Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Mulai 24
Juni 2019 kemarin, saya resmi on-maternity
leave sampai tiga bulan ke depan. Rasanya campur aduk, senang, sedih, haru,
harap-harap cemas dan segambreng rasa lain yang ngga bisa diutarakan.
Senang karena artinya semakin dekat waktu bertemu dengan
baby boy, yang menurut perkiraan dokter HPL di awal Juli 2019.
Sedih karena ternyata secinta itu (deuh pencitraan) sama apa
yang dikerjakan di kantor, jadi berasa ada yang hilang aja dari keseharian,
hehe. Selain itu juga sedih karena bakal lama pisah sama temen-temen kantor
yang sedikit banyak bikin hari jadi lebih berwarna, dan utamanya ngga bakal bisa jalan-jalan di kokas
sampe tiga bulan ke depan, hiks.
Haru karena begitu banyak doa yang mengalir ketika saya
pamitan untuk maternity leave kemarin.
Ngga kerasa perjalanan Sembilan bulan
mengandung akan mencapai garis akhir, dan akan menjadikan saya orang baru
dengan title “Ibu”. Ah, rasanya ngga
nyangka saya yang kemarin masih haha-hihi kemudian nangis Bombay galau karena
kesendirian, akan segera menjadi orang tua, mungkin ini yang disebut keajaiban
cinta. Tsah!
Harap-harap cemas menantikan gelombang kontraksi datang.
Meski sudah ikut senam hamil tiga kali, dan ketiganya diberikan penyuluhan soal
melahirkan, kontraksi, kontrol emosi, dan lainnya, tetap saja perasaan cemas
& takut itu menghantui. Mungkin karena itu juga, saya sekarang jadi
gatal-gatal alergi padahal sebelumnya baik-baik saja.
Well, entah kapan Baby ini akan lahir ke dunia. Doa saya agar
diberikan kebaikan, kesehatan, kesempurnaan, dan segala kebaikan untuknya,
untuk saya, untuk suami saya, untuk keluarga kami semua. Amin.