Random Talk - Tentang Menunggu

6:44 AM

Apa sih lagu favorit kamu dan pasangan, lagu yang paling sering kalian dengar berdua?

Nah, kalau saya dan suami lagi pengen sok romantis-romantisan, maka lagu-lagu ini yang jadi juaranya!

1. You Are The Reason-nya Calum Scott
2. Perfect-nya Ed Sheeran
3. Soundtrack nya film Up yang juga dinyanyiin sama Ed Sheeran
4. Soundtracknya Lava Song, film pendek durasi sekitar 3-4 menitan karya Pixar

Lagu-lagu di atas seperti soundtrack yang mengiringi drama kehidupan kami setiap waktunya, menjadi satu kesatuan yang utuh. Suatu hari mendengar lagu tersebut diputar, rangkaian memori berdua mengudara*ceile.

Hari ini, 27 Oktober 2018, tepat 1 bulan lebih 11 hari, saya menikah dengan Ridwan, sang suami, yang setiap harinya bikin saya ngga pengen lama-lama pisah darinya, hehe. Setiap detik yang dihabiskan bersamanya itu sangat berharga, dan entah kenapa semakin hari saya semakin senang ndusel-ndusel ke suami, hehehe. Saya seperti menemukan suaka baru yang memberi rasa nyaman dan aman di tengah realita hidup yang kadang membuat jengah sendiri.

Belum banyak hal yang kami lalui selama 1 bulan 11 hari ini, memori yang terjalin pun masih berupa puzzle-puzzle kecil yang masih jauh untuk melengkapinya. Tahap perkenalan atau honeymoon kalau kata kebanyakan orang.

Tiap detik yang dihabiskan selama 1 bulan 11 hari ini membuat saya merasa bersyukur Allah swt mempertemukan saya dengan suami, menyatukan kami dalam ikatan paling suci yang pernah ada, pernikahan.

Hidup tidak lantas menjadi ringan setelah menikah, namun langkah ini menjadi tidak sepi lagi. Ada teman hidup yang bahunya bisa dijadikan tempat bersandar, seseorang yang bisa saling menguatkan, dan seseorang yang saling cinta & sayang, dimana rasa itu mampu melunturkan khawatir, insecure feeling. Alhamdulilah.

Setelah melewati fase ditanya, "kapan nikah", sekarang saya sedang menikmati fase selanjutnya, yaitu ditanya "Udah isi belum?". Bukan cuma saya yang mengalami, suami pun turut serta dalam drama pertanyaan serupa dari kerabat-kerabatnya. Saya sih masih bisa santai dan cuek menghadapi pertanyaan-pertanyaan tersebut, namun sesungguhnya saya belum bisa santai menghadapi ekspektasi diri sendiri akan hamil/punya momongan.

Beberapa waktu yang lalu, tiba-tiba saja saya keluar flek, 1 hari saja. Kejadian satu hari itu membuat saya sedih sendiri. Saya, dibawah sadar, tanpa pernah mengakui secara verbal, sangat ingin hamil dan punya momongan segera setelah menikah. Bukan karena usia yang semakin menua, atau tekanan dari lingkungan sekitar yang menjadikan punya momongan adalah bagian wajib dari sebuah pernikahan, melainkan karena saya rindu menjadi Ibu.

Saya mengharapkan tidak haid sesaat setelah menikah, namun kejadian sehari keluar flek membuat harapan saya runtuh seketika. Saya menangis tersedu ke suami dan dia membisikan kata-kata sakti yang membuat saya sadar bahwa anak adalah titipan, yang akan diberikan olehNya ketika waktunya sudah siap.

Pada momen ini, saya bisa mengerti bagaimana perasaan pasangan yang telah menikah lama namun urung diberikan keturunan. Berapa banyak bulan-bulan yang dihabiskan berdua sang suami dengan menangis tersedu (mungkin) karena ternyata pembuahan belum berhasil meski ikhtiar dan doa tiada henti telah dilakukan. Berapa banyak malam yang dihabiskan dengan doa dan sujud namun takdir belum menuliskan kehadiran buah hati. Berapa banyak detik yang dihabiskan untuk menunggu dan terus menunggu hingga waktu terbaik itu datang.

Well, menunggu itu sesuatu yang tidak menyenangkan. Namun, dengan melewati fase menunggu, kita menjadi seseorang yang bisa lebih menghargai apa yang telah didapatkan, apa yang telah Allah swt berikan kepada kita.

Pernikahan kami masih seumur jagung. Kalah jauh penantiannya dengan mereka yang sudah bertahun-tahun menikah namun belum juga dikaruniai keturunan. Meski begitu, life must go on, dengan doa dan ikhtiar tiada henti.

Sama dengan menanti hadirnya jodoh, selama proses menunggu, Allah menyisipkan banyak hikmah untuk dipetik, salah satunya mempersiapkan diri agar pantas menjadi orang tua, agar lebih siap lahir dan batin. Dan waktuNya lah yang terbaik.

Untuk semua yang ada pada diri kita hanyalah titipan yang sewaktu-sewaktu akan kembali. Umur. Rezeki. Jodoh. Anak. Dll

Pada akhirnya, kepadaNya lah dikembalikan segala urusan, karena sebaik-baiknya takdir adalah TakdirNya.

Happy Weekend, be happy while waiting your time 🤗🤗🤗

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts