Random Talk #23

5:35 AM

Kata seorang teman, sebut saja dia Nutriana (bukan nutrisari yah), buku yang sekarang ini sedang dibaca menunjukan bagaimana kondisi sang pembacanya. Kata-kata itu meluncur dari bibirnya yang tipis beberapa tahun yang lalu, saat kami masih kuliah. Teman saya ini tipikal anak kampus yang sangat aktif di mana-mana, ibarat artis ibukota yang susahnya minta ampun buat sekedar ketemuan atau ngobrol-ngobrol cantik. Organisasi yang dia ikutin…? Banyakkkkk…!!! Selain itu dia sangat produktif di dunia seminar, mengikuti lomba-lomba kreatifitas mahasiswa, perkumpulan anak-anak yang hobi dengan bahasa inggris dan segambreng hal lain yang membuat gue mengerutkan dahi sambil geleng-geleng kepala sendiri, bagaimana bisa perempuan cungkring itu melakukan segambreng aktivitas tersebut. Terus klo lo, Din..? Gue mah jangan ditanya… Bukan tipikal aktivis kampus apalagi mahasiswa yang hobi ikutan lomba… cupu? Memang, tapi yahhhh kalau semua orang aktivis, siapa dong yang bakal nempatin bangku di depan fakultas buat sekedar ngobrol-ngobrol acak membunuh waktu…? #Eh

So, buku apa yang sekarang sedang lo baca, Din..?

Nomadic Heart, travelogue karangan Ariy. Buku itu gue temukan secara random di play store dan baru bisa dibeli paperclips karena ternyata buat belanja di play store harus punya kartu kredit (Nyesel gak lo, Din ga punya kartu kredit sampai sekarang..?). And guess what, buku itu membuat gue tercengang-cengang, dan membuat  niat kabur-kaburan semakin kenceng aja

Buku ini bercerita pengalaman travelling Ariy bersama teman-teman bule yang adalah backpacker dunia. Bukan sekedar berbagi pengalaman dia pergi kemana, ada apa saja di sana, tapi lebih dari itu, dia membungkus cerita dengan makna yang mungkin ga semua orang bisa temukan dari setiap perjalanan. Butuh kacamata khusus untuk bisa melihat sebuah perjalanan lebih dari spot yang cantik, lingkungan yang asik, atau makanan yang ciamik.

Satu kalimat pembuka di part keberapa yang gue lupa, Ariy menuliskan (yang sudah diotak-atik berdasarkan pemahaman absurd sang pembaca), banyak orang melakukan perjalanan untuk melarikan diri.

Damn, its true buat gue.. Buat sebagian orang, perjalanan dilakukan untuk menemukan pengalaman. Tapi, jujur buat gue pribadi, selain untuk mencari pengalaman, melakukan perjalanan adalah salah satu bentuk pelarian. Pelarian diri. Pelarian diri dari apa, Din…? Entahlah… kadang, dibutuhkan waktu buat kabur dari segala sesuatu yang kita kenal, sekedar memberi waktu untuk mengenal diri sendiri dari ketidakadaan rutinitas yang selama ini mengungkung.

Yahh apapun tujuan dari sebuah perjalanan, itu cuma definisi yang kita bikin sendiri. Maknanya, tetap aja ditemukan dalam hati. Dan biarlah itu tersimpan dalam hati, syukur-syukur bisa jadi inspirasi.


Mari bergerak… mari melakukan perjalanan :)

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts