Frame #10
7:23 AM
It's not about having more, but wanting less
Pagi ini, setelah sekian lama
gue ga beli majalah favorit karna satu dan lain hal, akhirnya gue bisa kembali
baca majalah itu lagi..horaiii
Majalah ini adalah
satu-satunya majalah yang berhasil bikin gue setia langganan sejak dua tahun
terakhir. Simple tapii ahhh, susah
dijelasin..pas banget..ga berlebihan..sesuai dengan yang gue cari selama
ini..klik lah pokoknyah..
Bagian favorit dari majalah
ini adalah c-says, sebuah artikel yang ditulis oleh Mba Chandra Widanarko, dan
Editor's note yang ditulis oleh Mba Emma Awaludin.. Artikel di dua part itu
juara banget.., ga berlebihan, sederhana, pas deh pokoknya..ga jarang,
inspirasi menulis datang setelah membaca tulisan-tulisan tersebut..contoh
sederhananya, tulisan gue sekarang ini
"It's not about having more, but wanting less..", judul
editor's note kali ini. Dari tulisan tersebut gue baru tau mba kalau Emma
resign..surprise banget, secara udah
beberapa bulan gue ga baca majalah itu, ya kan...??
Dijelasin ditulisan tersebut,
Mba Emma, yang sudah 17 tahun bekerja di dunia media, memutuskan untuk
beristirahat..sebuah alasan yang mendulang tanda tanya dari banyak pihak.. termasuk
gue sebagai pembaca setia tulisan-tulisannya. Meskipun begitu, semua orang
menghormati keputusannya tersebut..*beuh, gue nulis begini seolah-olah kenal
deket sama Mba Emma ya..padahalll .. Haha
Tiba-tiba, pikiran gue
melayang acak dan hinggap disuatu percakapan absurd dengan seorang sahabat,
"kadang, ada saat dimana kita harus keluar dari comfort zone, kemudian berdamai dengan diri sendiri, untuk
menemukan kembali the purpose of life
yang selama ini terabaikan (atau dikesampingkan) oleh rutinitas, tumpukan deadline, dan realita hidup
lainnya.."
Kenapa bisa mikir begitu..?
So, pikiran itu datang karena...
- Mba Emma sudah kerja 17 tahun, kariernya bukan sembarangan.. But she decided to left her comfort zone..why..? do not know exactly what is the reason, but i assume it as what i write before
- Gaji dia, di posisi sekarang ini udah pasti gede gila..but in the end it's not about how much salary that you have, it is about "a call from your heart" – apalagi coba yang membuat seseorang meninggalkan gaji besar itu selain...? Panggilan hati...??? – this is the second assumption, please understand that i’m a statistician, always use assumption in the case like this.. *ngomong apah sih ini...grrr
- Ga mungkin dia keluar begitu aja, meninggalkan semua ini hanya untuk istirahat..pasti ada something deep inside her heart yang membuat dia akhirnya memutuskan untuk berhenti..dan gue rasa, it's about redefining what is the purpose of life yang seringkali tergerus rutinitas dan realitas..
Itu semua asumsi gue doang
yang dipenuhi dengan rasa sok tahu tinggat tinggi..tapi, gue bisa ngerasain
itu..*if i really can feel it
Gue emang belum kerja 17
tahun..masih piyik bangett..Baru ngerasain kerja sekitar 5 tahun kurang 7 bulan
lagi. Tapi, gw mulai bisa merasakan
apa itu perang batin antara sesuatu yang namanya bersyukur sama hal lain yang
namanya mengejar cita-cita dikombinasikan dengan sesuatu lainnya lagi bernama
realita..it is too complicated to
explain, and sometimes this makes me want to escape .. Long long escape
Yap..pada akhirnya, ada suatu
masa dimana kita harus berhenti jalan, berputar arah, berdamai dengan keadaan,
untuk selanjutnya menentukan, "is it
the path that we want to go through..?"
Selamat hari rabu..
Start to think to leave the comfort zone
0 comments