Random Talk #57

7:39 AM

Sabtu, 20 Juni 2015

Well hei di malem minggu ini, saya masih sendiri #lagi. Siap-siap aja lebaran nanti pasang hati dan telinga baik-baik menampung pertanyaan berulang setiap tahun yang temanya sama, "Kapan Nikah?". Udah terlalu sering pertanyaan itu datang, jadi hati dan telinga ini sudah kebal *tapi di lubuk hati terdalam mah tetep aja ngenes

Selepas Ashar tadi, saya dan si bungsu pergi ke rumah temen yang lokasinya dekat dengan rumah lama kami. Di jalan, kami bertemu dengan tetangga lama yang awalnya hanya menatap wajah saya dengan penuh tanya (mungkin). Karena dia terus memperhatikan muka saya, maka saya sapalah dia dan dia nanya, "Siapa ya?", dezangggg dia ga inget ternyata. Setelah bersalaman dan memberi tahu bahwa saya adalah tetangga lamanya, spontan dia seperti ingin memeluk dan kemudian meluncurlah pertanyaan sakti,"Udah nikah belum?", nyatanya ngga perlu nunggu sampe lebaran buat ketemu pertanyaan itu #lagi. Hari ketiga puasa udah ditanya 😂. No hurt feeling, setidaknya diakhir obrolan singkat seuntai doa diucapkannya, "semoga segera ya", dan dijawab seribu aminnn.

Di saat para pasangan bertaraweh bersama di malam minggu ini, yang mungkin dilanjutkan dengan ngobrol-ngobrol cantik dan ganteng, saya masih duduk-duduk cantik sambil merandom di blog. Biarlah, semua orang ada porsinya masing-masing, dan marilah kita melanjutkan #random talk ini.

Saya suka berhitung! Sejak kecil saya sudah diajari berhitung oleh ayah, yang pada saat itu cukup banget bikin saya  nangis bombay karena dimarahin kalau ngga bisa fokus sama apa yang diajarkannya. Sampai pada akhirnya saya ngga mau diajarin lagi, pilih belajar sendiri yang artinya ngga bener-bener belajar. Tapi, Alhamdulilah kemampuan hitung ayah menurun kepada saya, jadi lumayan lah klo ada lomba kalistung, terutama kalistung uang 😁

Now, let's counting!
1 hari ada 24 Jam yang klo di ubah ke dalam menit ada 24×60 menit = 1440 menit atau sama dengan 86400 detik (silakan ambil kalkulator buat menghitung sendiri).
Nah mari kita jabarkan kembali, dari 24 jam itu dihabiskan untuk apa saja? Kalau saya : 1 jam persiapan pagi untuk berangkat kerja, 3 jam perjalanan kantor (pulang - pergi), 11 jam kerja di kantor (asumsi masuk jam 8 dan pulang jam7 setelah magrib), 1 jam waktu istirahat setelah pulang kerja, 8 jam istirahat tidur dan begitu seterusnya setiap hari.

Disadari atau tidak, hampir sebagian besar waktu dihabiskan di kantor. Sebagian besar energi dan pikiran tercurahkan untuk mengerjakan pekerjaan kantor. Terbayang setiap sampai rumah, badan sudah lelah, bahkan untuk ngobrol sama ibu dan keluarga di rumah sudah payah. Sering mereka sudah tidur saat saya datang. Begitu seterusnya. Sampai tadi, ketika saya dibonceng oleh adik saya menuju rumah teman, pikiran acak menghinggapi. Seberapa waktu yang dialokasikan benar-benar untuk silaturahmi? Silaturahmi secara fisik bukan sekedar pesan yang dikirim lewat gelombang. Silaturahmi yang benar-benar terbebas dari media, atau pikiran lain yang biasanya gantung di kantor?
Saya tiba-tiba menyadari sudah lama sekali tidak bersilaturahmi seperti hari ini. Sudah lama tidak punya quality time dengan keluarga, sahabat, manusia nyata bukan sesuatu yang bentuknya tak terdeteksi mata, bukan mereka yang ada di ruang maya.

Sore itu saya menyadari sepertinya selama ini pikiran dan fokus tercurahkan ke satu hal rutin yang selama ini dijalani, pekerjaan yang menjadi penghidupan kami selama ini. Di saat yang sama, sesuatu yang memberi penghidupan tidak benar-benar membuat kita hidup. So pathetic!

I'm not complaining about my job actually, just re-thinking, ada berapa banyak hal yang saya lewatkan karena terlalu fokus sama ruang dan kubikel di lantai itu?

Pikiran saya kemudian semakin acak-acakan dan berakhir dengan satu pertanyaan," what are you looking for? The most you wanted to do in your life?"

dan sayah kembali semakin acak-acakan...

Random talk end here..

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts