Happy Little Soul - Bukan Resensi

8:38 AM

Saya selalu percaya bahwa untuk menyentuh hati harus pakai "hati". Kalau kata teh @adenits disalah satu bukunya, sesuatu yang datangnya dari hati akan menyentuh hati, itulah yang saya rasakan ketika membaca pengalaman Ibuk muda biasa (katanya 😀), a.k.a @retnohening, a.k.a mamanya kirana dalam buku Happy Little Soul. Baru membaca halaman awal saja hati saya sudah penuh dengan rasa haru yang hampir membuat air mata jatuh *aseli bukan gombal belaka 😁

Bagi saya yang belum menikah dan masih dalam ikhtiar ini (duh curhat colongan 😂), membaca Happy Little Soul bukan cuma bikin saya tahu apa saja yang dilakukan Ibuk Retno untuk menghadirkan sesosok kecil yang adorable dan penuh tawa riang seperti Kirana, tetapi juga mengingkatkan kembali bahwa Ibu adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya, persis seperti apa yang pernah disampaikan oleh teman saya di seberang sana.

Membaca halaman demi halaman cerita Ibuk, membuat saya jadi refleksi balik ke diri sendiri, bertanya-tanya lagi tentang apa yang sudah saya lakukan/persiapkan untuk menjadi madrasah bagi anak-anak saya kelak, yang bukan cuma sekedar ilmu pengetahuan umum, tetapi juga tentang ilmu agama yang rasa-rasanya ah masih jauh pangggang dari api a.k.a masih banyak banget kurangnya, masih banyak banget buat belajarnya. But hei, jangan berkecil hati, being a mother is a lifetime learner, katanya begitu. Jadi, jangan berhenti buat belajar, keep going :) *menyemangati diri sendiri 😂

Dari sekian banyak pengalaman yang Ibuk @retnohening bagikan dibuku yang design -nya cute dan penuh warna ini, ada satu cerita yang cukup menyentuh saya yaitu ketika Ibuk mengalami kehilangan dan berikhtiar untuk diberikan pengganti. "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahuinya", membaca potongan surat Al-Baqarah di dalam Happy Little Soul membuat saya merasa nyes sendiri. Jangan tanya kenapa karena akan jadi panjang ceritanya. Namun yang jelas, kalimat yang Ibuk @retnohening tuliskan dalam Happy Little Soul, memotivasi kembali diri yang penuh kegalauan ini, untuk terus istiqomah dalam berdoa dan berusaha, untuk apapun harapan yang diinginkan. The best will come soon begitu katanya just believe it :)

Pengalaman parenting Ibuk yang dituliskan dengan begitu humble dan sederhana membuat saya yang membaca buku ini merasa tidak sedang digurui, tapi lebih terasa seperti mendengarkan sahabat yang sedang bercerita, begitu mengalir, begitu dekat. Contoh-contoh yang diberikan dalam proses pengasuhan neng Kirana juga ngga rumit dan sangat bisa untuk dicoba oleh ibu-ibu muda lainnya (colek sahabat saya yang baru jadi Ibu @visakana dan yang sebentar lagi menjadi ibu @ummiisnaini). Semangat yah teman :)

Membaca tulisan ibuk membuat saya rindu menjadi seorang ibu (nikah dulu kali din 😂) sekaligus rindu menjadi seorang anak kecil, hihi. Saya jadi ingat masa-masa kecil dulu mulai dari proses kelahiran saya di dunia fana ini, tentang kata pertama yang saya ucapkan, lagu pertama yang dinyanyikan, langkah pertama, masa-masa sekolah dan perjalanan lain yang membawa saya sampai ke hari ini. Tanpa mama yang luar biasa, tanpa doanya, apa jadinya saya ini?
Meski ibu saya tidak seperti Ibuk @retnohening dalam mengasuh saya waktu kecil dulu, tapi saya tahu keduanya punya kesamaan, yaitu cinta tanpa batas seorang ibu yang menginginkan anak-anaknya bahagia. Kiss untuk ibu kita masing-masing di rumah.

Akhir kata, terima kasih telah berbagi pengalamannya Ibuk, sangat menginspirasi sekali dan satu kata buat mba rara (mba editor yang sudah meyakinkan ibu untuk menulis), terima kasih sudah meyakinkan Ibuk untuk berbagi kisahnya, sangat setuju bahwa untuk berbagi ngga harus jadi orang yang ahli :)

Selamat meyambut hari senin :)











You Might Also Like

0 comments

Popular Posts