And thank you Allah for blessing me in every breath that I take.. Ada beberapa hal yang membuat gue mau ga mau dipaksa untuk mulai berpikir serius, bukan sekedar asal berpikir yang hasilnya juga asal-asalan. Berpikir tentang satu hal yang bisa gue bilang the most important thing in our life. The question is, "what are you looking for in this life?" Sebenernya ini...
apapun pekerjaan kita, tanggung jawabnya itu horizontal dan vertikal - Indro Warkop
dua minggu yang lalu, gue dapet kesempatan untuk training di kantor regional yang ada di Hongkong (deuhhh, sombong, hehe..). Training ini pesertanya dari tiga negara, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Pembicaranya tentu saja mereka-mereka yang handal dalam bidang modelling (please don't imagine that kind of modelling, it's not something like that). Para Trainer itu semua berada di bawah divisi Customer Intelegent Kantor Regional.
Yang mau gue ceritain di sini bukan tentang materi apa aja yang mereka sampein ke kita saat itu, juga bukan tentang formula apa saja yang diperlukan untuk menemukan "Smartleads" untuk kegiatan bisnis, apalagi tentang pengalaman jalan-jalan selama di sana (karena emang ga ada waktu sama sekali buat jalan-jalan), tapi tentang satu orang peserta yang membuat gue berdecak kagum melihat dia (yang notabene usianya sama dengan gue) mempresentasikan "Her New Baby", sebutannya untuk projek yang sedang dia pegang saat ini, dan membuat gue malu sendiri, "Sudahkah gue menganggap apa yang gue kerjakan di kantor, termasuk projek-projek yang saat ini gue pegang sebagai sebuah karya? ataukah hanya menganggap semuanya itu sebagai tanggung jawab yang harus diselesaikan saja, that's it?"
Namanya Vy, asalnya dari Vietnam. Jangan tanya nama panjangnya karena selain susah diketik, namanya susah dilafalkan. Dia ada di bawah divisi Business Intelegent Unit dan saat ini sedang memegang sebuah projek berkaitan dengan Smartleads di Negaranya. Di hari ketiga training, dia share kepada kami semua tentang pengalamannya dalam projek tersebut, dimulai dari awal sampai saat ini projek tersebut diimplementasikan. Gue ga akan menceritakan hal-hal teknis yang membuat dahi berkerut karena jujur gue juga ga terlalu inget dengan semua detail yang dia sampaikan. Cuma ada satu hal yang gue inget sampai saat ini dan menimbulkan tanya dalam diri ini, ehem. Dia bilang begini, "This project is My New Baby, and I'm so nervous today because we are still waiting for the result..."
Perumpamaannya terhadap projek sebagai "New Baby" membuat gue berpikir acak dan nyangkut di pikiran seperti ini, "keren nih orang, dia menganggap projek yang dikerjakannnya saat ini sebagai sebuah hal berharga, dia berperan sebagai ibu yang melahirkan "Bayinya", yang secara alamiah merasa bertanggung jawab atas perkembangan bayi itu dari hari ke hari...", dan tiba-tiba gue kembali berpikir acak.
Rasa-rasanya gue ga menempatkan diri gue sebagai seorang "Ibu" saat menjalankan pekerjaan/projek di kantor. Rasa-rasanya gue ga menganggap pekerjaan kantor/projek sebagai karya. Sepertinya gue menganggap semua yang gue kerjakan di kantor sebagai tanggung jawab yang harus diselesaikan saja, that's it. Dan tiba-tiba gue ngerasa malu, pikiran gue kok dangkal banget yahh...
Emang betul, pekerjaan/projek di kantor adalah tanggung jawab yang harus diselesaikan, tapi bukan cuma urusan menyelesaikan tanggung jawab, tetapi bagaimana memantain tanggung jawab tersebut, bagaimana "merawat" dan meningkatkan kualitas dari "produk-produk" yang dihasilkan di bangku kantor selama berjam-jam, lima hari setiap minggunya. dan lebih dari itu, pandangan gue terhadap pekerjaan kantor masih seputaran tanggung jawab yang harus diselesaikan sungguh sangat dangkal, padahal apa yang gue hasilkan berjam-jam di bangku kantor itu ibarat produk/hasil karya yang sudah semestinya dibuat dengan sebaik mungkin, dirawat, dan dijaga. Produk tersebut ibarat simbol eksistensi kita di dunia ini.
Pikiran acak itu terus menggantung dalam benak gue...dan gue pun merasa malu.
Memang benar, apa yang saat ini gue jalanin di kantor bukanlah hal yang benar-benar ingin gue kerjakan. Pekerjaan saat ini bukanlah pekerjaan impian. Tapi, pekerjaan yang ada saat ini adalah sesuatu yang memberikan gue penghidupan selama beberapa tahun belakangan. dan sudah seharusnya gue mengerjakan hal tersebut dengan sebaik-baiknya. Karena pada akhirnya, tanggung jawab, amanah, yang dikemas dalam bentuk sebuah Pekerjaan/Profesi merupakan titipan dariNya, dan pertanggungjawabannya bukan cuma kepada bos ataupun perusahaan, tetapi juga kepada Allah SWT. Dan hasil karya itu bukan selalu berbentuk audio/visual seperti musik, film, buku, tapi report-report yang kita keluarkan itu juga sebuah karya yang sudah sepatutnya dari diri sendiri mengapresiasinya, sebaik mungkin.
Well, pikiran gue terlalu acak, sampai-sampai tulisan ini menjadi acak-acakan... meskipun begitu, semoga apa yang menggantung acak dalam pikiran gue ini pelan-pelan bisa memberikan energi baru untuk terus berkarya dengan sebaik mungkin :)
Selamat berkarya, 8 Jam per hari, 5 Hari setiap Minggu, terlalu berharga untuk disia-siakan dengan pikiran2 dangkal :)
dan setelah libur hampir seminggu, waktu yang dinanti pun tiba (ngumpet di balik selimut...) Senin, kembali menjadi nightmare buat sebagian orang, salah satunya buat gue. Yapppp, Senin besok, 12 Agustus 2013, setelah dua minggu terakhir bisa dibilang ga ada di kantor (seminggu pertama karena training, seminggu kedua karena libur lebaran), akhirnya Senin besok masuk lagi. Say hello to the reality. Kemarin, seorang teman...
Ini bukan soal memenangkan sebuah pertandingan, tapi ini soal bangkit setelah jatuh (seperti apapun itu jatuhnya), sebuah simbol perjuangan yang pantang menyerah Minggu, 11 Agustus 2013 Setelah lama absen menonton pertandingan Bulu Tangkis, akhirnya hari ini kesempatan untuk menonton itu datang juga. Lewat informasi dari twitter, gue baru tahu kalau hari ini adalah final kejuaraan dunia bulu tangkis yang perhelatannya diadakan di Guangzhou,...