Random Talk #12

6:27 AM


Senin, 24 Februari 2014

Pagi hari ini di kantor, hal pertama yang gue lakuin bukannya buka laptop atau ngelakuin lalalili lainnya untuk bersiap bekerja, tapi malah melipir ke kubikal teman di seberang sana, demi melihat video musik yang artisnya adalah anak-anak band divisi partnership distribution, divisi tempat gue bekerja dua tahun belakangan ini.

Jadi ceritanya, setiap tahun di kantor diadakan kompetisi musik, dimana setiap divisi mengirimkan wakilnya untuk berlomba. Meski bisa dibilang kompetisi sederhana, pesertanya keren2 punya. Dua tahun kebelakang, kompetisi musiknya itu mirip2 indonesian idol gitu deh dan pesertanya ga kalah keren dibanding dengan artis-artis idol. Suerrr.. !!!

Taun ini format kompetisi musiknya dibuat berbeda. Bukan ajang solo karier ala-ala idol tapi kompetisi musik yang dibalut dalam bentuk akustik band. Dan taun ini juga, divisi gue mengirimkan 1 perwakilan, sebuah hal yang jarang dilakukan sebenarnyaa. Bisa dibilang, ini kali pertama divisi kami ikut serta aktif dalam kegiatan kantor, biasanya kami hanya jadi penonton setia yang mendukung tim-tim lain berlomba. Hebatnya, di kali pertama ikut lomba, band akustik divisi kami yang diberi nama level 15th band, masuk ke jajaran top 3. Salutttt..

Well, ditulisan kali ini, gue bukannya pengen ngebahas tentang level 15th band yang masuk tiga besar, atau hal-hal lain terkait dengan kompetisi. Ditulisan kali ini, gue ingin menuliskan lagi bahwa, untuk bisa menyentuh hati, diperlukan hati.

So, what is the correlation between music competition called unplugged with touching heart with heart?

Begini ceritanya.

Personil level 15th band itu berasal dari tim yang berbeda dengan job desc yang juga berbeda. Ada yang personilnya ngurusin budget, proposal, performance atau survei, ada yang personilnya ngurusin training, ada juga yang personilnya ngurusin event, marketing, dan colateral. Wajah-wajah stress menggelayut setiap saat mereka berjibaku dengan kerjaan masing-masing. Muka berkerut dengan alis yang hampir beradu atau rambut kusut seperti habis kena setrum, sering gue lihat selama kerja bareng mereka. But heii, siapa sangka coba, saat manusia-manusia komputer ini bertemu dengan gitar, saxophone, drum, ataupun bass bisa berubah menjadi cowok-cowok kece dengan aura bintang yang mampu merebut perhatian siapapun...? Ehem, ga ada yang sangka awalnya. Tapi saat melihat penampilan mereka (meski hanya lewat video), aura itu terpancar kuat dari masing-masing orang. Gue bisa ngeliat ada soul disetiap petikan gitar, groove yang asik dari setiap nada yang terbentuk, ataupun goyangan2 spontan mengikuti musik yang terlihat sangat keren. Salut...

"Gue tau kenapa lo semua bisa begitu.. ", celetuk gue magrib tadi. 

"Karena kalian semua mainnya pake hati..karena disitulah jiwa-jiwa lo semua ada, ya kan mas?", ceracau gue ke salah satu personil band yang udah gue anggep kakak sendiri itu. Dia mah cuma senyam-senyum aja..tapii meski begitu, gue bisa ngeliat emang ada yang beda saat mereka memegang alat musik.. 

Their passion is not related to document, excel, or whatever they do now, their passion is the music that they play now..dan mereka jadi terlihat keren karena mereka mainnya pake seluruh jiwa, pake seluruh hati.. Meski cuman sementara karena harus kembali bekerja (say hello to the reality), tapi kesenangan dan kepuasan itu tetap terus ada.. :)

Dan ingatan gue melayang acak dan hinggap di salah satu tulisan adenita. Dia bilang, untuk bisa menyentuh hati diperlukan "hati" dari setiap hal yang dilakukan, dan gue setujuuuu banget dengan yang dia bilang. 

Pertanyaannya adalah, kapan terakhir kali kita gue melakukan sesuatu hal yang lo suka dengan hati? Dengan seluruh jiwa..? Kalau jawabannya belum, it's time for us to pack up all the past dan mulai melakukan dengan hati..seluruh jiwa..


Selamat hari senin..

and here is it, level 15th band :)




You Might Also Like

0 comments

Popular Posts