Kesempatan Kedua

8:00 PM

Minggu, 4 Oktober 2015

Beberapa waktu belakangan ini, saya merasa sangat tertekan dengan pekerjaan baru saya. Perasaan tidak percaya diri ditambah tekanan & ekspektasi lingkungan yang tinggi membuat saya menjadi tumpul. Setiap harinya, saya berjuang untuk meyakinkan diri sendiri bahwa ini semua pasti bisa terlalui dengan baik dan pada akhirnya saya bisa tersenyum melihat perjalanan panjang tersebut.

Namun, perasaan saya semakin hari semakin memburuk. Fokus saya semakin lama semakin tertuju pada “ribet”, “sulit”, “tidak bisa”, “tidak percaya diri”, dan hal-hal negative lainnya yang membuat “view” saya menyempit kepada hal negative. Fokus saya kepada hal negative tadi membuat saya menjadi negative. Disadari atau tidak, akhir-akhir ini, saya menjadi pribadi yang tidak lepas, sedikit anti-sosial dan ingin menyendiri, jadi pribadi yang ngga asik, dan ingin kabur dari pekerjaan ini meskipun belum tahu harus kabur kemana.  Beruntung, teman-teman baik saya di kantor tidak lantas meninggalkan saya. Mereka mengerti bahwa saat ini saya perlu dibantu, perlu diyakinkan bahwa hidup terlalu sia-sia jika kita cuma pusing sama satu hal aja (read : kerjaan). Mereka terus mendengarkan ocehan saya, keluhan saya, yang mungkin saja mereka juga sudah lelah dan capek mendengarnya, tapi mereka tetap mendengarkan.

Sampai akhirnya, hari Jum’at kemarin, saya diberi kesempatan untuk menyampaikan segala kesulitan saya tersebut kepada seseorang yang dituakan di kantor. Saya juga diberikan kesempatan untuk mengatakan bahwa saya sudah ingin menyerah dengan pekerjaan baru ini. Dan pada saat yang sama, saya diberi kesempatan untuk mendengarkan berbagai masukan yang memberi saya pandangan lain tentang pekerjaan yang sedang saya jalani ini. Dengan satu tujuan, tidak salah dalam mengambil keputusan.

Dari obrolan tersebut, saya diingatkan bahwa perjalanan ini mempunyai sisi lain yang bisa dinikmati selain kesulitan-kesulitan yang memang tidak bisa begitu saja di eliminasi. Saya diingatkan bahwa perjalanan kali ini adalah bagian pembelajaran dalam hidup yang pasti ditempat manapun akan selalui ditemui. Saya disadarkan bahwa saya yang meminta dulu keluar dari zona nyaman beberapa waktu lalu, dan Allah SWT mengabulkan doa tersebut dengan diberikannya kesempatan ini. Saya sadar saya lupa untuk bersyukur bahwa begitu banyak kesempatan yang diberikanNya, namun tertutup oleh keluh, kesah, dan ketidakyakinan.

Saya terlalu fokus pada satu titik sehingga lupa ada titik lain yang mungkin bisa membuat saya bisa lebih sering tersenyum dibandingkan hari-hari terakhir.

Saya tidak tahu akan seperti apa akhirnya nanti, cuma saat ini saya ingin memperbaiki apa yang sudah saya sia-siakan. Menikmati perjalanan, menjalani proses, dan tersenyum lebih banyak tanpa mengkhawatirkan apa yang akan terjadi esok hari, karena hari ini saya sudah menjalani dengan sebaik mungkin yang bisa dilakukan.


Bismillah :)

And i love this song so much and want to share with you 

"When you've been fighting for it all your life
You've been working every day and night
That's how a superhero learns to fly
(Every day, every hour
Turn the pain into power)" - Superhero, The Script



You Might Also Like

0 comments

Popular Posts