Senin, 24 Februari 2014
Pagi hari ini di kantor, hal
pertama yang gue lakuin bukannya buka laptop atau ngelakuin lalalili lainnya
untuk bersiap bekerja, tapi malah melipir ke kubikal teman di seberang sana,
demi melihat video musik yang artisnya adalah anak-anak band divisi partnership
distribution, divisi tempat gue bekerja dua tahun belakangan ini.
Jadi ceritanya, setiap tahun
di kantor diadakan kompetisi musik, dimana setiap divisi mengirimkan wakilnya
untuk berlomba. Meski bisa dibilang kompetisi sederhana, pesertanya keren2
punya. Dua tahun kebelakang, kompetisi musiknya itu mirip2 indonesian idol gitu
deh dan pesertanya ga kalah keren dibanding dengan artis-artis idol. Suerrr..
!!!
Taun ini format kompetisi
musiknya dibuat berbeda. Bukan ajang solo karier ala-ala idol tapi kompetisi
musik yang dibalut dalam bentuk akustik band. Dan taun ini juga, divisi gue
mengirimkan 1 perwakilan, sebuah hal yang jarang dilakukan sebenarnyaa. Bisa
dibilang, ini kali pertama divisi kami ikut serta aktif dalam kegiatan kantor,
biasanya kami hanya jadi penonton setia yang mendukung tim-tim lain berlomba. Hebatnya,
di kali pertama ikut lomba, band akustik divisi kami yang diberi nama level
15th band, masuk ke jajaran top 3. Salutttt..
Well, ditulisan kali ini, gue
bukannya pengen ngebahas tentang level 15th band yang masuk tiga besar, atau
hal-hal lain terkait dengan kompetisi. Ditulisan kali ini, gue ingin menuliskan
lagi bahwa, untuk bisa menyentuh hati, diperlukan hati.
So, what is the correlation
between music competition called unplugged with touching heart with heart?
Begini ceritanya.
Personil level 15th band itu
berasal dari tim yang berbeda dengan job desc yang juga berbeda. Ada yang
personilnya ngurusin budget, proposal, performance atau survei, ada yang
personilnya ngurusin training, ada juga yang personilnya ngurusin event,
marketing, dan colateral. Wajah-wajah stress menggelayut setiap saat mereka
berjibaku dengan kerjaan masing-masing. Muka berkerut dengan alis yang hampir
beradu atau rambut kusut seperti habis kena setrum, sering gue lihat selama kerja
bareng mereka. But heii, siapa sangka coba, saat manusia-manusia komputer
ini bertemu dengan gitar, saxophone, drum, ataupun bass bisa berubah menjadi
cowok-cowok kece dengan aura bintang yang mampu merebut perhatian siapapun...?
Ehem, ga ada yang sangka awalnya. Tapi saat melihat penampilan mereka (meski
hanya lewat video), aura itu terpancar kuat dari masing-masing orang. Gue bisa
ngeliat ada soul disetiap petikan gitar, groove yang asik dari setiap nada yang
terbentuk, ataupun goyangan2 spontan mengikuti musik yang terlihat sangat
keren. Salut...
"Gue tau kenapa lo semua
bisa begitu.. ", celetuk gue magrib tadi.
"Karena kalian semua
mainnya pake hati..karena disitulah jiwa-jiwa lo semua ada, ya kan mas?",
ceracau gue ke salah satu personil band yang udah gue anggep kakak sendiri itu.
Dia mah cuma senyam-senyum aja..tapii meski begitu, gue bisa ngeliat emang ada
yang beda saat mereka memegang alat musik..
Their passion is not related to
document, excel, or whatever they do now, their passion is the music that they
play now..dan mereka jadi terlihat keren karena mereka mainnya pake seluruh
jiwa, pake seluruh hati.. Meski cuman sementara karena harus kembali
bekerja (say hello to the reality), tapi kesenangan dan kepuasan itu tetap terus ada.. :)
Dan ingatan gue melayang acak
dan hinggap di salah satu tulisan adenita. Dia bilang, untuk bisa menyentuh
hati diperlukan "hati" dari setiap hal yang dilakukan, dan gue
setujuuuu banget dengan yang dia bilang.
Pertanyaannya adalah, kapan terakhir kali kita gue melakukan sesuatu
hal yang lo suka dengan hati? Dengan seluruh jiwa..? Kalau jawabannya belum, it's
time for us to pack up all the past dan mulai melakukan dengan hati..seluruh
jiwa..
Selamat hari senin..
and here is it, level 15th band :)
Source : Google |
a cup of hot chocolate and a bundle of Joy from your lovely family and friends are the best medicine to heal the wound...
Sometimes we forget about one thing...
We expect too much to others
and expecting too much to others make us feel more disappointed
when they are not like what we expect
and i did it a lot
A crazy stupid thing
I did it...
"Yours is yours..",
bos gue nyeletuk ringan seringan berat badannya saat melihat gue gelisah ga
karuan melihat keramaian yang ada di salah satu sudut kantor sedangkan gue
harus duduk manis mendengarkan brief lengkap tentang data olehnya yang akan
dipakai meeting hari ini (means that kejadiannya itu adalah hari Selasa
kemarin). Seperti biasa, gue ga ada wibawanya sekali di depan dia, tetep
cengangas-cengenges ga jelas meskipun materi yang dia minta ga becanda
ribetnya. Kepala gue udah muter berkali-kali ke arah keramaian itu karena
penasaran, "duhh ada apa di sanaa.., pengen ikutannn.., batin gue berteriak
lantang tapi sayang doi (bos) ga bisa denger teriakan ini, alhasil gue pun
menunduk lesu kembali melihat coretan-coretan analisis yang dia minta buat
bahan meeting itu.
Well hey, mungkin pada nanya,
"emang ada keramaian apa sih..?". Begini ceritanya.
Setiap tahunnya, sebagai
bentuk suka cita menyambut tahun baru cina, di kantor selalu diadakan angpao
day, hari dimana semua karyawan akan mencoba peruntungannya dengan mengambil
angpao2 yang ada di dalam kotak tertutup dengan nilai rupiah beragam. Nilai
rupiahnya sih ga gede2 amat ya, mulai dari 15rb - 200rb, tapi keseruan saat
lucky draw berlangsung itulah yang menarik.. Semua orang seseruan bareng,
tertawa bareng, ceng-ceng-an barengan, hepi deh pokoknya.. Momen itu yang
sebenernya ga pengen gue lewatin, tapi apa daya, tugas memanggil. Saat itu, gue
cuma bisa menatap nanar ke arah kertas A4 yang sudah dipenuhi grafik dan angka
yang membuat gue mual-mual sehari setelahnya.
Tanpa disangka, bos gue
(sebut saja dia mawar), nyeletuk begini (dengan logat english malaysia
chinanya), "eh, apa ituhh..?"
"Lucky draw, Pak..
Angpao Day..", dengan semangat empat lima gue menjawab pertanyaannya,
berharap dia bilang, "go there and take your angpao, let's continues to discuss
after that..!!".. Namunnn, harapan tinggal harapan, dia melanjutkan
kembali briefingnya. #ngenes.. Nyeletuklah gue akhirnya seperti ini, "seru
banget pak, takut kehabisan yang gedenya..".. And guess what, bos gue ini
ketawa dan nyeletuk, "calm dini, yours is yours, don't worry.. It will be
yours when it yours..!!!"
Sesaat semua jadi slow motion
gitu.. #lebay memang, tapi beneran ada efek slow motion di kepala gue. Jedarrrrr...!!!
Rasa2nya, celetukan dia itu tepat banget, kena di hati.. Dan rasa2nya,
celetukan itu bikin konsentrasi gue buyar karena apa yang baru dia bilang itu
langsung terkoneksi ke berbagai peristiwa yang terjadi belakangan ini.
