Dalam hidup ada serangkaian pilihan yang sepaket dengan
beragam resiko. Hidup itu sendiri adalah soal memilih, bahkan tidak memilih
apa-apa dan hanya menerima juga merupakan pilihan yang pasti punya plus dan
minus-nya sendiri.
Don’t judge people about what they choose in their life, respect on
whatever she/de decided because they are talking about their life, not our life!
Kita, sebagai orang yang ada dalam lingkaran mereka yang
sedang berpikir atas keputusan yang akan diambil, cuma bisa kasih pandangan
sebagai referensi namun tetap keputusan akhir diserahkan kepada yang
bersangkutan.
Saya beruntung memiliki keluarga dan sahabat yang mau
mendengarkan beragam celotehan acak yang seringnya soal itu-itu saja. Mereka
mungkin capek ngomong atau kasih masukan namun tetap mau mendengarkan. Pada
akhirnya, yang dibutuhkan hanyalah telinga yang siap mendengarkan, tangan yang
saling menguatkan, dan keberadaan yang membuat kita tidak merasa sendirian.
Masih ingat cerita saya soal proses rekrutmen calon pegawai
yang saya ikuti beberapa waktu lalu? Kalau lupa bisa buka di sini.
Alhamdulilah, setelah melalui beragam proses yang panjang dan melelahkan, saya
sampai ke titik akhir, yang juga akhirnya menjadi titik balik dari serangkaian
proses berpikir yang dijalani beberapa waktu belakangan ini.
Saya lulus tes rekrutment tersebut dan bisa lanjut ke proses
selanjutnya. Siapa sangka saya bisa sampai sejauh ini? Saya memulai ini semua
dengan niat iseng-iseng berhadian (yang tetap disertai doa), dan mendapat
kejutan yang luar biasa pada akhirnya. Namun, di titik inilah saya merasa galau
luar biasa.
Ada dua pilihan yang masing-masing memiliki resiko. Keduanya
punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ada rasa takut salah dalam
memilih dan mengambil keputusan.
“Tanya hati lo, Din!”, kata kakak saya.
“Cuma hati kecil lo yang tahu, Din!”, kata teman saya yang
lain.
Memang benar, pada akhirnya yang perlu kita lakukan adalah
bertanya kembali kepada hati kecil kita, tanpa pretensi apapun, tanpa
intervensi dari pihak manapun. Kembali lagi mendengarkan hati kecil terdalam
yang mungkin suaranya tenggelam di balik realita dunia dan hiruk pikuk di
sekitar kita.
Puncaknya, KepadaNya kita kembali meminta, karena hanya
Allah SWT yang tahu mana yang terbaik untuk umatNya. Dan saya teringat dengan
apa yang sering disampaikan oleh sahabat saya, bahwa
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui” – Surat Al-Baqarah ayat 216
Begitulah ceritanya sampai akhirnya sebuah keputusan
diambil. Tanpa ada penyesalan setelahnya. Tanpa menengok kembali ke belakang.
Kita tidak kehilangan apa-apa. Kita malah mendapat satu pengalaman yang membuat
kita menjadi lebih bijaksana dalam membuat sebuah keputusan, yang tidak cuma
berpusat pada diri sendiri, namun keputusan yang memberi manfaat bagi mereka
yang ada di ring-1 hidup kita (Insya Allah).
We might be wrong on doing or decide something and feels regret afterwards.
But it won't be as painful as when we are doing nothing
Bismillah, Let’s move
on and stop looking back
Take a risk and Live
your life to the fullest :)
Happy 21 Ramadhan