Random Talk #47

4:20 PM

Rabu, 14 January 2015

Tadi malam adik bungsu saya bertanya spontan begini, "Teh, ada uang ga, 150rb buat bayar buku.."

Deg!

Pertanyaan itu sepertinya disampaikan dengan sangat hati-hati olehnya, selain karena mungkin ini tanggal tua, muka saya juga keliatan kusut karena capek kerja.

Ini bukan soal uangnya. Alhamdulilah, masih ada tabungan yang bisa dipakai untuk bayar buku. Tapi, pertanyaan adik bungsu saya itu mengkoneksikan batin dan pikiran saya kepada satu hal, "Saya hidup bukan untuk diri saya sendiri.. kita hidup bukan cuma untuk diri kita sendiri.."

Kemudian saya bercermin lama sekali. Memandang wajah saya berulang kali sampai akhirnya saya ketawa dan ngomong sendiri. "Din, kalau lo sedih dan terpuruk, yang paling sakit perasaannya itu bukan lo aja, tapi keluarga dan orang2 yang sayang sama lo lah yang akan merasakan sakit terdalamnya. Pun begitu saat lo bisa tertawa bahagia, yang paling senang melihat kebahagiaan itu adalah keluarga dan orang2 yang sayang sama lo.. lihat dunia sekitar, yang begitu penuh rasa sayang namun terabaikan karena beberapa waktu belakangan, cara pandang lo di batasin oleh dunia lo sendiri...!"

Jedang! Kayak ada batu besar nimpa kepala, membuat amnesia ini menghilang seketika.

Dulu, yang membuat kita semangat untuk terus berjuang melakukan yang terbaik, selain untuk diri sendiri, juga pasti untuk membuat kebanggaan dan kebahagiaan untuk orang-orang tersayang, mereka yang real ada di sekitar, bukan bayangan imajiner yang hanya muncul di dunia imajiner.

Dan kadang kita suka lupa, mereka ada untuk kita setiap saat meski terabaikan.

Dan tetiba saya malu sendiri.
Beberapa waktu belakangan ini, saya merasa menjadi orang paling terpuruk di dunia padahal well heii, ada banyak orang yang lebih susah tapi mereka bisa tetap bahagia. Mereka bersyukur selalu dengan hidupnya.

Mungkin ini yang membuat hati dan pikiran saya gelisah terus beberapa waktu belakangan ini. Saya dibatasi oleh cara pandang dunia saya sendiri dan saya melupakan yang namanya bersyukur.

Saya bersikap seolah saya bukan makhluk beriman yang mempunya Allah SWT. Kenapa harus gelisah dan bersedih saat kita tahu ada Dia yang selalu bersama kita?

La Tahzan..
Jangan bersedih
Ada orang-orang tersayang yang akan terluka parah saat kita sedih, terpuruk dan jatuh
Untuk mereka semua, kita harus menjadi orang yang berbahagia
Terlebih dari itu, ini adalah bentuk rasa syukur kita atas hidup yang diberikan Allah SWT

Semoga Allah menjaga hati-hati kita selalu, amin

Selamat hari Rabu :)

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts