Pertanyaan pertama : Kenapa Menulis?

4:39 AM

Kenapa menulis?

Pertanyaan itu menggantung di kepala setiap saya membaca tulisan orang lain yang diposting di blog. Setiap membaca tulisan mereka, nyali saya menciut. Kenapa? Karena tulisan yang dibuat itu bener-bener kece bin keren penuh makna dan energi yang sangat berbeda kondisinya dengan tulisan saya di blog yang acak dan minim makna apalagi berenergi, hehe!

Sering saya langsung berkomentar dalam hati," Waa si fulan ini keren banget ya pengalamannya, pantes aja tulisannya bagus banget!", atau komentar begini, "Keren banget ya ceritanya, idenya keren luar biasa, ahh wajar dia kan dapat kesempatan ini itu jadi bisa bikin tulisan seperti itu!", atau begini, "Kayaknya enak banget ya jadi dia bisa cerita hal-hal menginspirasi kayak begitu, ya gw kan cuma gini-gini aja jadi wajar klo tulisannya juga acak kayak begini", dan komentar-komentar lain yang kadang cuma mentok disimpan dalam hati.  *Komentar iri tanda takmampu 😁

Ga jarang setelah saya membaca tulisan mereka, saya membaca ulang tulisan sendiri yang akhirnya saya sadari (untuk kesekian kali) betapa kebangetan randomnya tulisan tersebut, pantes aja jumlah visitor blog per harinya paling banyak cuma 10 orang doang, hehehe.

But hei, sampai hari ini, meski minder dan nyali menciut dengan karya-karya kece dari mereka itu, saya tetap menulis! Meski jumlah visitor blog maksimal hanya 10 per hari, saya tetap menulis! Menulis acak! Tulisan yang kalau saya baca ulang cuma bisa berkomentar dalam hati, "Nulis apa sih, Din!".  hahaha..

Tapi kenyataannya adalah saya tetap menulis!

Dan pertanyaannya sekarang adalah kenapa saya menulis?

Well hei, ada yang bilang menulis itu salah satu cara seseorang untuk menjadi sehat. Inget kan gimana cerita Pak habibie saat ditinggal Ibu Ainun? Sepengetahuan saya, Pak habibie sedih luar biasa dan kesediahnnya ini berefek kepada kesehatannya. Dokter menyarankan Pak Habibie untuk mencari kegiatan untuk menyalurkan kesedihannya itu. Dan kalau ngga salah inget ceritanya, Pak Habibie memilih menulis untuk mengalihkan kesedihannya itu, agar ia menjadi lebih sehat, baik fisik dan juga mental.

Terus seorang teman juga bilang bahwa menulis adalah wadah untuk menjadikan kita "ada" saat diri ini sudah "tiada". #Tsah, pujangga sekali bahasanya, ahaha. Bentuk keabadian tak terbatas dan termakan zaman, katanya. Ia akan selalu ada sampai kapanpun! Itu pendapat sahabat saya yang juga aktif menulis di sini (www.nasikhudinisme.wordpress.com).

Ada juga yang berpendapat, menulis itu adalah sarana berekspresi. Mengekspresikan apa yang ada dalam hati dan pikiran.

Dan sederet pendapat lain mengenai mengapa kebanyakan orang menulis.

Lantas buat lo sendiri, Din?

Well hei, saya menulis cuma karena pengen nulis aja. Haha. Kadang ada hal acak melintas di kepala dan entah kenapa ada keinginan untuk segera menuliskannya, meski kebanyakan hanya sesuatu yang acak. Dan saya merindu perasaan "ahhhh" yang mana perasaan "ahhh" ini sulit diungkapkan dengan kata-kata penjabarannya. Yang jelas, perasaan "ahhh" itu bisa membuat saya senyum senyum sendiri setelahnya.

Sederhananya, saya menulis karena saya hanya ingin menulis dan merindu efek senang setelah menulis. Disadari atau tidak, ternyata saya menulis untuk diri saya sendiri, untuk kesenangan sendiri😂. Sebuah bonus kalau tulisan yang saya buat juga ternyata memberi makna bagi para pembaca yang kebetulan lewat ga sengaja di blog saya, hehe. Sebuah bonus juga ketika orang merasa terinspirasi dengan tulisan tersebut, karena pada dasarnya ketika menulis saya mempersembahkannya untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain. Juga sama halnya dengan jumlah visitor yang bejibun di setiap postingan, itu hanya bonus aja atas apa yang sudah kita curahkan sepenuh hati. Dan bonus-bonus itu ngga bisa dipaksakan, akan datang kepada orang yang memang sudah pas untuk didatangi, sama kayak halnya dengan jodoh*lah malah bahas jodoh Din 🙈

Yah, begitulah adanya. Ternyata!

Setiap orang punya rekam jejaknya yang unik dimana ketika itu dituliskan juga akan punya efek yang beda2 untuk setiap pembacanya. Apakah itu menjadi sesuatu yang harus dikhawatirkan ketika ingin menulis? Not a big deal. As long as you write with your heart, you will always find happiness *apalah sebutannya

So, that's my long short story mengenai kenapa menulis. Kalau kamu? Kenapa menulis?

Love
anggiani.dini

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts