Where you wanna be
Every second, every minute, every hour
We're gonna watch turn the world turn around
Feel the moment, feel the people, feel the power
We're gonna watch the world turn around – Where you wanna be, Charles William
Source : www.muzikum.eu
We're gonna watch turn the world turn around
Feel the moment, feel the people, feel the power
We're gonna watch the world turn around – Where you wanna be, Charles William
Source : www.muzikum.eu
Source : Rhapsody.com |
***
Ahh, gue jatuh cinta sama lagu-lagunya
Charles William, musiknya cheerful,
liriknya bermakna, dan easy listening,
bikin senyum-senyum sendiri sepanjang lagu diputar. Ada perasaan senang dalam
hati yang sulit dijabarkan dengan kata-kata J. Buat yang belum pernah denger ataupun tahu siapa itu Charles
William bisa buka link berikut ini https://www.facebook.com/acharleswilliam/.
Well hei, kemarin adalah pengalaman
pertama gue ikut tes psikologis (dan lain-lainnya) untuk masuk ke salah satu
instansi yang saat ini sedang membuka rekrutmen calon pegawai baru. Luar biasa
banget loh panjangnya proses yang harus dilalui untuk sekedar bisa jadi Calon Pegawai *Iya masih calon yang
artinya ada potensi didepak dari instansi tersebut kalau ngga lulus selama masa
pendidikan awal. Ini pengalaman pertama karena sebelumnya jiwa ini tidak
tergerak untuk masuk ke instansi pemerintah dan Alhamdulilah dapat jalan yang
mudah untuk bisa mendapatkan kerja, jadi belum pernah ngerasain berjibaku
dengan tes-tes panjang yang melelahkan. * Diparagraf selanjutnya akan gue
certain betapa bersyukurnya gue bisa berada ditempat kerja saat ini :)
Berdasarkan informasi yang gue dapetin dari
peserta lain, ada total 100ribuan orang yang daftar diproses rekrutmen kali
ini, dan sebanyak 25ribu orang lolos tahap 1 – seleksi administrasi dokumen
(proses pemotongannya memang sadis!). Sebanyak 25ribu orang ini selanjutnya
mengikuti Tes Tahap 2 yang bikin kram otak dan membuat siapapun yang ikut ujian
itu memutuskan untuk hibernasi sepanjang-panjangnya di H+1 setelah ujian. Gimana
ngga coba? Kita mulai ujian jam setengah 2 siang, yang notabene waktu ideal
untuk tidur siang, dan baru selesai sekitar jam 7 malam, dengan rangkaian tes
yang menyiksa. Ada satu kejadian dimana orang yang kebetulan tes disamping gue,
diam dalam waktu yang lama tanpa menyentuh lembar soal. Mungkin dia lelah! Dan gue pun cuma bisa cengar-cengir sepanjang
ngerjain soal. Nothing to lose aja
udah, berharap pada Tangan Allah SWT yang akan menggiring kemana langkah ini
selanjutnya.
Alhamdulilah, beberapa hari setelah
ujian tahap 2 tersebut dilakukan, gue dapat kabar lolos ujian tersebut dan bisa
mengikuti Tes Tahap 3. Sujud syukur atas hasil yang diluar dugaan ini. Hampir
semua orang yang gue temui saat Tes Tahap 3 kemarin mengungkapkan hal yang
sama, “Ini mah emang udah jalan Allah SWT, beneran ngga nyangka bisa lolos!”.
Iyess, setuju 100%, gue ngerasa bahwa memang ini adalah bagian dari rencanaNya
yang entah akan berakhir seperti apa, kita semua hanya bisa menjalani prosesnya
saja, sambil terus berdoa diberikan kemudahan dan jalan terbaik.
Akhirnya kemarin, gue bersama ratusan
orang lainnya ikut Tes Tahap 3, yang lebih ringan tapi tetap melelahkan. Tes
Tahap 3 ini merupakan Tes Psikologis dan Leadership
lah kira-kira begitu. Tes ini dimulai dari jam setengah 11 dan baru selesai
sekitar jam set 6 sore (langsung hibernasi deh di hari Minggu :)). Inilah sebenarnya proses yang membuat gue banyak bertanya balik
kepada diri sendiri tentang apa yang sebenarnya yang ingin gue lakuin (dalam
hal berkarya).
Sepanjang mengikuti tes psikologis, gue
benar-benar mencoba jujur kepada diri sendiri. Menjawab semua pertanyaan sebisa
mungkin yang memang menggambarkan diri sendiri tanpa dilebih-lebihkan, dan
dikurang-kurangkan (sepertinya begitu). Menggambar sesuai dengan keinginan hati
dan imajinasi diri sendiri. Dan gue pun terhenyak saat seseorang yang kebetulan
tes dan duduk di samping gue bilang gini ke gue, “Mba, pengen jadi jurnalis ya!”
