Sabtu kemarin, secara ngga sengaja (lagi-lagi) saya nemu
bukunya Aditya Mulya yang berjudul Sabtu Bersama Bapak. Buku-buku Aditya Mulya selalu
ngga pernah ada dalam list novel yang akan dibeli (karena memang setiap ke toko
buku ngga pake list) tapi pasti berujung masuk keranjang belanja dan dibawa ke
kasir. Tanya kenapa? Seru aja liat judulnya, bikin penasaran.
Dan ternyata memang saya ngga salah pilih buku. Buku Sabtu
Bersama Bapak yang terbit di tahun 2014 ini memang bagus. Tulisannya sederhana
tapi penuh makna. Dan saya resmi jatuh cinta dengan akang Cakra, salah satu
tokoh dalam novel yang tebalnya 273 halaman ini.
Salah satu hal yang dibahas dalam novel ini adalah tentang
Cakra yang sedang mencari seorang istri di usianya yang sudah sangat sangat
sangat matang, 30 tahun, tapi di sini saya ngga akan ceritain gimana perjuangan
dia sampai akhirnya menemukan belahan jiwa yang membuat hati tenang, baca aja
sendiri! Saya mau cerita kenapa saya jatuh cinta sama Akang Cakra dan mencari
Akang Cakra (KW 1 atau KW 2 mungkin yah) di kehidupan nyata.
Beberapa hal yang membuat saya jatuh cinta kepada Akang
Cakra adalah dia sayang sekali sama ibunya, sangat menghormati perempuan, sholeh,
dan pandangannya tentang seorang istri, “Perhiasan dunia dan akhirat…”. Satu
lagi, dia sangat bertanggung jawab kepada calon keluarganya nanti. Ah, so sweet
banget Akang Cakra #ups
Seandainya Akang Cakra ada di sini #ngarep
But hei, suddenly its
remain my self about one thing dan
terjadilah percakapan absurd dengan
My Right Hand sebagai berikut :
My Right
Hand (disingkat MRH), “Din, lo pengen suami kayak Akang Cakra?”
Gue, “Iya,
Akang Cakra itu bikin hati tenang”
MRH, “Emang
udah pantes?”
Gue, "…..
ngggggg"
MRH, “Satu
hal yang pasti, Din! Perempuan baik untuk laki-laki yang baik, dan juga
sebaliknya, laki-laki yang baik juga untuk perempuan yang baik!”
Gue, "……"
MRH, “So,
lo tahu kan harus berbuat seperti apa?”
Gue, “Iya,
menjadi manusia yang lebih baik….!”
MRH, “Pinter!“
Gue, “Akang Cakra…. Aku padamuuuu….!”
MRH, “Btw, lo masih aja nyari Akang Cakra… emang?”
Gue, “Namanya juga berdoa MRH…. Boleh dong ya kan ya dong…!!”
MRH, “Terserah lo, deh!”
Gue, “Hihihi….!!”
dan mulai hari ini pencarian Akang Cakra pun di mulai.
Hei Akang Cakra soulmate eneng Dini dimanapun berada, mendekatlah kemari
Note : Tulisan super random yang entah kenapa harus tetep dipublish :))