"Yours is yours,
Dini..!!", kalimat itu berulang2 terucap di kepala dan membuat gue malu
sendiri. Pernah suatu ketika gue merasa galau luar biasa memikirkan dia (ehem),
yang datang dan pergi sesuka hati, persis commuter yang hobinya php-in gue
setiap harinya. Sebentar datang, sebentar pergi, bikin ngarep kemudian
menghilang lagi. Kadang (sering), gue nunggu2 kapan dia itu datang
lagi..semakin sering menunggu, semakin sering berharap, semakin sering kecewa.
Please note that dia disini bisa me-refer ke berbagai hal ya, tidak spesifik ke
satu hal yang mungkin sedang ngegantung dipikiran kalian.
Dannnn...
Seperti panas setahun yang
disiram hujan sehari, bara-bara #ngarep itu mulai sedikit memadam.. Klo
sesuatu/seseorang itu akan jadi milik kita, ya pasti akan jadi milik kita.. No
matter how hard or how far it is, pasti ada jalannya. So, don't worry be
happy.. It's easy to say or to write something nice like this, but trust me, it's
so hard to do.., meski begitu semoga dengan semakin sering mengingatkan diri
sendiri bahwa rezeki/jodoh/dsb itu ga akan pernah tertukar, jiwa2 ini akan
menjadi lebih ringan, dan siap menerima apapun yang pada hakikatnya menjadi
milik kita, dan melapangkan semua hal yang memang harus pergi karena memang
bukan untuk kita.. Thanks bos for your very simple spontan word but it means a
lot for me.. *lg belajar bahasa inggris ceritanya..
Same like the old days, I'm
not a person who lucky in the draw like this..
15,000 is mine.. :)
I love this song at the 1st hear..
and I love more and more after read the lyrics
touch my heart deeply,
and the music suddenly make my body swinging a long..
and i love to share this song to all of you
wish that you can feel the soul in every lyrics
and feel the happiness when hear the sound
Here it is..
93 Million Miles from Jason Mraz
and I love more and more after read the lyrics
touch my heart deeply,
and the music suddenly make my body swinging a long..
and i love to share this song to all of you
wish that you can feel the soul in every lyrics
and feel the happiness when hear the sound
Here it is..
93 Million Miles from Jason Mraz
You can see that your home’s inside of you.
Sore ini, saya berkunjung ke notes milik ka daus, notes kakak kelas yang super duper keren (pelissss ka daus kalo suatu saat baca tulisan ini jangan ge-er), salah satu kakak yang menginspirasi saya dan teman-teman lainnya untuk terus menulis no matter how hard it is... ehem. Dia mempunyai gaya tulisan yang unik dan yang jelas jauh lebih keren dari tulisan acak yang ada di blog saya ini. Satu hal yang paling saya suka dari tulisan-tulisannya itu adalah dia selalu berhasil menyelipkan pesan moral yang membuat kita semakin menyadari bahwa Tidak ada hal sekecil apapun yang luput dariNya tanpa sedikitpun kesan menggurui (which is itu susahh lohh), semuanya ngalir begitu aja dan menggiring pembacanya pada satu titik yang membuat kepala manggut-manggut tanda setuju, dan hati yang kemudian menjadi malu... saluttt...!!!! Dan ditulisannya kali ini, dia menulis ini ----> Masak Aer...Biar Mateng (FYI, ini ga ada kaitannya sama sekali dengan program tivi yang sedang booming itu lohh, sueerrr)...
Tulisannya kali ini kenaaa banget dengan kondisi hati yang sedang kacau balau bak baru saja kena angin ribut. Pass banget.. terima kasih sudah ditag di tulisannya ya ka dauss :)
dan satu komentar yang membuat strike di hati saya adalah komentar berikut "Thank you. Another awesome note. I just realized sometime to make a change, we need others".. Saya ulang lagi ya (dalam bahasa Indonesia), kadang untuk membuat sebuah perubahan, kita membutuhkan orang lain...cakepp banget... passs banget dengan pengalaman saya dua hari belakangan ini.
Yess, seringnyakita saya menilai diri sendiri sudah baik, sudah begini, sudah begitu, dan segambreng opini lain yang dibentuk oleh pemikiran sendiri, which is ga salah juga sih, karena yang tahu diri kita sendiri ya cuma kita sendiri. Cuman terkadang, opini yang terbentuk oleh diri pribadi tidak selalu sama dengan opini yang dibentuk oleh orang lain tentang diri kita. Paling gampangnya oleh keluarga. Mereka punya penilaian sendiri mengenai diri kita yang kesemuanya itu adalah hasil akumulasi interaksi dan observasi atas sikap/perilaku/tutur kata kita (duhh ribet yah). Intinya mah begitu. Kita bisa saja lalai/khilaf/salah dan semuanya itu luput dari kesadaran pribadi sehingga ga masuk tuh dalam daftar opini yang dibentuk oleh diri sendiri. Nahhh, kalau kelamaan luput, mungkin kita akan terperosok semakin jauh dengan kenarsisan yang luar biasa (maksudnya ngerasa udah jadi pribadi yang baik padahal mahhhh belum gituh...). Dan disaat kita udah kelampau asyik, ga bisa lagi tuh yang namanya ingin berubah menjadi lebih baik. That's whyyy, kita butuh orang lain untuk mau mengingatkan (mengingatkan yah, bukan menjatuhkan). Jadi bersyukurlah kita yang masih memiliki orang-orang yang sayang dan mau mengingatkan kita supaya bisa berubah menjadi lebih baik. *sungguh ga bermaksud menggurui, ini hanya tulisan acak yang keluar begitu saja sesaat setelah membaca komentar tersebut
Dan saya semakin mengerti, kenapa manusia disebut makhluk sosial yang ga bisa hidup sendiri... kenapa cobaaa? ya, memang ga bisa aja hidup sendiri.. terlalu angkuh mereka-mereka yang merasa mampu hidup sendiri tanpa butuh orang lain.. terlalu narsis mereka yang merasa ga perlu mendengarkan input-input yang membangun dari orang-orang terdekatnya... terlalu kasian mereka yang sampai sekarang ga punya teman berbagi senang dan sedih, apalagi saling mengingatkan... dan beruntunglah mereka yang dilimpahi kasih sayang dari banyak orang dan selalu diingatkan dalam kebaikan....
Terima kasih teman-teman :)
Love you all
*dadah-dadah ala miss universe
Tulisannya kali ini kenaaa banget dengan kondisi hati yang sedang kacau balau bak baru saja kena angin ribut. Pass banget.. terima kasih sudah ditag di tulisannya ya ka dauss :)
dan satu komentar yang membuat strike di hati saya adalah komentar berikut "Thank you. Another awesome note. I just realized sometime to make a change, we need others".. Saya ulang lagi ya (dalam bahasa Indonesia), kadang untuk membuat sebuah perubahan, kita membutuhkan orang lain...cakepp banget... passs banget dengan pengalaman saya dua hari belakangan ini.
Yess, seringnya
Dan saya semakin mengerti, kenapa manusia disebut makhluk sosial yang ga bisa hidup sendiri... kenapa cobaaa? ya, memang ga bisa aja hidup sendiri.. terlalu angkuh mereka-mereka yang merasa mampu hidup sendiri tanpa butuh orang lain.. terlalu narsis mereka yang merasa ga perlu mendengarkan input-input yang membangun dari orang-orang terdekatnya... terlalu kasian mereka yang sampai sekarang ga punya teman berbagi senang dan sedih, apalagi saling mengingatkan... dan beruntunglah mereka yang dilimpahi kasih sayang dari banyak orang dan selalu diingatkan dalam kebaikan....
Terima kasih teman-teman :)
Love you all
*dadah-dadah ala miss universe
"I'm on searching mode...", teman
saya menuliskan kalimat itu di salah satu tulisannya. Entah kenapa, saya sukaa
sekali dengan kalimat itu, mungkin karena saat ini saya masih dalam mode yang
sama dengan dia. Teman saya ini masih
mencari apa yang sebenarnya ingin dia lakukan selepas kuliahnya di Jerman sana,
apakah kembali ke Indonesia dan terperangkap dalam rutinitas harian yang
membuat diri jengah, atau mengikuti kemanapun kakinya melangkah di luar
indonesia, hal yang memang dia cita-citakan sejak lama meski untuk mewujudkan mimpinya ini ada banyak hal lainnya yang harus dikorbankan, salah satunya adalah keluarganya sendiri. Yah, hidup itu isinya kan serangkaian pilihan yang selalu sepaket dengan konsekuensinya, menerima hidup berarti menerima kenyataan bahwa kita ga bisa ga memilih dan tentunya ga bisa ga menerima konsekuensi dari setiap pilihan tersebut. Ribet ya, tapi intinya begitulah ya...Buat teman baik saya ini, doa yang terbaik untuknya. Biarkan waktu yang menggiring kemana langkah kaki itu akhirnya berlabuh. Ehem...
Berkaca pada diri sendiri,
I'm on searching mode too (pliss jangan mikir klo yang dicari adalah Mr.Right meskipun memang saat ini saya sedang mencari Mr.Right, dalam konteks ini bukan mencari yang seperti itu yang dimaksud :p...!!). Sebuah pencarian jati diri yang sepertinya telatnya
ga karuan. Di bilang telat karena seharusnya hal ini tidak lagi terjadi pada
orang yang umurnya dua puluh enam tahun. Kemana aja lo kemaren-kemaren, Din? *my
devils said
Dulu, semasa kuliah, saya
punya satu tujuan yang bisa dibilang tujuan inilah yang membuat dunia kuliah
terasa sangat menyengkan, penuh tantangan. Tujuan saya waktu itu adalah lulus
secepat mungkin dengan hasil yang baik dengan alasan utama : semakin cepat
lulus, semakin cepat beban orangtua untuk membayar biaya kuliah terangkat, dan
semakin cepat lulus artinya semakin cepat saya mempunyai uang sendiri (read :
bekerja). Dulu, tujuan itulah yang membuat saya bersemangat menempuh jarak
cibinong-dramaga setiap hari, lima hari dalam seminggu, empat jam bolak-balik.
Tujuan itulah yang membuat saya berdiri dengan tegak diantara banyaknya tekanan
angin yang bisa dengan mudah menerbangkan tubuh kurus saya (dulu gue kurus
lohhh #mahapenting), yang mampu membuatnya terpelanting ga karuan. Tujuannn itulah yang
akhirnya membawa saya ke hari ini. #tsah
And you got what am I searching for, weren't you?
Yes...
It Is a Destiny..
Tujuan....
Realita hidup, rutinitas,
perlahan menggerus kata hati. Cieee.. Dan harus diakui bahwa sekarang yang
dicari adalah tujuan hidup selanjutnya apa...bukan berarti tujuan hidup itu
tidak ada, tujuan itu ada tapi dia tersembunyi dibalik endapan hati yang
terbentuk oleh realita hidup, rutinitas, dan hal-hal lain yang luput dari
pandangan. Dan yang dibutuhkan saat ini adalah memunculkan kembali tujuan yang
tersembunyi itu.
Kadang yang dibutuhkan untuk bisa kembali memunculkan hal-hal yang tersembunyi itu adalah jujur sama diri sendiri, dan tidak lupa menurunkan ego yang membuat kita ga bisa melihat dengan jernih apa yang sebenarnya sedang dicari. Kadang, semuanya menjadi berseliweran ga jelas karena ego yang terlampau tinggi... dan kadang lagiii, hati kita dipaksa mengikuti ego tersebut, jadinya ya begini... dan kadang, its so hard to implement what i write here, bebbb *garuk-garuk aspal
Welll.... tullisan random ini masih belum selesai karena sampai sekarang saya belum tahu bagaimana menyelesaikannya... Belum nemu key pointnya, so let me think before complete this random talk
to be continue