Dezinggg!!!! Berasa disamber gledek!
Heh? Dan langsung gue jawab, “Iya sih.
Eh tapi ngga juga, cuma seneng aja motret sama nulis!”. Kenapa dia bisa sampai
bertanya begitu? Karena dia melihat apa yang gue gambar sepanjang tes, hahaha!
Di saat itulah gue ngerasa bahwa memang sejauh apapun lo melarikan diri dari apa
yang menjadi kesenangan/passion lo,
sejauh itu juga lo akan menemukan fakta bahwa lo ngga bisa lari kemana-mana.
Maksudnya gimana, Din?
Begini maksudnya! Hm.. mikir lama dan
akhirnya mandeg! Ya pokoknya begitu, gue kehilangan kata untuk menjelaskannya.
Pokoknya, selama mengikuti tes psikologis, gue pribadi merasa memang pekerjaan
yang gue coba dan ikutin tahap demi tahapnya itu, bukanlah sesuatu yang
sebenarnya ingin gue lakuin. Hanya for
the sake of financial reason dan juga mencari “rumah” baru yang aman dan
nyaman untuk berteduh selanjutnya saja akhirnya bertekad melewati tahap demi
tahap yang ada.
Salah ngga sih dengan hal ini? Ya, ngga salah! Cuma sayang aja,
membuang-buang waktu untuk “kembali” lagi melakukan sesuatu yang memang bukan ingin
dituju.
Akhirnya balik lagi ke suatu kondisi
dimana gue sadar dan berkata pada diri sendiri “Cukup, Din! Berhenti nyari
karena lo udah tahu apa yang dicari selama ini!.
Iyes, gue memutuskan untuk berhenti
mencari-cari pekerjaan lain yang kondisinya sejenis dengan pekerjaan yang saat
ini dilakukan, karena pada akhirnya akan sama aja, ada ruang kosong dalam hati
yang terus minta diisi. Sekarang adalah saatnya untuk meyakinkan diri dan
bersiap untuk melangkah ke arah yang selama ini ditinggalkan. Butuh waktu itu
benar! Tapi, jangan lagi melarikan diri itu yang perlu dipertegas *Talk to my self
“Kalo
lo sekarang belum bisa meninggalkan pekerjaan yang dilakuin saat ini karena
belum yakin passion yang lo ingin
kejar belum bisa memberikan hasil finansial yang baik, ya udah, jalanin dengan
baik pekerjaan yang ada saat ini dan bersiap untuk move on, dan buat target untuk bisa keluar dari pekerjaan bukan
untuk sekedar melarikan diri dari peliknya kehidupan kantor tapi untuk pulang
ke “rumah” dan berkarya dengan sesuatu yang bisa bikin kita senang lahir dan
batin!”, kata seorang teman.
Are you ready?
Pada akhirnya, apapun hasil Tes Tahap 3
ini, gue sadar bahwa ini adalah proses yang disiapkan oleh Allah SWT untuk
kembali mendewasakan diri #tsah!
Proses yang membuat kita akhirnya mau
jujur kepada diri sendiri dan proses untuk membuat kita menjadi manusia yang
bersyukur. Begitu banyak orang yang
harus berjuang dengan extra keras untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,
pekerjaan yang membuat mereka memiliki kehidupan yang lebih baik. Gue? Kurang
baik apa coba Allah SWT dengan segala kemurahanNya memberikan pekerjaan yang
baik, dilingkungan yang baik, yang selanjutnya hanya perlu dijaga dan dijalani
sebaik mungkin amanah ini.*Talk to my self!
Alhamdulilah, apapun hasil dari Tes
Tahap 3 ini, gue yakin seyakin-yakinnya adalah yang terbaik dariNya and I’m ready to the last act to take a step we
can’t take back kalo kata Keira Knigtley mah :)
Well, menutup serangkaian random talk
alias curhat diatas, gue punya kabar baik. Apa itu, Din? Kabar baiknya adalah gue
dianggap masih muda dan seumuran mereka yang rata-rata usianya 22-24 tahun
(iyes, mereka yang ikut ujian ini kebanyakan fresh graduate ataupun anak-anak muda yang baru setahun atau dua
tahun bekerja, hehehe). Ada suatu kejadian dimana kita ngobrol-ngobrol dan
mereka nanya gue angkatan berapa dan langsung terhenyak kaget mendengar fakta
bahwa gue adalah angkatan jadul yang selisih usianya 6 tahun, hahaha!
Yah begitulah ceritanya, sebuah
perjalanan hati lagi :)
dan seperti yang dibilang Charles William
dalam lagunya, It’s the time to Feel the moment,
feel the people, feel the power
Selamat menikmati hari dan bersiap
pulang ke rumah yang ingin dituju :)