Banyu
5:05 AM
Kamu itu unik kalau tidak
boleh disebut aneh.
Pertama, kamu senang
menyendiri. Tidak ada satu pun orang yang tahu kemana kamu pergi setiap makan
siang, bahkan teman yang duduk di sampingmu pun tidak pernah tau apakah kamu
sebenarnya makan siang atau tidak, yang jelas dia tidak pernah melihatmu makan
siang.
Kedua, kamu tidak pernah banyak
bicara, hanya tersenyum seadanya saat disapa, kemudian diam saja selama
bekerja, cenderung terlihat tidak bersemangat di pagi hari, dan baru terlihat
bugar di sore hari, saat di mana satu per satu orang mulai meninggalkan kubikal
mereka. Apa sebegitunya kamu menyukai kesendirian sampai-sampai semangatmu itu juga
baru akan muncul saat hanya ada kamu
sendiri dan udara? Pertanyaan itu pernah menggantung di kepala sebelumnya,
untungnya segera terjawab saat aku mendapati kamu bekerja dengan semangat
sambil mendengarkan berjibun playlist Iron Maiden, seakan lirik-lirik lagu heavy
metal band ini adalah jejampi yang membangunkan ruh dirimu yang tertidur
panjang karena lagu nina bobo yang diputar sepanjang hari dari kubikel sebelah.
Kamu mati kebosanan dengan lagu cinta yang mendayu-dayu.
Ketiga, kamu senang sekali
bergaya rock and roll di setiap saat, kecuali saat sedang ngantor. Pernah suatu
ketika ada acara kantor di pantai, di saat semua orang menggunakan pakaian
serba ringan dan nyaman, kamu malah datang dengan jeans ketat, dengan
robekan-robekan di sekitar lutut, sepatu (yang tidak ku tahu apa nama jenis
sepatunya, terlihat mirip boot tapi berbahan seperti Converse), kaos oblong
hitam bertuliskan Iron Maiden berwarna merah kontras, plus jaket jeans. Rock
and roll. Semua orang meledek habis-habisan. Dan kamu? Kamu melenggang ringan dengan
bebas, seolah ledekan itu serupa tiupan angin yang berhembus sesaat kemudian
menghilang. Hanya untuk dirasa sebentar, kemudian dilepaskan. Itu gaya original
kamu, dan untuk originalitas fashion ini, aku acungkan empat jempol. Kamu,
dengan caramu berpakaian, berhasil membuatku iri. Ya, ada yang bilang gaya berpakaian
menujukan seperti apa kepribadian seseorang. Aku selalu kebingungan dengan gaya
berpakaianku sendiri, dan sepertinya orang yang mengatakan pepatah tadi benar,
aku juga kebingungan dengan diriku sendiri.
Kita berdua tidak pernah
bicara banyak sebelum akhirnya dipertemukan dalam satu projek besar yang
menyita waktu kita berdua dari dunia luar. Projek ini mengurung kita di waktu
yang sama dan dalam jangka waktu yang lama. Dua bulan non-stop. Senin-Minggu,
kita selalu berdua, sepaket. Kurungan waktu inilah yang akhirnya membuatku perlahan
melihatmu dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Katalisanya adalah potongan
percakapan kita di suatu siang, di saat setumpuk deadline dan tekanan
meraung-raung minta diselesaikan. Waktu itu kamu mengajakku melarikan diri
sebentar dari projek, ke suatu tempat yang kamu sebut sebagai surga. Hidden
paradise. Dan memang benar, tempat itu adalah surga yang tersembunyi. Sangat
indah, tidak menyesal kita lembur sampai berhari-hari setelah pelarian yang
singkat itu. Ada sisi lain dirimu yang muncul saat itu, sisi yang kamu
sembunyikan dari dunia, yang pada akhirnya membuatku mulai belajar melihat
dirimu dengan cara pandang yang berbeda. Semuanya masih terekam dengan baik di
kepalaku, sampai dengan hari ini.
***
"Ini namanya hidden
paradise, Ra..", kata itu yang keluar dari mulutmu saat kita sampai
di tempat yang tidak pernah ku tahu ada di peta. Di saat aku mulai beradaptasi
dengan tempat ini, kamu malah melepas sepatu, menggulung celana dan lengan
kemeja, kemudian meninggalkanku sendirian di mobil dengan tanda tanya besar.
Kamu berlari-lari kecil gembira, persis anak kecil yang baru saja dipertemukan
dengan ibunya setelah berpisah lama. Sepuluh menit kemudian, aku baru tahu apa
yang sedang kamu lakukan.
Banyu yang kulihat saat itu,
Banyu yang berbeda. Sekelompok anak kecil berlarian di sungai, kamu ada
diantara mereka. Bermain air. Terlihat lepas dan bebas. Senyum itu melengkung
indah di wajah yang selama ini terlihat kaku. Ada aura berbeda yang keluar, dan
aura itu sangat menyenangkan.
Kamu melambaikan tangan dan
tersenyum, aku menikmati adegan manis yang terpampang saat itu.
"Mereka anak-anak panti
yang tinggal di atas sana, Ra..", kamu mulai bercerita tentang anak-anak
kecil yang bermain di sungai tadi, ada Andi si kribo yang ditinggal begitu saja
oleh orangtuanya saat masih merah, ada Salma gadis manis yang terbatas
pendengarannya, waktu kecil Salma terkena panas tinggi dan terlambat ditangani,
ada Binjai yang pemberani, Lukman sang pemimpin kelompok, dan juga Aras,
anggota terkecil. Kamu kemudian bercerita menemukan panti secara tidak sengaja,
dari perjalanan yang tidak disengaja.
"Kadang,
Ra, yang perlu lo lakuin cuma pergi kemanapun kata hati merujuk, tanpa pikir
panjang, tanpa mengkhawatirkan resiko dari perjalanan yang akan dilakuin..
Hanya berbekal keyakinan semua akan baik-baik saja, maka pergilahh..dan saat
itu, di sepanjang perjalanan, lo bakal nemuin beragam kejutan yang bikin kita
semakin kaya, kaya hati..", kamu terkekeh sesaat setelah mengucapkan
kalimat tersebut, itu kata-kata filosopis kamu yang pertama sejak beberapa
waktu terakhir kita bersama, dan kata-katamu itu memang benar. Kadang kita
terlalu ribet dengan segala ini itu dan melupakan kata hati.
Kamu terlihat menarik
nafas..menyerap sebanyak-banyaknya udara segar yang setiap waktu dikeluarkan
alam, menggantikan udara penat yang terselubung dalam dada. "It's been a
long long time ago..", kamu sedikit berteriak saat mengucapkan kalimat
tersebut.
"Lo kelihatan beda
banget, Banyu..bukan seperti Banyu yang terlihat selama ini.."
"Emang yang terlihat
selama ini gimana, Ra?"
"Iya, ada aura berbeda
yang keluar dari diri lo saat bermain dengan anak-anak tadi..anak band metal,
penggemar Iron Maiden, suka juga main sama anak kecil?", tanyaku sedikit
bercanda, dan kamu tertawa kecil
"Iya..anak-anak itu
punya kekuatan magis yang bisa menarik segala macam kepenatan, Ra.. Mungkin
karena mereka masih polos, kebaikan yang mereka sampaikan itu tulus..hal itu
yang membuat kita nyaman dan menjadi lepas seperti tadi.."
"Iya, lo bener..
Anak-anak itu punya kekuatan magis yang bisa menarik segala penat.."
"Mereka itu apa adanya,
Ra.. Sikap apa adanya itulah yang membuat semuanya jadi terlihat lebih mudah..
Banyak hal, yang apa adanya itu membuat gue lebih merasa lebih kecil dari
mereka, Ra..", kamu tertawa kecil lagi
"Ga nyangka aja, lo
seperti ini.. Lo terlihat berbeda, sepertinya ga ada jarak yang tercipta antara
lo dengan anak-anak tadi.. Beda banget dengan lo yang di kantor..", kamu
pun tersenyum mendengar pernyataanku barusan
"Gue ga bermaksud
membuat jarak dengan orang-orang kantor, Ra.. Cuma, kita ga bisa maksain diri
untuk mendekatkan diri dengan seseorang.. Gue lebih memilih menciptakan jarak
dibandingkan menjadi palsu.. Lo ngertilah maksud gue.."
"Ya, tapi ga ada
salahnya bukan palsu untuk sesuatu yang baik?"
"Semacam white lie gitu maksud
lo, Ra? Ga ada palsu yang baik meskipun untuk sesuatu yang baik.. Sama
halnya ga ada bohong yang baik meskipun untuk sesuatu yang putih sekalipun..
Gue lebih suka seperti yang apa adanya.. Hitam ya hitam, putih ya putih, tidak
perlu ada abu-abu yang membingungkan.."
Kamu melanjutkan, "yahh,
tapi gue ga akan menyalahkan mereka yang palsu untuk hal-hal baik, ataupun
white lie.. Hidup itu pilihan, Ra.. Dan gue lebih milih seperti ini..terserahh
orang mau bicara apa, This is my life dan seperti inilah hidup yang gue pilih..dan prinsip yang sama pun gue terapin buat orang lain"
to be continue
0 comments