk dada masing-masing). Hanya berharap kepada Allah SWT dan yakin akan pertolonganNya, sebuah kekuatan terbesar yang saya yakini tidak akan mampu dikalahkan oleh apapun.

Kita bukan siapa-siapa.
Hanya kepadaNya kita kembali.
Ikhtiar yang kita jalani, merupakan proses untuk kembali kepadaNya dalam kondisi terbaik yang mampu kita lakukan.
Tidak ada daya dan upaya kecuali atas pertolonganNya. Lantas kenapa harus larut bersedih-sedih atas segala hal yang terjadi pada diri kita?

Mungkin itulah yang ada dalam pikiran beliau selama sakitnya, selama menjalani pengobatan dan perawatan demi kesembuhan yang hanya Allah SWT yang tahu hasil akhirnya. Yang kemudian, semangat dan keyakinannya itu tertransfer kepada kami semalam. Tunai. Ga pakai susah sinyal.

Nyess.

Betapa baiknya Allah swt mempertemukan saya dengan orang-orang baik, yang secara langsung atau tidak langsung memberikan makna hidup yang kadang terdistorsi dengan hal-hal duniawi. Melihat semangatnya untuk terus sembuh dan hidup bagi keluarga, membuat saya, dan teman-teman lain kehilangan alasan untuk tidak menghargai hidup yang kita punya saat ini dengan baik.

Penuhi hidup kita dengan kasih sayang dan cinta.
Saling tolong-menolong.
Perhatian dan pengertian.
Memberikan telinga untuk mendengar lebih banyak.
Menyampaikan kebaikan meski itu hanya sedikit saja.

Ahhh, saya jadi rindu mama saya di rumah.

Well, something happen for reason, begitu pun dengan apa yang terjadi pada hidup kita. Jangan pernah kehilangan harap akan rencana Allah SWT, karena tanpa itu semua, semua menjadi sia-sia.

Selamat hari Jumat & Jangan Lupa berdoa, agar senantiasa diberikan kekuatan untuk menjalani hidup dan segala lika-likunya.

Amin.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts