where you wanna be - Another Random Talk

2:26 AM

Where you wanna be
Every second, every minute, every hour
We're gonna watch turn the world turn around
Feel the moment, feel the people, feel the power
We're gonna watch the world turn around
– Where you wanna be, Charles William
Source :
www.muzikum.eu


Source : Rhapsody.com

***

Ahh, gue jatuh cinta sama lagu-lagunya Charles William, musiknya cheerful, liriknya bermakna, dan easy listening, bikin senyum-senyum sendiri sepanjang lagu diputar. Ada perasaan senang dalam hati yang sulit dijabarkan dengan kata-kata J. Buat yang belum pernah denger ataupun tahu siapa itu Charles William bisa buka link berikut ini https://www.facebook.com/acharleswilliam/.

Well hei, kemarin adalah pengalaman pertama gue ikut tes psikologis (dan lain-lainnya) untuk masuk ke salah satu instansi yang saat ini sedang membuka rekrutmen calon pegawai baru. Luar biasa banget loh panjangnya proses yang harus dilalui untuk sekedar bisa jadi Calon Pegawai *Iya masih calon yang artinya ada potensi didepak dari instansi tersebut kalau ngga lulus selama masa pendidikan awal. Ini pengalaman pertama karena sebelumnya jiwa ini tidak tergerak untuk masuk ke instansi pemerintah dan Alhamdulilah dapat jalan yang mudah untuk bisa mendapatkan kerja, jadi belum pernah ngerasain berjibaku dengan tes-tes panjang yang melelahkan. * Diparagraf selanjutnya akan gue certain betapa bersyukurnya gue bisa berada ditempat kerja saat ini :)

Berdasarkan informasi yang gue dapetin dari peserta lain, ada total 100ribuan orang yang daftar diproses rekrutmen kali ini, dan sebanyak 25ribu orang lolos tahap 1 – seleksi administrasi dokumen (proses pemotongannya memang sadis!). Sebanyak 25ribu orang ini selanjutnya mengikuti Tes Tahap 2 yang bikin kram otak dan membuat siapapun yang ikut ujian itu memutuskan untuk hibernasi sepanjang-panjangnya di H+1 setelah ujian. Gimana ngga coba? Kita mulai ujian jam setengah 2 siang, yang notabene waktu ideal untuk tidur siang, dan baru selesai sekitar jam 7 malam, dengan rangkaian tes yang menyiksa. Ada satu kejadian dimana orang yang kebetulan tes disamping gue, diam dalam waktu yang lama tanpa menyentuh lembar soal. Mungkin dia lelah!  Dan gue pun cuma bisa cengar-cengir sepanjang ngerjain soal. Nothing to lose aja udah, berharap pada Tangan Allah SWT yang akan menggiring kemana langkah ini selanjutnya.

Alhamdulilah, beberapa hari setelah ujian tahap 2 tersebut dilakukan, gue dapat kabar lolos ujian tersebut dan bisa mengikuti Tes Tahap 3. Sujud syukur atas hasil yang diluar dugaan ini. Hampir semua orang yang gue temui saat Tes Tahap 3 kemarin mengungkapkan hal yang sama, “Ini mah emang udah jalan Allah SWT, beneran ngga nyangka bisa lolos!”. Iyess, setuju 100%, gue ngerasa bahwa memang ini adalah bagian dari rencanaNya yang entah akan berakhir seperti apa, kita semua hanya bisa menjalani prosesnya saja, sambil terus berdoa diberikan kemudahan dan jalan terbaik.

Akhirnya kemarin, gue bersama ratusan orang lainnya ikut Tes Tahap 3, yang lebih ringan tapi tetap melelahkan. Tes Tahap 3 ini merupakan Tes Psikologis dan Leadership lah kira-kira begitu. Tes ini dimulai dari jam setengah 11 dan baru selesai sekitar jam set 6 sore (langsung hibernasi deh di hari Minggu :)). Inilah sebenarnya proses yang membuat gue banyak bertanya balik kepada diri sendiri tentang apa yang sebenarnya yang ingin gue lakuin (dalam hal berkarya).

Sepanjang mengikuti tes psikologis, gue benar-benar mencoba jujur kepada diri sendiri. Menjawab semua pertanyaan sebisa mungkin yang memang menggambarkan diri sendiri tanpa dilebih-lebihkan, dan dikurang-kurangkan (sepertinya begitu). Menggambar sesuai dengan keinginan hati dan imajinasi diri sendiri. Dan gue pun terhenyak saat seseorang yang kebetulan tes dan duduk di samping gue bilang gini ke gue, “Mba, pengen jadi jurnalis ya!” Dezinggg!!!! Berasa disamber  gledek! Heh?  Dan langsung gue jawab, “Iya sih. Eh tapi ngga juga, cuma seneng aja motret sama nulis!”. Kenapa dia bisa sampai bertanya begitu? Karena dia melihat apa yang gue gambar sepanjang tes, hahaha!

Di saat itulah gue ngerasa bahwa memang sejauh apapun lo melarikan diri dari apa yang menjadi kesenangan/passion lo, sejauh itu juga lo akan menemukan fakta bahwa lo ngga bisa lari kemana-mana. Maksudnya gimana, Din?

Begini maksudnya! Hm.. mikir lama dan akhirnya mandeg! Ya pokoknya begitu, gue kehilangan kata untuk menjelaskannya. Pokoknya, selama mengikuti tes psikologis, gue pribadi merasa memang pekerjaan yang gue coba dan ikutin tahap demi tahapnya itu, bukanlah sesuatu yang sebenarnya ingin gue lakuin. Hanya for the sake of financial reason dan juga mencari “rumah” baru yang aman dan nyaman untuk berteduh selanjutnya saja akhirnya bertekad melewati tahap demi tahap yang ada. 
Salah ngga sih dengan hal ini? Ya, ngga salah! Cuma sayang aja, membuang-buang waktu untuk “kembali” lagi melakukan sesuatu yang memang bukan ingin dituju.

Akhirnya balik lagi ke suatu kondisi dimana gue sadar dan berkata pada diri sendiri “Cukup, Din! Berhenti nyari karena lo udah tahu apa yang dicari selama ini!.

Iyes, gue memutuskan untuk berhenti mencari-cari pekerjaan lain yang kondisinya sejenis dengan pekerjaan yang saat ini dilakukan, karena pada akhirnya akan sama aja, ada ruang kosong dalam hati yang terus minta diisi. Sekarang adalah saatnya untuk meyakinkan diri dan bersiap untuk melangkah ke arah yang selama ini ditinggalkan. Butuh waktu itu benar! Tapi, jangan lagi melarikan diri itu yang perlu dipertegas *Talk to my self

Kalo lo sekarang belum bisa meninggalkan pekerjaan yang dilakuin saat ini karena belum yakin passion yang lo ingin kejar belum bisa memberikan hasil finansial yang baik, ya udah, jalanin dengan baik pekerjaan yang ada saat ini dan bersiap untuk move on, dan buat target untuk bisa keluar dari pekerjaan bukan untuk sekedar melarikan diri dari peliknya kehidupan kantor tapi untuk pulang ke “rumah” dan berkarya dengan sesuatu yang bisa bikin kita senang lahir dan batin!”, kata seorang teman.

Are you ready?

Pada akhirnya, apapun hasil Tes Tahap 3 ini, gue sadar bahwa ini adalah proses yang disiapkan oleh Allah SWT untuk kembali mendewasakan diri #tsah!

Proses yang membuat kita akhirnya mau jujur kepada diri sendiri dan proses untuk membuat kita menjadi manusia yang bersyukur. Begitu banyak orang  yang harus berjuang dengan extra keras untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, pekerjaan yang membuat mereka memiliki kehidupan yang lebih baik. Gue? Kurang baik apa coba Allah SWT dengan segala kemurahanNya memberikan pekerjaan yang baik, dilingkungan yang baik, yang selanjutnya hanya perlu dijaga dan dijalani sebaik mungkin amanah ini.*Talk to my self!

Alhamdulilah, apapun hasil dari Tes Tahap 3 ini, gue yakin seyakin-yakinnya adalah yang terbaik dariNya and I’m ready to the last act to take a step we can’t take back kalo kata Keira Knigtley mah :)

Well, menutup serangkaian random talk alias curhat diatas, gue punya kabar baik. Apa itu, Din? Kabar baiknya adalah gue dianggap masih muda dan seumuran mereka yang rata-rata usianya 22-24 tahun (iyes, mereka yang ikut ujian ini kebanyakan fresh graduate ataupun anak-anak muda yang baru setahun atau dua tahun bekerja, hehehe). Ada suatu kejadian dimana kita ngobrol-ngobrol dan mereka nanya gue angkatan berapa dan langsung terhenyak kaget mendengar fakta bahwa gue adalah angkatan jadul yang selisih usianya 6 tahun, hahaha!

Yah begitulah ceritanya, sebuah perjalanan hati lagi :)
dan seperti yang dibilang Charles William dalam lagunya, It’s the time to Feel the moment, feel the people, feel the power

Selamat menikmati hari dan bersiap pulang ke rumah yang ingin dituju :)


 
Source : Vimeo.com

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts