Random Talk - Bukan Bucket List Biasa

8:01 AM

Kapan terakhir kali kamu bikin bucket list? Rasanya sudah lama banget saya ngga bikin bucket list dan akhir-akhir ini seringnya bikin to do list kerjaan kantor, hehehe. Antara sedih dan senang. Senang karena dengan banyaknya to do list kerjaan kantor artinya kita masih dibutuhkan di tempat kerja, dan masih diberikan kesempatan buat berkarya. Sedih karena ternyata urusan pekerjaan ini begitu menyita sebagian besar waktu sehingga kita (atau mungkin saya aja) jadi lupa hal-hal yang jauh lebih penting dari urusan kerja, salah satunya mikirin cita-cita hidup mau seperti apa.

Ide tentang bucket list ini ngga sekonyong-konyong melintas hadir di kepala saya, tapi ada sebabnya. Kemarin saya nonton drama korea yang judulnya Undateables, sebuah drama yang mengangkat tema percintaan dengan bumbu-bumbu perselingkuhan. Mainstream yah? Iyah mainstream banget! Tapi, ada satu alur cerita yang bikin saya jadi terinspirasi untuk melakukan hal yang sama. Jadi salah satu adegan drama korea ini menceritakan tentang seorang istri yang telah dikhianati suaminya selama bertahun-tahun (dan berulang-ulang bo!), sampai suatu ketika dia berada di suatu titik mati rasa. Pada akhirnya dia memutuskan untuk melepas suaminya, berhenti mempertahankan perkawinan berpuluh-puluh tahun yang telah menghasilkan 1 orang anak dan 2 orang cucu. Lama juga yah ahjuma ini bertahan dengan suaminya. Mungkin dia selalu berpikiran bahwa suaminya ini akan berubah suatu saat nanti, namun ternyata sang suami tidak pernah berubah. Kadang saya penasaran dengan cara berpikir dari ahjuma, tentang apa yang membuatnya harus menunggu puluhan tahun untuk membuat keputusan meninggalkan sang suami. Saya juga penasaran dengan apa yang dipikirkan sang ahjusi sehingga berulang-ulang mengkhianati sang istri. Apakah dia terlalu percaya diri bahwa sang istri begitu mencintainya sehingga sebanyak apapun kesalahan yang dilakukan, dia akan tetap dimaafkan? Entahlah! Hanya penulis skenario yang tahu latar belakangnya apa #eh, hehe.

Setelah memutuskan untuk meninggalkan sang suami, ahjuma ini duduk di kursi kesayangan sambil mulai corat-coret buku hariannya. Saya kira awalnya dia menulis semacam diary, tetapi ternyata dia bikin bucket list, hal-hal yang selama dia nikah (dan selama itu pula ia disakiti), tidak bisa dilakukan. Meski ga dituliskan di dialog ataupun ada narasi yang mengiringi, saya bisa menangkap bahwa pemeran wanita ini ingin membahagiakan dirinya sendiri dan berhenti menggantungkan kebahagiannya pada orang lain. Mungkin selama ini ahjuma mempertahankan hubungan dengan suaminya karena kebersaaman dengan sang suami merupakan sumber kebahagiaan ia dan anak-anaknya. Mungkin ahjuma ini memiliki keyakinan bahwa seseorang bisa berubah dengan memberikan kesempatan kedua ketiga keempat dan ke-.... Entah di kesempatan yang keberapa seseorang ini bisa berubah, atau sebaliknya, sampai kesempatan berapan seseorang akan menyerah dan berhenti memperjuangkan. Bukan karena lelah atau bagaimana, tapi kalau kata raisa cukup bijaksana, mengerti kapan harus berakhir #tsah

Kalau saya pribadi, yang notabene anak statistika, dimana untuk menghilangkan error dalam mengambil keputusan maka dibutuhkan ulangan minimal 3x, maka cukup sampai kesempatan ketiga akan bertahan, selebihnya seperti kata raisa, saatnya berbesar hati untuk melepaskan. #Eaaa haha

Well, saya percaya bahwa melepaskan merupakan awal dari sebuah proses menemukan, menemukan diri kita sendiri yang paling utamanya. Berat pasti melepaskan sesuatu itu, namun pada satu titik ketika diri ini sudah bisa berdamai, maka saya yakin kita akan dipertemukan dengan hal-hal yang tak terduga sebelumnya. Istilahnya mah, kejutan berhadiah untuk mereka yang sabar.

Kadang kita suka memaksakan kehendak kita sendiri. Berpikir bahwa dengan memaksakan kehedak itu adalah bentuk dari usaha untuk mempertahankan sesuatu. Dan mempertahankan sesuatu itu adalah cara untuk bisa bahagia. Padahal yang kita dapat hanyalah suatu kebahagiaan yang semu. You deserve the best for your life, jadi jangan ragu untuk melepaskan dan menerima bahwa bahagia ini tidak bisa didapat dari memaksakan atau mempertahankan sesuatu yang sudah tidak bisa dipertahankan. #apadeh

Well, berawal dari cerita di drama korea tersebut, saya ingin juga menuliskan kembali bucket list buat setahun ke depan. Dulu semasa kuliah saya sering bikin bucket list dan hasilnya? Alhamdulilah Allah mengabulkan satu per satu bucket list tersebut, ada juga yang digantikan dengan hal yang lebih baik. Sekarang, di saat umur sudah genap 30 tahun, dan sebelum mengucapkan selamat tinggal pada usia dua puluhan, izinkan saya menuliskan bucket list dan membaginya di sini. Suatu saat kalau tulisan ini saya buka lagi, semoga sudah ada yang bisa dicoret atau semuanya dicoret, hehehe. Amin.

Nah, kalau kalian, apa bucket list yang mau dibagikan? Happy 256th Ramadhan 🤗

Bucket List anggiani.dini
1. Camping di rancaupas bareng keluarga
2. Roadtrip Pulau Jawa bareng keluarga
3. Camping di Pantai bareng keluarga
4. Mamacation (nyontek istilahnya arief rahman sang travel blogger, mamacation - vacation bareng mama hehe)

5. Update Random talk setiap bulan sekali di blog

6. Ikut kegiatan volunteer 

7. ...

To be continued

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts