Daily Story 10 - 1 Hari untuk Selamanya

6:53 AM

photo by tim foto SD Sukalaksana
Judul daily story kali ini dikopi dan diedit sedikit dari judul filmnya Nicholas Saputra dan Ardinia Wirasti, Tiga Hari Untuk Selamanya. Film ini masuk dalam salah satu kategori film Indonesia terbaik versi saya pribadi. Tanya kenapa? "Kenapa, Din?" Ya suka aja, hehehe. Untuk suka sama sesuatu ngga harus selalu ada alasan spesifik, kan? #tsah

Ada satu hari, dari 365 hari yang ada di kalendar, disisihkan untuk kabur sebentar dari hiruk pikuk Ibukota, istirahat sejenak dari tumpukan pekerjaan (yang ngga ada matinya), bukan buat jalan-jalan ke tempat liburan, apalagi untuk menangisi kesendirian (curhat colongan lagi deuh), tapi buat bertemu orang-orang asing yang terhubung lewat kesamaan minat untuk berbagi sedikit pengalaman kepada anak-anak SD yang ada di daerah pinggiran dan juga pusat Kota Bandung, sebuah pengalaman yang selalu berbeda di tiap waktunya.

Ini kali ketiga saya kembali ke Bandung untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang punya tujuan memperkenalkan profesi kepada anak-anak SD dan tentunya juga bisa kasih motivasi & inspirasi buat mereka dalam hal pendidikan & cita-cita. Percaya atau ngga, tiap event ini selalu ninggalin "rasa" yang berbeda .

Okeh, mungkin sebagian dari kamu bertanya kenapa akhirnya saya memutuskan ikut kegiatan ini? Dan pertanyaan selanjutnya adalah kenapa harus ikut kegiatan di Bandung padahal di Jakarta juga ada?

Pertama kali saya tahu ada kegiatan ini dari teh adenita, salah satu penulis favorit yang juga inspirator saya dalam hal tulis menulis. Awalnya saya cuma ngekor teh ade aja, tapi ketika terjun langsung ada perasaan "nyess" yang bikin saya pengen ikut kegiatan ini terus. Salah satu "nyess"pertama, kegiatan ini bisa jadi media untuk melembutkan hati. Ngga percaya? Coba aja sendiri, hehe.

Nyess yang kedua adalah bisa dipertemukan dengan orang-orang baru, yang sama sekali ngga kenal satu sama lain, punya latar belakang dan cara pikir yang beda, but somehow mereka ninggalin jejak yang bikin merindu untuk bertemu lagi #ceile. Ada Kebaikan-kebaikan yang ditransfer dan bikin senyum mengembang di wajah setelahnya, ada energi baru yang dihasilkan oleh pertemuan yang cuma sepersekian jam aja dari waktu yang kita punya. Efeknya? Muka cerah ceria pas masuk kantor di hari selanjutnya, hati riang gembira, siap untuk berjibaku lagi dengan realita di Ibukota #tsah . Singkat kata dipertemukan dengan keluarga baru setiap tahunnya dengan segala cerita yang ada :)

Lebih dari itu, momen KI kemarin jadi momen kilas balik saya pribadi ke beberapa tahun silam ketika saya masih jadi pelajar SD. Tentang teman-teman masa kecil yang sekarang sudah punya jejak hidup masing-masing, tentang guru-guru saya yang tanpa mereka apalah jadinya kita hari ini, tentang kesederhaan seseorang untuk bisa bahagia (sederhananya, anak SD ketemu mainan baru aja udah seneng, kan?). Kilas balik itu yang disadari atau ngga, kasih semacam rasa "nyess" lain yang bikin ketagihan untuk bisa hadir di momen serupa di masa-masa yang akan datang. 

Seperti kata teman saya, ikut kegiatan ini sebenarnya kita yang banyak dapat inspirasi dibandingkan menginspirasi. That's totally correct. Yang kita bagikan ngga banyak, tapi karena datangnya dari hati semoga bisa menyentuh hati adik-adik kecil tercinta :).

Ada satu momen di mana saya bertemu dengan anak kecil, kelas 5 SD yang belakangan saya tahu dia mengidap kretinisme. Di detik pertama saya ngga tahu kalau anak ini mengidap kretinisme, tapi detik selanjutnya bikin hati saya nyess sendiri. Dia malu-malu memegang pensilnya dan mencoba menggambarkan ide yang ada dikepalanya. Ketika dia malu-malu memegang pensilnya itu, barulah saya tahu anak ini mengidap kretinisme. Di detik itu juga ada palu godam raksasa yang ngegong di kepala mendengungkan kalimat ini, "Duh Din, masih mau ngeluh macam apa lagi coba?".

Anak ini (yang saya lupa namanya siapa) sukses menyita perhatian saya. Dari pengamatan mata saya yang awam ini terlihat bahwa anak ini punya sesuatu tapi ada rasa malu untuk menunjukan dirinya itu, yang dugaan saya mungkin dikarenakan oleh kondisinya saat ini. Di momen itulah saya merasa bahwa lewat kegiatan seperti ini, yang mungkin ngga akan banyak hal yang dilakukan karena waktu yang singkat, bisa mendorong mereka untuk selalu semangat dalam mengejar cita-cita terlepas dari segala keterbatasan yang ada. Mungkin suatu waktu perlu kita undang kakak-kakak yang memiliki keterbatasan secara fisik tapi tetap bisa berprestasi. Saya yakin adik kecil yang masih malu-malu ini bisa jadi lebih percaya diri. That's one thing yang ke tangkep oleh radar saya di kelas inspirasi 
Bandung kemarin. Tuh kan, cuma sedikit aja yang kita bagi tapi hal baik yang diterima ada banyak banget. :)

So, Din? What's next?
Selanjutnya adalah semoga bisa konsisten terlibat dalam kegiatan ini di waktu yang akan datang. Kalau misalnya belum berjodoh untuk ikut dikegiatan ini, semoga masih bisa kasih kontribusi sedikit lewat cara lainnya. Mengutip apa yang disampaikan oleh dokter senior di kelompok kami, "sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain", semoga kita semua selalu diberikan kesehatan & keistiqomahan untuk menjadi bermanfaat, dengan cara kita masing-masing :)

Selamat hari minggu 

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts