Flashback 21 Mei 2014
12:24 AM
Flashback 21 Mei 2014
Kansai International
Airport :: Pagi sekitar jam 8 waktu Osaka
“Welcome to Kansai Internasional
Airport…”, kata
pilot Air Asia yang membawa kami terbang selama kurang lebih enam jam dari
Kuala Lumpur, begitu pesawat mendarat dengan mulus di aspal bandara Kansai.
Berulang kali saya bilang ke tanzil, “Zil, ini beneran yah Zil… kita beneran di Jepang…”, dan Tanzil cuma senyum-senyum aja, mungkin dia juga lagi mempertanyakan hal yang sama dengan saya (dalam hati), hehe..
Berulang kali saya bilang ke tanzil, “Zil, ini beneran yah Zil… kita beneran di Jepang…”, dan Tanzil cuma senyum-senyum aja, mungkin dia juga lagi mempertanyakan hal yang sama dengan saya (dalam hati), hehe..
“Thank you Allah for Granting my wish…. My Dream Come True…”
Well, kami
sampai di Kansai Internasional Airport sekitar jam 8 pagi waktu Osaka. The 1st thing yang dilakukan
begitu sampai ke bandara adalah lari ke toilet. Suhu dingin di pesawat
berkolaborasi dengan perut kosong menciptakan banyak gas di dalam perut yang
membuat tidak nyaman selama perjalanan, jadi harus segera diselesaikan segera.
Beruntung selama di pesawat tidak ada hal-hal aneh yang terjadi.
Foto dulu di depan International Transfer |
Jadi, lokasi gedung utama Kansai Airport itu terpisah dari terminal kedatangan, dan untuk menuju gedung utama Airport, kita diharuskan menggunakan subway khusus dengan lama perjalanan kurang dari 5 menit, dan pintu kaca tempat kami berdiri adalah tempat menunggu subway itu. Hehehe, norak deh kamuu…!!!
International Transfer Subway |
Setelah menaiki subway selama kurang dari lima menit, kami semua sampai ke gedung utama airport. Setelah melewati pemeriksaan imigrasi, kami semua langsung terperangah (duh bahasanya, Din), melihat kemegahan Bandara Kansai (Mulut melangap, sambil bilang.. Wowwww..!!! Terus berfoto-foto dengan brutalnya).
Kansai Airport |
Kansai Airport tampak Luar |
Setelah berfoto-foto ria, plus mengisi survey singkat yang dilakukan oleh petugas bandara (yang jujur sempat membuat kami suudzon , awalnya kami kira mereka adalah travel agent), kami semua langsung menuju Tourist Information Center untuk membeli Kansai Thru Pass dan Tiket Bus menuju Osaka Namba (Ocat).
Untuk
menuju Osaka Namba dari Kansai Airport ada beberapa alternative kendaraan yang
bisa dipilih : Taksi, Kereta, atau Bus, dan kami semua sepakat untuk
menggunakan Bus (kalau pakai taksi bisa menggelandang sesudahnya selama di
Osaka, hehe).
Harga
Tiket Bus dari Kansai Airport menuju Namba adalah 1000 Yen (atau sekitar 100
Ribu) dengan lama perjalanan sekitar 60 menit. Mahall yahhh.. tapi, setelah
merasakan fasilitas bus (yang biasa aja sih sebenarnya ternyata), 1000 yen itu terasa……..tetap
sangat (mahal)…
Jadi
ceritanya, selama tiga hari ke depan, kami semua akan berjalan-jalan di daerah
Kansai, mulai dari Osaka, Nara, Kyoto, dan Kobe. Kansai Thru Pass ini ibaratnya
one for all card dimana kita bisa
keliling Kansai Area menggunakan tiket sakti ini selama beberapa hari
(tergantung kita beli tiket untuk berapa hari), dengan mode transportasi
beragam, mulai dari subway, bus, train, kecuali JR Line. Buat menghemat biaya
transportasi, pilihan yang tepat menggunakan Kansai Thru Pass ini kakak…
Kami
membeli tiket tiga hari Kansai Thru Pass dengan harga 5400 yen (sekitar 540
ribu rupiah). Karena harga tiketnya mahal, please jangan sampai hilang yahhh….*colek
Tanzil :p
Setelah
bertanya ini itu kepada petugas Tourist
Information Center plus borong semua brosur wisata Kansai di sana, kami
bergegas menuju shelter bis yang akan membawa kami semua menuju Osaka Namba
alias Ocat.
Hangatnya
udara di dalam bandara berubah bentuk menjadi dinginnya angin musim semi menuju
musim panas yang aduhai lumayan bikin bulu kuduk merinding. Dingin bangetttt…!!!
Tapi, saat itu saya nikmatin betul
dinginnya angin Osaka, kapan lagi coba bisa merasakan dinginnya udara di luar
negeri yang dalam kondisi terkritis bisa mencapai dibawah nol derajat
celcius..? *masih no clue
Sambil
menunggu bis datang (di jadwal sekitar jam10), yang kami lakukan adalah
foto-foto – makan roti dan biskuit pakai selai coklat (sang dewa penyelamat
perut) dan random talk. Beberapa
orang melihat aneh ke arah kami yang duduk-duduk di shelter sambil makan – foto
– ketawa - dengan bentuk yang sangat-sangat tidak teratur, kumel, dan kucel
abis… Hehehehe.. But who cares, we are
all too happy *dancing-dancing
Bis yang
dinanti pun datang. Penumpangnya cuma kami berlima dan satu bapak-bapak tua yang duduk mojok
sendirian di kursi paling belakang. Ngapain aja selama di Bis…? Berfoto – Bengong
– Berfoto – Bengong – Berfoto lagi
OCAT Namba :: Siang
sekitar jam 11 waktu Osaka
“Welcome
to OCAT…”, kami semua kegirangan bukan main seperti anak kecil yang baru saja
mendapatkan permen kesukaan. Kami mendarat dengan selamat di OCAT Namba Sekitar
jam setengah 11-an lewat. Seperti biasa, kami celingak-celinguk terkagum-kagum
dengan OCAT Namba yang sangat modern dan besar ini J, dan tentu tak lupa berfoto lagi *ehem
Horee, Nyampai Namba OCAT |
Kegirangan nyampa OCAT Namba |
Setelah
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai hostel di Namba, kami pun
sepakat untuk bermalam di Hostel Base Point Namba karena letaknya paling
strategis. Hostel ini terletak di pusat keramaian Namba, dekat dengan subway
station, murah tapi ga murahan tentunya dan juga dekat dengan daerah hits di
Namba – Shinsibasi, Den-Den Town, America Mura, dll…
Hostel Base Point
Osaka :: Siang sekitar jam 11.15an waktu Osaka
Dari
OCAT Namba kami jalan kaki sekitar 15 – 20 menit untuk sampai ke Hostel Base
point. Dinginnya udara sore hari itu melengkapi penderitaan perjalanan
kami menuju hostel. Carrier yang sepertinya membawa seluruh isi lemari pakaian
terasa sangat berat, mungkin kondisi tubuh kami yang capek membuat carrier ini
berlipat lebih berat rasanya.
Setelah
nyasar-nyasar sedikit, akhirnya kami sampai di Hostel Base Point, yang ternyata
letaknya di gang sempit yang memang hanya bisa dilihat oleh orang-orang
berkemampuan khusus. Booo…. Mana keliatan itu hostel letaknya di situ…ngumpet
aja doi di situ…
Ini gang menuju Hostel Base Point, Nyempil banget di Gang bo..!! |
Sampai
di hostel Base point, kami disambut oleh serombongan bule dengan carrier lima
kali lebih besar dari carrier yang kami bawa. Dalam hati saya bilang, “Amsyong,
bisa menjret gue bawa carrier segede itu…!!” wajarlah ya, mereka kan bule,
postur tubuh mereka memang sesuai untuk membawa carrier yang bentunya mirip
loker di kamar sayah, hehe
Waktu check ini di Hostel Base Point ini sekitar jam 1 siang sedang kami sudah sampai hostel sekitar jam11an lewat. Maka kami pun memutuskan untuk menunggu di depan
Irwan
dan Rio mengurus ini itu soal booking dan pembayaran, beruntung kami semua
dapat harga lebih murah dari yang ditawarkan di booking.com. Kalo ga salah
ingat, harganya turun dari 280ribu per malam per orang menjadi 250ribu per
malam per orang untuk tipe bunkbed ,
beruntung sekaliiii kami.. ahay
Ada
momen lucu yang terjadi saat kami sedang menunggu check in. Jadi, Mba-mba yang
jaga hostel ini pinter banget bahasa inggrisnya dan saya (sang pengelana dari
timur) juga ga kalah jago bahasa inggrisnya. Jadi saat saya bertanya, dimana
tempat makan halal yang tidak ada babinya, saya malah bilang, “Where is halal
food..?”, Mba-mba mengkerut wajahnya namun berusaha untuk ramah kemudian
bertanya, “Halal…?”, dengan logat yang cuma bisa ditiru oleh Rio, kemudian saya
berusaha menjelaskan “No pig ,, no pig…eh no pork…”, dan percakapan absurd ini
ga membawa kami pada satu jawaban yang dicari…
Setelah
menunggu hampir satu jam, kami semua mulai check in – bebersih diri – dan berjanji
kumpul di lobby hostel jam 2 siang untuk kemudian makan dan berkelana
mengelilingi Osaka.
And
the real stories start from here
Foto lagi sebelum check in... Tetep kece meski belum mandi :) |
Kami
berkumpul di lobby hostel jam 2an lewat. Setelah berfoto sebentar, kami semua
langsung mencari tempat makan. Satu hal yang pasti, sangat sulit menentukan
pilihan mau makan apa di saat semua orang bilang terserah. Jadi ada baiknya,
jauh-jauh hari sudah ditentukan mau makan karena akan menghemat waktu. Sekitar
30 menit kami muter-muter di namba cuma sekedar memutuskan “mau makan dimana
dan makan apa…”, sedangkan cacing-cacing dalam perut sudah demo semua, haha
Akhirnya kami makan di Yoshinoya. Sejujurnya agak khawatir juga makan di sini, karena kan pastinya peralatan masak dan peralatan makan pernah tersentuh makanan berhuruf dengan B itu.. Tapi, Bismillah aja, selama makanan yang dipesan bukan B… semoga ga masalah
Setelah
makan di Yoshinoya Namba plus Irwan dan Tanzil makan eskrim, kami semua
bergegas menuju Namba Station untuk pergi ke Osaka Castle.
Osaka Castle :: Siang
sekitar jam 3 waktu Osaka
Untuk
menuju Osaka Castla dari Namba Station, kita harus berhenti di Tanimachi 4
Chrome station, dan berjalan sedikit menuju Castle yang dari jauh sudah
terlihat kemegahannya.
Perjalanan
hari pertama di Osaka ini, kami belum memakai Kansai Thru Pass, Kansai Thru
Pass akan kami gunakan mulai hari selanjutnya (22 Mei 2014). Terus hari ini
pakai apa dong, kakak…? Kami sepakat menggunakan one day eco card seharga 800 yen
yang dapat digunakan untuk berkeliling Osaka selama satu hari penuh.
Mirip
orang Indonesia yang baru pertama kali datang ke Jepang, kami semua resmi norak
saat harus menggunakan vending machine untuk membeli eco card. Vending machine
menggunakan bahasa jepang, maka kita semua sibuk lah nyamain bentuk tulisan eco
card yang ada dilayar dengan tulisan yang ada di brosur, yang terlihat sangat
bodoh karena ternyata ada pilihan untuk mengganti tulisan menjadi bahasa
inggris. Kami pun tertawa ngenes karena keoonan bersama ini. Hehe..
Setelah
berhasil membeli 5 one day eco card seharga 800 yen, mulailah kami menunjukan
kemampuan berbahasa inggris yang sangat luar biasa sampai akhirnya harus
menggunakan bahasa tubuh untuk bertanya line mana yang harus dipilih untuk
menuju Osaka Castle.. *bukan salah kami sih kalau sampai harus menggunakan
bahasa tubuh, bahasa inggris petugas subway station sebelas dua belas sama
kemampuan bahasa inggris kami, jadi yahhh begitu deh akhirnya :p
Perjalanan
dari Namba Station menuju Tanimachi 4 Chrome Station ga terlalu lama,
sepertinya kurang dari 15 menit kami sudah sampai di Station yang dituju… Setelah
befoto-foto sebentar, berjalanlah kami menuju Osaka Castle.
Dari
informasi yang didapatkan dari situs Japan-guide.com, Osaka castle ini dibuat pertama
kali di tahun 1583 dan setelah melewati masa jatuh bangun karena sejarah Jepang
waktu itu (perang yang berakibat perusakan Castle) dan juga perombakan, maka di
tahun 1997 terjadi perubahan besar-besaran yang dilakukan di Osaka Castle, yang
mana perombakan besar-besaran ini katanya membuat Castle menjadi semakin glamour. Berdasarkan informasi yang juga
dihimpun dari Japan-guide.com, Taman di Osaka Castle yang disebut Nishinomaru Garden, merupakan
salah satu spot menarik untuk menikmati keindahan Cherry Blossom yang jatuh di
bulan April. Kami memang tidak beruntung saat itu, karena pohon cherry alias
sakura sudah berubah warna menjadi hijau kembali, tapi kami beruntung bisa
menjejakan kaki di salah satu tempat indah di dunia ini #ehem
Untuk
masuk ke museum yang letaknya di bangunan utama Osaka Castle, kami harus
membayar uang masuk sebesar 600 Yen. Jam tutup musem sekitar jam 5 sore
sedangkan kami sampai di sana jam 4 sore, maka dimintalah kami untuk segera
masuk ke sana…
Isi
musem apa aja, Din..?
Setelah
membeli tiket masuk, kami pun bergegas menuju museum. Diantar oleh penjaga
museum, kami dibawa ke lantai paling atas museum untuk sighseeing kota Osaka
dari ketinggian (lupa berapa meter), mirip-mirip sightseeing di monas lah. Saya
yang cepat bosen, udah diem aja di sana menikmati angin Osaka yang bertiup
menyegarkan tubuh yang kebetulan belum mandi waktu itu setelah perjalanan
seharian dari Jakarta (jangan bilang saya jorok, soalnya ngejar waktu kumpul
jam 2 gitu :p), sedangkan teman-teman lain masih semangat berfoto…
Seperti
kebanyakan museum, isi dari Museum Osaka Castle ini ga jauh dari peninggalan
perang (mulai dari baju perang, alat perang, dan alat-alat lain yang ngga saya
inget lagi apa), plus lukisan (atau hologram) yang bercerita. Seandainya saja
cerita itu diberi audio dalam bahasa Inggris, pasti akan sangat menarik sekali.
Setelah
puas berfoto dan berkeliling di museum Osaka Castle, kami pun foto-foto (lagi)
di luar Osaka Castle, sambil menentukan target makanan apa yang akan dibeli
untuk mengisi perut yang keroncongan ini. Piliah jatuh pada Rice Cake (yang
suerrrrrr cukup sekali itu saya makan, bukan karena ga enak, tapi karena
rasanya manis banget.. FYI saya ini bukan pecinta makanan manis, tapi pecinta
cowok-cowok manis # eh) dan takoyaki yang lumayan enak rasanya (lumayan karena
entah kenapa makanan mengandung mayonnaise dan kawan-kawan itu terasa kurang
pas di lidah saya yang sangat indonesia sekali ini). Pilihan pizza Jepang,
Okonomiyaki, kami lewatkan karena mengandung dia yang berawalan B itu..
Takoyaki |
Rice Cake (Mirip-mirip bentuknya) |
Setelah
urusan perfotoan dan perkonsumsian selesai, kami pun segera melanjutkan
perjalanan menuju Osaka Aquarium yang juga bersebelahan dengan Giant Ferrish
Wheel yang terkenal itu loh… Perjalanan pulang ini lebih lama dibanding perjalanan
berangkat karena Irwan membawa kami melewati jalan pulang yang berbeda, menuju
stasiun subway yang berbeda dengan stasiun kedatangan, yang katanya jaraknya
lebih dekat, ternyata lebih jauh plus harus melewati tangga yang lumayan bikin
betis semakin berkonde.. *toyor-toyor Irwan…!!!
Untuk
menuju Osaka Aquarium & Giant Ferrish Wheel ini, kami semua harus kembali
ke Namba Station dan mengambil jalur yang berhenti di Osakako Subway Station.. Perjalanan
dari Namba Station ke Osakako station ini cukup lama, sekitar 20-30 menit,
karena memang Osakako ini letaknya sudah mendekat ke Kansai Airport
Dari
Osakako Subway Station menuju Osaka Aquarium, kami harus berjalan kaki kembali
selama 10 – 15 menit, tergantung seberapa sering kami berhenti untuk
berfoto-foto ria. Ehem. Satu hal yang saya sukai dari perjalanan Osakako
Station menuju Osaka Aquarium ini adalah suanana kota yang sangat quite. Hiruk pikuk dan bising Jakarta
yang kadang membuat otak ingin meledak sama sekali tidak saya temukan di sini.
Semuanya tenang, damai, sangat menenangkan. Tapi, bukan berarti saya suka
berlama-lama di tempat yang quite
seperti ini yah. Kadang dibutuhkan hiruk pikuk untuk membuat kita sadar bahwa
kita masih “hidup”, hehe. Sore itu, otak saya sepertinya di segarkan kembali
dengan keheningan kota yang sudah lama dirindukan..#ehem
So Quite |
Sesampainya
di Osaka Aquarium, kami semua langsung membeli tiket masuk bundling. Bundling
di sini maksudnya tiket masuk Osaka Aquarium plus Giant Ferrish wheel yang
kalau ngga salah ingat sekitar 2000 – 3000 yen (mahal yahhh…). Tapi demi momen
yang ingin kami ciptakan bersama dan tak ingin kami lupakan, maka keluarlah
uang sebanyak itu untuk berkeliling Osaka Aquarium plus naik Giant Ferrish
Wheel yang memang sangat worthed
dengan harga semahal itu. Bagussssssssss bangettttttttt…..!!!!
Setelah
melewati pintu masuk Osaka Aquarium, kami dibawa escalator yang tinggi banget
menuju entah lantai berapa. Tinggi banget pokoknya, dan baru kami sadari bahwa
tour di Osaka Aquarium ini memang dibuat menurun, dari lantai tertinggi ke
lantai terendah, dengan pemandangan satwa laut di dalam aquarium yang sudah
dibuat sealami mungkin. Indah banget arsitekturnya. Lagi-lagi saya jatuh cinta
sama mas-mas arsitek yang udah buat gedung seindah ini… Arsitek itu hebat
karena bisa merancang keindahan seperti ini, coba deh bayangin seberapa
hebatnya “Arsitek Manusia, Bumi, dan Langit…?”.. Subhanallahhh :)
Saya senang bisa berada di Osaka Aquarium, cuma perasaan ngenes ini datang setiap kali melihat stawa-satwa yang seharusnya bisa bebas hidup di luar sana harus terperangkap dalam ruang yang ibaratnya cuma sepersekian dari habitat asli mereka. Rasanya ga adil ya kita membuat hidup mereka sempit seperti itu dan menikmati kehidupan mereka dalam ruang sempit itu dengan perasaan excited, meskipun aquarium yang diperuntukan bagi satwa-satwa ini sudah dibuat sealami mungkin. But hei, ini cuma pendapat pribadi. Siapa tahu satwa-satwa ini sedang hidup di dalam Aquarium, mereka bisa bebas dari predator yang siap memangsa kapanpun..
Setelah
dibawa berkeliling Aquarium, kami semua bersiap menaiki Giant Ferrish Wheel
(alias bianglala dufan versi besaaaaarrrrnya…). Suer, sebenernya saya takut
ketinggian, cuma berhubung tiket sudah dibeli, sayang juga dong ga naik. Selain
itu, malu juga kalau yang lain pada tahu saya “takut” ketinggian, meskipun pada
akhirnya ketahuan juga saya takut tinggi, hehe
Indah… Ingin
rasanya membekukan waktu saat itu juga
Shinsaibasi
Shopping Archade :: Malam sekitar jam 9 waktu Osaka
Dari
Osaka Aquarium, kami bergegas kembali menuju Namba setelah sebelumnya kami
makan malam dulu di kedai yang mirip Yoshinoya. Pelayan di sana, dua orang
pemuda, yang sudah mengerti bahwa kami adalah muslim yang tidak memakan dia
yang berawalan huruf B itu. Mereka memberikan menu berbahan daging sapi plus memberi
kami makanan khas Jepang yang entah apa namanya. Mereka bilang makanan itu
terbuat dari rumput laut yang sudah dibuat mirip-mirip acar. Rasanya tidak
aneh, cuma saying saya ga sanggup menghabiskannya (lama-lama aneh juga soalnya
rasanya :p)
Kedai
tempat kami makan cukup hangat, selain pelayannya yang ramah, ruangan sudah
diberi penghangat. Selain itu, musik beatles mengalun indah dari speaker yang
ada di sudut-sudut kedai. Ahhh, can’t
stop swinging :)
Setelah
makan, kami kembali ke Osakako Station untuk selanjutnya menaiki subway yang
akan membawa kami menuju Namba Station. Kaki kami resmi berkonde. Telapak kaki mulai
nyeri, tapi semuanya terhapus saat kami di sambut oleh malam yang “hidup” di
Namba.
Dan
perjalanan hari itu pun kami tutup di sana…
Sumber Photo : Kami berlima dan google :)
Sumber Photo : Kami berlima dan google :)
3 comments