Random Talk - Selamat Hari Ayah

8:26 PM


12 November kemarin, timeline media sosial penuh dengan ucapan & gambar tentang Hari Ayah. Saya tidak bisa ingat sejak kapan ada hari ayah karena selama ini yang saya tahu hanya hari ibu, dan hari itu pun tidak menjadi hal yang spesial di rumah kami. Kami adalah keluarga yang bisa dibilang cuek untuk urusan beginian, kalau diibaratkan sebuah hubungan pria-wanita, maka keluarga kami dikategorikan sebagai pasangan tidak romantis. Tidak ada kata sayang yang mengudara di rumah, yang ada hanyalah omelan, teriakan, bercaandaan, dan segambreng suara-suara annoying lainnya. Meski begitu, kami semua sama-sama tahu bahwa ada ikatan kuat diantara kami, sebagai keluarga, ayah, ibu, anak, adik, dan kakak. Ikatan ini yang terus terjalin meski tanpa bumbu romantis layaknya keluarga lain.

8  September 2016 kemarin tepat dua tahun ayah saya meninggal dunia. Masih jelas diingatan saya bagaimana Ibu saya menangis saat saya menelpon dari bandara saat itu, mengabarkan bahwa ayah kami yang cerewet sudah tiada. Masih saya ingat bagaimana saya menangis di tengah antrian orang yang ingin keluar dari bandara lalu digiring petugas minggir ke bangku tunggu, dan bagaimana saya harus menyaksikan ibu saya menangis berminggu-minggu setelah ayah saya pergi, kehilangan yang membuat hari-harinya tidak sama lagi.

Dua tahun sudah ayah kami pergi namun rasa kehilangan itu masih kental terasa. Dalam kondisi tertentu, saya suka berpikir kalau hidup yang kami jalani saat ini akan jauh lebih ringan jikalau beliau masih ada. Saya ngga perlu berantem sama adik saya untuk sekedar antar-jemput di Stasiun setiap harinya (terutama kalau mereka kesiangan  bangun), Ibu saya ngga perlu galau dan resah bersikap di lingkungan karena menjaga dirinya yang sudah tidak bersuami lagi, adik saya yang harus bersabar untuk kuliah dengan kondisi seadanya, dan seterusnya dan seterusnya.

Meski begitu, saya tidak menyesali apa yang sudah terjadi, karena apa yang terjadi adalah yang terbaik versiNya. Yang saya tahu, Ayah saya ngga perlu lagi merasakan sakit dan dada yang seolah penuh, tidak perlu lagi meminum obat-obatan yang membuat ginjalnya semakin tidak baik. Dan seterusnya dan seterusnya.

Kata orang seseorang semakin terasa maknanya ketika dia telah tiada, dan itu benar adanya.
Pagi ini saya dan ibu kembali mengenang ayah lewat cerita. Lalu kami berdua tersenyum. Dari cerita dan sorot mata mama, saya tahu beliau merindukannya. Dan saya pun juga merasakan hal yang sama.

Dengan kenangan terbaik yang kami miliki dengannya, saya ingin bilang, Terima kasih ayah untuk segala kebaikan yang diberikan kepada kami selama ini. Untuk setiap doa dan semangat , untuk contoh-contoh berperilaku dalam hidup, untuk segala kecerewetannya, marahnya, dan semuanya yang pernah ada. Terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa memeluk ayah di sana, ditempat terbaik di sisiNya.

Selamat Hari Ayah :)


You Might Also Like

0 comments

Popular Posts