Seorang teman bilang begini waktu saya ngoceh soal cuaca yang ngga kece (read : hujan terus) akhir-akhir ini, " Allah mencintai makhluknya.. memberikan kehidupan. Dgn hujan udara akan bersih . Dgn hujan tumbuhan akn kembali hidup..", yang bikin saya senyum-senyum sendiri karena malu kebanyakan mengeluh

He is totally right.
Kemarin, Jakarta seharian diguyur hujan, bahkan sampai saya pulang pun masih ada sisa-sisa hujan beberapa menit sebelumnya. Sesampainya saya di depok, dan naik ojek (kebetulan ngga dijemput adik), kebiasaan lama pun saya lakukan kembali, menatap langit lamaa sekali. Dan malam itu saya menemukan langit yang bersih, cerah, penuh bintang. Udara malam itu menyenangkan.

Pun begitu saat kemarin sore saya ngobrol-ngobrol di pantry sama seorang teman. Beberapa menit sebelum kami ngobrol, hujan deras mengguyur kawasan kantor dan sekitarnya. Saking derasnya, ngga nampak apa-apa lagi dari kaca ruangan, hanya nampak embun yang menyelimuti menjadi dingin. #Tsah..!!
Beberapa saat kemudian setelah hujan selesai, langit sore itu kece banget. Bersih. Dan sepertinya udara menjadi menyenangkan.

Ingatan saya mundur dan mentok ke dia dia dia yang memberikan kalimat sakti barusan, " Allah mencintai makhluknya.. memberikan kehidupan. Dgn hujan udara akan bersih . Dgn hujan tumbuhan akn kembali hidup"

Kadang kita suka judge sesuatu ga baik buat kita, padahal Allah Yang Maha Tahu apakah hal tersebut baik buat kita. Dan sebaliknya.

Saya menganalogikan hujan dengan masalah2 hidup yang mungkin saat ini sedang melanda kamu kamu semua (dan saya juga tentunya). "Hujan" yang datang dalam hidup adalah berkah dari Allah SWT untuk membersihkan diri, dan dengan penerimaan yang baik, maka akan terpancar sinar hidup yang menyenangkan. Meski kadang, ga selalu ada pelangi setelah hujan, yang ada hanya melanjutkan perjalanan #sokbijak

Satu-satunya hal yang bisa dilakukan saat ini adalah melakukan penerimaan, penerimaan yang baik..

Selamat Hari Kamis
Let it rain.. let it rain 😊